31. Yang Terpenting

208 33 1
                                    

Bintang membuka matanya perlahan. Memejamkan mata tidak sampai satu jam cukup untuk memulihkan tenaga Bintang karena semalaman terjaga. Matanya yang baru saja terbuka langsung disambut oleh rambut hitam kecoklatan yang berkilauan. Detik itu, ia masih tidak menyadari apa yang terjadi.

Bintang mencoba mengingat apa yang ia lakukan sebelum matanya terpejam. Ah! benar! Ia sedang di apartemen Nara. Dan sosok yang ada di pelukannya sekarang siapa lagi kalau bukan Nara? Sudut bibir Bintang terangkat membentuk senyuman. Sekeingatnya ia hanya tidur sendirian di sofa tadi. Entah sejak kapan, Nara sudah berada pelukannya.

Memejamkan mata sebentar saja sudah mengisi energi Bintang, apalagi memeluk Nara seperti ini? Rasanya energinya terisi penuh. Bahkan melebihi batas dan bisa disimpan sebagai cadangan untuk hari-hari berikutnya. Tubuh Bintang bergerak diluar perintahnya. Mengeratkan pelukannya pada Nara. Semakin membawa Nara tenggelam dalam pelukannya.

Bintang juga mengendus kuat kepala Nara. Shampo yang Nara gunakan sangat harum dan manis. Persis seperti kepribadian Nara yang manis. Bintang ingin sekali menghentikan waktu untuk beberapa saat. Dalam posisi seperti ini, ia merasakan kebahagiaan dan kehangatan sekaligus. Bintang lantas mencium kepala Nara.

"EKHEM!" deheman Sky dengan nada yang cukup tinggi.

Bintang sontak sedikit mengerjap. Ia tidak sadar, di sana sudah ada tiga gadis yang menatap tajam ke arahnya. Sedari tadi, Bintang tidak menyadari ada orang lain selain dirinya dan Nara di sana. Bintang merutuki dirinya sendiri atas apa yang baru saja ia lakukan pada Nara. Pasti ke tiga gadis itu sudah melihat semuanya.

"Anjir, gue gak liat ada orang lain barusan! Mereka siapa? Apa mereka kakak-kakaknya Nara? Tapi kok mukanya keliatan seumuran? Terus Nara bilang juga kakaknya tinggal di Jepang kan?" batin Bintang mulai berkeringat dingin karena masih ditatap intens oleh ketiga gadis itu.

"Apa jangan-jangan mereka temen-temennya Nara? Tapi gue gak pernah liat mereka di Angkasa? Ah Bintang goblok! Kalau mereka bener temen-temennya Nara, pasti udah nganggep gue macem-macem ke Nara," batin Bintang.

Bintang kemudian berusaha bangun perlahan tanpa membangunkan Nara yang tertidur di tangannya. Melihat sofa yang tak begitu nyaman untuk tempat Nara tertidur, Bintang inisiatif memindahkan Nara ke kamarnya. 

"Mau dibawa kemana?!" ketus Raina.

"E-eung mau gue bawa ke kamar. Kasian, kayaknya gak nyaman tidur di sofa kayak gitu," jelas Bintang sedikit gugup.

Sky, Raina dan Acher menatap satu sama lain. "Yaudah sana! Cepetan! Ntar cepet balik ke sini lagi!" titah Sky. Bintang mengangguk gemetar. Ternyata sama seperti Galang, nyali Bintang juga menciut di depan para sahabat Nara. Terlebih, tadi Bintang sempat mencium kepala Nara.

Bintang kemudian menggendong Nara ke kamar. Lalu menyelimuti Nara perlahan. Sejenak ia menatap wajah cantik Nara yang sedang tertidur. Kulit putih seputih susu dan juga wajah yang sangat cantik, membuat Nara seperti putri tidur di mata Bintang.

 Kulit putih seputih susu dan juga wajah yang sangat cantik, membuat Nara seperti putri tidur di mata Bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang