34. Kisah Bintang

188 31 1
                                    

Baru saja pulang sekolah dan berganti pakaian, ponsel Nara berdering. Ada nomor tidak dikenal yang menelponnya. Ternyata, Hana yang menelponnya. Hana mengajak Nara untuk menghadiri perayaan ulang tahun Cio hari ini. Perayaannya bertepatan dengan makan malam. Kebetulan Hana, Ranti dan Bunga sedang menyiapkan kue ulang tahun dan makanan lainnya. Hana mengajak Nara untuk bergabung.

Setelah menutup telpon, Nara kembali mengganti pakaiannya. Ia memakai baju yang paling bagus, tapi tetap sopan. Tak lupa ia berdandan dan menyatok rambutnya. Nara terlalu antusias. Setelah sekian lama, akhirnya ia bisa merayakan ulangtahun seseorang. Selain itu, ia senang karena pasti akan ada Bintang di sana.

Memakan waktu hampir satu jam, akhirnya Nara selesai untuk memoles penampilannya. Ia kemudian memasukkan hal-hal yang sekiranya ia butuhkan ke dalam tas. Juga dompet dan ponselnya. Setelah itu, ia mengambil jaket dan kunci Gizmo. Ia segera turun dan berangkat ke rumah Hana.

Sampai di kediaman rumah Hana, terlihat beberapa anak sedang menghias halaman dengan dibantu oleh Bunga. Bunga yang menyambut kedatangan Nara, lalu menyuruh Nara untuk langsung ke dapur. Di sana ada Hana dan Ranti yang sudah menunggu, katanya. Namun, Nara tidak melihat tanda-tanda keberadaan Bintang di sana.

Begitu bertemu dengan Hana dan Ranti, Nara langsung mencium tangan mereka. "Maaf ya, kamu jadi repot-repot kesini," ucap Hana.

Nara menggeleng. "Gak kok, Oma. Nara malah seneng diajak kesini. Nara seneng bisa ada di tengah-tengah kalian," ungkap Nara.

Setelah memasukkan adonan kue ke oven, Nara, Hana dan Ranti kini beralih untuk mempersiapkan makanan lainnya. Bintang dan teman-temannya sedang di perjalanan membawa dekorasi ulang tahun, ucap Hana. Itu karena Hana melihat Nara seperti sedang mencari-cari seseorang. Siapa lagi yang Nara cari kalau bukan Bintang.

"Emmm, Nar... Seperti kamu harus dengar masa lalu Bintang, karena kamu udah jadi temannya Bintang. Oma harap setelah mendengar cerita ini, kamu masih mau berteman dengan Bintang," ucap Hana tiba-tiba. 

Nara mendelik kaget. Kenapa Hana tiba-tiba ingin bercerita tentang masa lalu Bintang? Memangnya ada apa dengan masa lalu Bintang. Di saat yang bersamaan, timbul rasa takut yang berlebihan di hati Nara. Ia takut untuk mendengar masa lalu Bintang tersebut. Bukan karena takut masa lalunya kelam, tapi takut masa lalu Bintang terlalu menyakitkan.

Cerita berawal saat Bintang masih duduk di bangku sekolah dasar. Umurnya Bintang saat itu mungkin sekitar 12 tahunan. Bintang harus menghadapi kenyataan pahit kalau Raya, bundanya berselingkuh dengan laki-laki lain. Buntut dari perselingkuhan itu, Raya pergi dari rumah bersama selingkuhannya. Entah memang sudah ada niatan pergi atau diusir oleh Dimas, papah sekaligus anak kandung Hana.

Sampai sekarang tidak ada yang mengetahui keberadaan Raya. Entah Raya masih hidup atau tidak. Setahun setelah perginya Raya dari rumah, orangtua Bintang resmi bercerai. Setahun setelah itu, Dimas memutuskan menikah lagi dengan perempuan yang sangat jauh lebih muda. 

Hal itu ternyata tidak bisa diterima oleh Bintang sepenuhnya. Dimas mulai acuh dan tak memperhatikan dirinya. Bintang memilih untuk kabur dari rumah. Bersama uang tabungannya yang tidak seberapa, Bintang berhasil sampai di rumah Hana yang jauh di luar kota. Ia meninggalkan adik kandungnya bersama keluarga barunya.

"Adik? Bintang punya adik oma?" tanya Nara. Hana mengangguk pelan. "Tapi, oma gak tau sekarang keadaan adiknya Bintang. Bahkan papahnya Bintang pun udah gak ada kabarnya, Nar."

"Kamu tahu gak apa hal yang paling memilukan?" sambung Hana. Nara terdiam. Menunggu kelanjutan ucapan Hana tersebut.

"Waktu Bintang sampai di rumah oma, dia kehujanan dan basah kuyup. Badannya menggigil kedinginan. Dia juga nahan lapar seharian penuh karena uang yang ia punya buat ongkos perjalanan kesini. Malam harinya, dia demam tinggi sampai masuk IGD," jelas Hana.

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang