26. Janji Galang

191 34 1
                                    

Nara, Galang dan ketiga sahabatnya kini sudah duduk manis di ruang makan. Sebelumnya alat makan sudah dipersiapkan oleh Galang dengan rapih. Galang sangat bersemangat mengerjakan semua hal karena harum masakan Nara. Harum masakan juga rasa makanan yang sangat mirip dengan masakan Mentari. 

Namun, saat Raina dan Sky datang lalu diikuti oleh Acher dibelakangnya, tiba-tiba mental Galang menciut. Padahal mereka tidak melakukan apa-apa pada Galang, tapi Galang merasa terintimidasi. Entah mengapa rasanya seperti lebih menyeramkan dibandingkan dikelilingi oleh anggota Black Lion yang mungkin jumlahnya puluhan orang.

Saat Sky ingin mengambil teko air di tengah meja, Galang dengan sigap mengambilkannya dan mengisi gelas Sky sampai penuh. Begitupun dengan gelas Nara, Raina dan Acher. Terlalu bersemangat, Galang sampai lupa melepas celemek yang ia pakai. Itu membuatnya terlihat seperti seorang pramusaji yang tampan. 

"Lo suka banget masak sama Nara ya? Sampe celemeknya gak mau dilepas gitu?" celetuk Raina. Galang langsung melihat tubuhnya sendiri. Ia berlari ke dapur seraya tersenyum malu.

Sembari menunggu Galang, Nara meminta Raina, Sky dan Acher untuk tidak bersikap seperti itu. Jelas sekali mereka sedang menguji Galang. Hubungannya dengan Galang tidak seperti yang mereka bayangkan. Maka dari itu, mereka tidak perlu menguji Galang sampai sebegitunya. Raina dan Sky mengangguk, padahal dalam hatinya mereka sudah menyiapkan pertanyaan untuk Galang. Kalau Acher tidak berkomentar apapun.

Saat Galang sudah kembali, akhirnya mereka makan bersama. Awalnya, mereka makan dengan tenang dan fokus pada makanannya masing-masing tanpa berbicara. Lalu tiba-tiba Raina membuka suara.

"Gal, lo anak geng motor ya?" tanya Raina tiba-tiba.

"Uhukk... Uhukkk..." Galang sedang mengunyah makanannya sampe tersedak karena pertanyaan Raina yang tanpa aba-aba. Nara yang duduk disebelahnya langsung menyodorkan air untuk Galang.

Galang gugup dan sedikit ragu untuk menjawab. Ia sudah menduga kalau ketiga sahabat Nara pasti mengira kalau ia akan membahayakan keselamatan Nara nantinya karena ia seorang anggota geng motor. Tapi tatapan mata Raina yang masih setia menunggu jawaban, membuat Galang mau tidak mau harus menjawabnya.

"E-eng... I-iya gue anak geng motor... Tapi geng gue gak seperti yang kalian pikirin, kok! Dan juga kalian pasti mikir kalau Nara gaul sama gue, itu bakal ngebahayain Nara kan? Kalian tenang aja ya? Gue janji gak bakal ngebahayain Nara seujung jari pun!" cerocos Galang. Penjelasannya diucapkan dalam satu nafas.

"Gak bakal ngebahayain gimana maksudnya?" tanya Sky.

"Gue janji, bakal ngelindungin Nara dengan nyawa gue taruhannya. Kalian bisa percayain itu sama gue, karena kalian gak bisa terus di samping Nara, kan?" Kini suara Galang terdengar lebih mantap dan tidak gemetar.

Acher melirik Galang sekilas. "Janji tuh gampang banget buat dibilang. Tapi, buktinya belum tentu bisa dilakuin," ceplos Acher. Raina sontak memukul paha Acher dan membuat Acher meringis sakit.

Galang membisu mendengar hal itu. Sahabat Nara yang satu ini, memang sudah menghadiahinya tatapan yang kurang nyaman sejak awal. Lalu sekarang, ucapannya membuat nyali Galang kembali menurun. Namun, bagaimana pun ia harus meyakinkan ketiga sahabat Nara kalau ia bisa menjaga Nara dengan baik.

"Kalian bisa pegang omongan gue kok. Gue yakin bisa lakuin apa yang udah gue janjiin," ucap Galang secara tegas. 

Kini seisi ruangan diam, termasuk Nara. Nara bingung harus merespon apa. Ini bukan ekspetasinya. Ini sudah diluar kendalinya. Nara tidak pernah meminta Galang untuk melindunginya atau apapun itu. Mungkin niat Galang baik. Galang hanya ingin membuat tenang ketiga sahabatnya itu sebelum mereka pulang dan kembali meninggalkan Nara.

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang