chapter 3

32.6K 2.5K 121
                                    

Typo bertebaran ⚠️

"Aku tanpamu bagaikan ambulans tanpa wiu wiu"

---------------------------------------------------

Mata indah itu perlahan terbuka, bau obat obatan langsung tercium dihidungnya ketika pertama kali sadar. Tanpa perlu dijelaskan lagi pemuda itu tau bahwa ia sedang berada di rumah sakit.

"Enghh..arghh aduh" Lenguhan dan ringisan kecil keluar dari bibir munginya.

Pemuda itu menetralkan penglihatannya yang masih kabur. Ia bangun perlahan karena tubuhnya yang terasa remuk.

"Aduh beneran nih gue nggak jadi beli cilok?" Ucapnya dengan nada pelan.

"Kok suara gue beda ya, biasanya rada cempreng ini kok lembut kaya malaikat pencabut nyawa" ujar pemuda itu pelan sambil memegangi kepalanya.

"Apa gara-gara gue ketabrak becak tadi jadi suaranya berubah kaya bidadari gitu?" Tanya nya pada diri sendiri.

Fokusnya teralihkan ketika pintu rawat itu dibuka dari luar menampilkan pria yang berusia sekitar 30an disana dengan memakai jas putih khas dokter.
Tapi yang jadi fokusnya adalah...dia sungguh sangat tampan!

'Wow surga dunia! tampan sekali bestie, kayanya sugar daddy nih!boleh kali ya jadi sugar babynya, lumayan bisa morotin' Gumam pemuda itu dalam hati sambil terus mengagumi laki laki itu

"Tuan muda anda sudah sadar!?" Tanya dokter itu terkejut dengan raut wajah bahagia.

"Belum dok saya belum sadar" ujar pemuda itu kesal
"Udah tau mata saya melek gini berarti sadarlah pake ditanya segala"Lanjutnya
"Ganteng sih tapi lemot" Cibir pemuda itu pelan

Sedangkan dokter itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal ketika mendengar ucapan pemuda di depannya ini. Rada nyelekit ya:)

"Baiklah tuan muda saya akan memeriksa keadaan anda terlebih dahulu" Ucap dokter dengan ramah.

"Apa saya boleh pulang dokter emm...?"

"Varo, tuan muda" potong dokter Varo dan di angguki oleh pemuda itu.

"Nah iya, dokter Varo yang ganteng boleh nggak gue pulang sekarang"pinta pemuda itu

"Tapi tuan-"

BRAK

"Sayang!!"Ucapan Varo terpotong saat pintu dibuka secara tidak sabaran dan memperlihatkan tiga manusia yang berbeda lawan jenis.

"Aduh tante pelan-pelan bukanya,liat tuh engselnya mau copot" tegur salah satu orang yang juga baru masuk

"Eh! ada dokter Varo" Kaget wanita paru baya tapi masih awet muda itu sambil tersenyum kikuk.

Ketiga orang tadi langsung berlari ke arah pemuda yang sedang berbaring di atas brankar dengan menatap heran kepada mereka semua.

"Sayang gimana kabar kamu?ada yang sakit? lama banget kamu sadarnya,bunda kangen tau" ujar wanita yang tadi membuka pintu dengan tak sabaran itu sambil memeluknya dengan erat.

"B-Bunda?" Beo pemuda itu heran.

"Ayah kangen kamu sayang, akhirnya kamu siuman juga" Ucap pria yang disebut sebagai ayah itu, sambil mengusap pelan kepalanya yang di perban dengan sayang.

"Gue kangen banget sama lo sumpah! Lama banget sih sadarnya, gue kesepian tau. masa tega banget lo ninggalin sahabat lo yang ganteng kece paripurna ini"

"Kalian siapa? k-kenapa kalian kenal sama gue sedangkan gue nggak?" Senyum di bibir mereka langsung luntur ketika pertanyaan itu keluar. Pemuda itu bingung dan menatap satu persatu wajah di sana.

ARYUGA [BL] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang