3. Tipe Ideal

327 38 0
                                    

Nara baru saja membuka es krim coklat kesukaannya dan duduk di salah satu bangku kantin. Makan es krim di siang hari seperti ini memang paling enak. Ditambah coklat didalam es krim yang lumer, membuat Nara sangat menikmatinya. Tiba-tiba Sheila berlari ke arahnya.

"Nar! Ayo ke kelas! Kata Dinda, episode terbaru drama kesukaan lo udah tayang! Dinda mau nonton pake proyektor di kelas! Mumpung abis ini jamkos!" Nara terdiam, masih berusaha mencerna kata-kata Sheila. Setelah sadar sepenuhnya, ia pun berlari mengikuti Sheila.

Jarak kantin dengan kelas yang lumayan jauh membuat Nara harus melewati beberapa kelas dahulu. Es krim Nara yang sudah mulai cair, menetes disetiap koridor kelas yang ia lewati. Nara tidak peduli akan hal itu. Baginya fokusnya detik ini adalah menonton drama Korea kesukaannya itu.

Bughh

Nara tidak sengaja menabrak seseorang saat ia sedang berlari. Es krim coklat yang ia pegang tadi, melebur semuanya ke seragam orang yang ia tabrak. Nara kemudian mendongakan kepala untuk melihat wajah orang yang ia tabrak.

"Lo?!" Bintang mendengus kasar. Wajah Nara berubah jadi panik. Nara sama sekali tidak ada niat membalas perlakuan Bintang tempo hari. Kejadian ini benar-benar tidak disengaja. Kenapa dari sekian banyak murid SMA Angkasa, harus Bintang yang ia tabrak?

"Sorry-sorry gue gak sengaja," ucap Nara gelisah.

"Seragam gue berubah warna jadi coklat gara-gara lo!" Teriakan Bintang cukup membuat orang di sekitar mereka kini melihat ke arah mereka.

"G-gue bakal bantu b-bersihin!" Nara reflek mengambil tisu dari saku roknya, dan berinisiatif membersihkan bagian kemeja Bintang yang kotor. Namun, tangan Nara ditepis ringan oleh Bintang. 

"Gak usah. Gue gak butuh!" ucap Bintang dingin.

Bintang lalu membalikkan badan, dan meraih ponselnya dari saku celana. Terlihat ingin menelpon seseorang, tapi seseorang yang ditelpon itu tidak kunjung menjawab. "Nathan sialan!" umpat Bintang. Nara yang masih berada di tempat, terus memperhatikan Bintang. Sampai ia tahu sekarang harus membantu apa untuk Bintang.

"Gue harus cari yang namanya Nathan. Pasti dia sekelas sama Bintang kan?" batin Nara. Nara langsung mengirim pesan pada Raina, menanyakan dimana kelas Bintang. Raina pun langsung menjawab, ternyata kelas Bintang di IPA 8. Nara berjalan cukup cepat menuju IPA 8. 

Di depan koridor IPA 8 ada sekitar lima laki-laki sedang duduk santai sembari mengobrol. Dua diantaranya berdiri, tapi masih ikut ke dalam obrolan. Nara sebenarnya cukup bingung, karena ia tidak tahu Nathan yang mana. Tapi akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya, demi rasa bersalahnya pada Bintang.

"Permisi, ada yang namanya Nathan?" tanya Nara dengan nada cukup keras. Sengaja, agar terdengar oleh ke tujuh laki-laki itu. Semuanya pun menengok ke arah Nara.

"Gue Nathan!" jawab salah satu laki-laki.

"Bohong dia! Gue Nathan!" sahut laki-laki lainnya.

"Gak-gak! Gue yang Nathan!" sahut laki-laki paling ujung, langsung berdiri.

"Dah pada sinting lo pada?! Sejak kapan Nathan ada banyak?! Nathan itu cuma satu, yaitu gue!" ujar Nathan yang asli dengan percaya diri. Ia kemudian langsung menghampiri Nara. Bertanya, mengapa Nara mencari dirinya. Nara lalu menjelaskan, kalau Bintang sepertinya menelpon Nathan, tapi Nathan tidak menjawabnya. Mungkin karena ponsel Nathan nada senyap. Nathan membaca pesan yang dikirimkan oleh Bintang.

"Gue punya ide," batin Nathan seraya tersenyum mencurigakan karena tengah merencanakan sesuatu.

"Lo tunggu sini ya!" Ucap Nathan pada Nara. Nathan kemudian masuk ke kelas. Tak lama, ia keluar membawa kaos berwarna hitam yang terlipat rapih, dan menyerahkannya pada Nara. "Nih baju gantinya Bintang. Katanya harus lo yang anter, sebagai tanda permintaan maaf juga. Bintang ada di wc cowok sebelah IPA 4." Jelas Nathan. 

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang