Setelah Bintang berlalu pergi, tentu saja para anggota Black Lion tidak diam saja. Adam membagi anggota menjadi dua kelompok. Seperempat anggota tetap berjaga disini karena belum mengetahui pelakunya siapa, Adam takut ada serangan mendadak kesini. Tiga perempat lainnya menyusul Bintang ke markas Gold Tiger. Sudah diprediksi Bintang akan memporak-porandakan markas Gold Tiger saat emosinya sedang tidak stabil seperti ini.
"Dam, gue ikut!" pinta Nara, menahan lengan Adam yang ingin beranjak pergi dari sana. Sedangkan anggota lainnya yang ditugaskan Adam untuk menyusul Bintang sudah pergi lebih dulu.
"Nar, Bintang bakal marah besar kalau tau gue ajak lo kesana," ungkap Adam. Berusaha membuat Nara untuk tetap tinggal disana bersama anggota yang berjaga dan Elara.
Nara menggeleng kuat. Ia ingin menghentikan hal-hal yang sekiranya bisa mencegah perkelahian Bintang di markas Gold Tiger. Ia juga khawatir dengan keselamatan Bintang. "Lo tenang aja, ini kan kemauan gue? Apapun yang terjadi, gue bakal belain lo kalau Bintang sampe marah sama lo," ucap Nara.
"Tapi Nar, disana bahaya banget buat lo. Bintang sama Galang berantem diluar sekolah tuh bakal lebih brutal dari yang lo liat selama ini disekolah, Nar." Adam berusaha mengingatkan Nara. Karena ia yakin dengan emosi Bintang saat ini, pasti ia akan berkelahi habis-habisan dengan Galang.
"Dam, pleaseeee... Gue gak bakal bikin susah kalian kok! Kalau kalian mau tawuran ya tawuran aja. Gue nunggu dari jauh," bohong Nara. Padahal niatnya ikut adalah mencegah Bintang dan Galang supaya tidak berkelahi.
Adam terdiam sejenak. Sebagai anggota yang di cap buaya darat di Black Lion, ia sudah sedikit paham dengan sifat perempuan. Menurut kesimpulannya, menasihati Nara untuk saat ini tidak akan ada gunanya. Nara pasti tetep bersikukuh untuk ikut ke markas Gold Tiger.
"Yaudah. Tapi janji ya Nar, lo mantau aja dari jauh. Atau gue bakal digeprek sama Bintang, kalau sampe lo luka," ucap Adam. Nara mengangguk antusias sebagai responnya.
Namun, baru saja mereka ingin beranjak pergi, ada dua laki-laki yang masuk ke ruangan Fabio. Mereka memakai seragam SMA tapi bukan seragam Angkasa. Adam mengenali salah satunya. "Birru? Lo sepupunya Nathan kan?" tanya Adam.
"Kak Adam? Iya gue Birru, Kak. Kak Adam ngapain disini?" tanya salah seorang laki-laki yang diyakini bernama Birru itu.
Adam mendelik. "Harusnya gue yang nanya. Lo ngapain disini?" tanya Adam balik.
Elara mendekati mereka. "Gue yang panggil mereka kesini. Kenalin ini Albirru dan ini Jehan. Gue kerja part time di bimbelnya Fabio dan yang gue tau, mereka itu temen deket Fabio di tempat bimbel. Tadi gue sempet ngehubungin mereka dulu, sebelum ngehubungin Bintang," jelas Elara.
Adam mengangguk paham. Ternyata Birru adalah temannya Fabio. "Ah iya kak! Gue sama Jehan sempet cek lokasi kejadian. Disana ada CCTV, tapi dirusak sama pelaku setelah dia ngeroyok Fabio. Kita nyoba buat benerin CCTV, tapi kata tukangnya baru bisa balik lagi setelah tiga hari, Kak!" jelas Birru.
"Okay, thanks bantuannya, Ru. Gue ada urusan bentar, tolong titip Fabio dulu disini ya? Kalau ada apa-apa langsung hubungin gue! Gue udah kasih nomor gue ke Elara!" ucap Adam, lalu ia benar-benar beranjak pergi bersama Nara. Menyusul Bintang dan anggota Black Lion lainnya ke markas Gold Tiger.
***
Brummmm brummmmm
Bintang memarkirkan Oliver tepat di teras markas Gold Tiger. Membuat semua anggota Gold Tiger keluar dan berdiri berjejer seolah menyambut kedatangan Bintang. Mereka menatap tajam ke arah Bintang. Sebagian lain menatap Bintang remeh, karena berani datang kesana hanya seorang diri.
Bintang turun dari motornya dan melepas helmnya. Ia melangkah menuju Galang yang berada di tengah-tengah anggota Gold Tiger yang sedang berdiri berjejer. Bintang menatap lawannya itu dengan sorot mata ingin membunuh. Ia sempat terdiam sejenak di depan Galang, tanpa berkata sepatah kata apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER, I'M STILL WITH U
Fanfiction[Visual : Jihoon Treasure & Haewon Nmixx] Bintang Anendra, adalah murid tampan, tidak pernah tersenyum yang dikenal sebagai raja es karena sifat cueknya. Sebagai Ketua Black Lion, salah satu dari dua geng penguasa sekolah, hampir semua orang takut d...