30. Tentang Tanggungjawab

217 39 2
                                    

Hari ini menjadi hari terakhir The Girls Gang menginap di apartemen Nara. Mereka sekarang sedang pergi ke supermarket untuk membeli beberapa camilan. Camilan yang akan dimakan untuk di perjalanan. Nara memilih untuk berdiam diri di apartemen. Memasak makanan untuk para sahabatnya itu sebelum pergi.

"Gue masak makanan kesukaan mereka deh!" monolog Nara seraya memakai celemek barunya yang berwarna abu-abu terang.

Nara berniat memasak cumi asam manis untuk Acher, salad buah dan sayur untuk Raina dan tenderloin steak untuk Sky. Memang dari kecil, Nara dan kakaknya sudah diajarkan memasak oleh mendiang mamahnya. Memasak adalah suatu kebutuhan saat tinggal sendiri. Tidak mungkin Nara terus memesan makanan.

Tingg tongg tingg tongg

"Eh? Kok mereka pencet bel? Kok gak langsung masuk?" monolog Nara saat terdengar bunyi bel unit apartemen.

Nara mengira itu adalah para sahabatnya. Namun, yang aneh, kenapa mereka tidak langsung masuk saja dan malah memencet bel. Nara berjalan perlahan. Membukakan pintu untuk mereka.

"B-bintang?" Nara mengerjap kaget. Mendapati sosok yang berpenampilan berbeda dari biasanya. Ia memakai kemeja berwarna hitam dengan kaos putih di dalamnya. Tidak memakai jaket Black Lion seperti biasanya. Jika biasanya Bintang terlihat seperti badboy, kali ini ia terlihat seperti softboy.

 Jika biasanya Bintang terlihat seperti badboy, kali ini ia terlihat seperti softboy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang tidak langsung merespon. Ia terlalu terpana dengan pesona Nara. Nara tak sadar kalau dirinya masih memakai setelan memasak. Rambutnya dikepang dua dengan celemek barunya yang berwarna abu-abu terang.

"Hachihhhh" Bintang bersin beberapa kali.

"Eh di luar dingin ya? Sini masuk!" titah Nara, menyuruh Bintang untuk masuk dan mempersilahkan untuk duduk di sofa ruang tamunya.

Bintang duduk di sofa empuk berwarna merah muda tersebut. Mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Apartemennya sangat rapih bagi orang yang tinggal sendiri. Tidak seperti apartemen Bintang. Yang hanya rapih seminggu sekali.

Kalau ditanya, darimana Bintang tahu alamat rumah Nara, Bintang memberanikan diri bertanya pada Sheila. Ini semua karena perintah Hana. Hana menyuruh Bintang untuk mengantarkan makanan pada Nara. Sejujurnya dalam lubuk hati Bintang juga senang, ia jadi mengetahui alamat Nara dan bisa mengunjungi Nara kapan saja.

Awalnya Bintang sedikit gugup untuk menyambangi apartemen Nara. Merasa tidak memiliki value apa-apa, jika harus bertemu dengan orangtua Nara. Namun, saat Sheila bercerita Nara tinggal sendiri, itu cukup membuat Bintang bisa sedikit bernafas lega. Dan akhirnya sampailah ia disini. 

Pandangan Nara fokus pada kantung mata Bintang yang menghitam. Raut wajah Bintang juga terlihat seperti yang kelelahan. Padahal hari ini kan hari libur. Kenapa Bintang terlihat habis begadang dan tidak istirahat lebih lama?

"Lo abis begadang?"

"Iya. Keliatan banget emang? Gue abis jagain oma. Gak tau, tiba-tiba gak bisa tidur aja. Terus pengen jagain oma," ungkap Bintang. 

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang