37. Rumor

198 33 0
                                    

Pagi ini, Nara bangun lebih semangat daripada hari-hari sebelumnya. Ia bersiap untuk ke sekolah dengan perasaan bahagianya. Pasalnya pagi tadi, Bintang sudah memberinya pesan. Berkata akan segera menjemput Nara. Jadi, Nara berusaha yang terbaik untuk penampilannya hari ini. Nara yang biasanya, tidak terlalu memperdulikan soal penampilan. Namun, kali ini berbeda. Ia ingin tampil cantik di depan Bintang.

Kejadian tadi malam, membuat Nara tidur lebih nyenyak dan bangun lebih menyegarkan. Tubuhnya yang biasanya pegal-pegal saat bangun tidur, kini hilang begitu saja. Mungkin perasaan jatuh cinta yang mengubah semua hormon dalam tubuhnya. Setelah mandi dan memakai seragamnya lengkap, Nara mengobrak-abrik lemarinya.

Nara mengeluarkan semua jaket koleksinya. Ia lembarkan satu per satu di atas ranjangnya. Nara mencoba jaket itu bergantian. Ia berlenggak-lenggok di depan cermin. Mencari jaket yang sekiranya membuat penampilannya bersinar hari ini. Pilihannya terhenti pada hoodie berwarna hijau terang yang dirasa cocok dengan kulit putih susunya.

Nara juga sedikit mengatur rambutnya agar tidak terlihat seperti biasanya. Tak lama, ada pesan dari Bintang yang memberitahukan ia sudah menunggu di bawah. Nara yang melihat pantulan wajahnya di cermin, tak bisa menahan senyumannya. Ternyata sebahagia ini rasanya jatuh cinta? 

Di parkiran apartemen depan gedung sudah ada laki-laki yang berdiri di depan motor sport hitamnya. Ia memakai hoodie berwarna hitam dan menenteng jaket dengan logo singa berwarna hitam. Sayangnya, ia membelakangi jalan kedatangan Nara, jadi tidak menyadari kalau Nara sudah berada di belakangnya.

"Tang?" panggil Nara ragu. Jantungnya berdetak dengan ritme yang sangat cepat. Ia cukup penasaran dengan respon Bintang atas penampilannya hari ini.

Bintang kemudian menoleh ke arah yang memanggil namanya barusan. Bintang menatap lekat wajah Nara. Ia juga menatap penampilan Nara dari ujung kaki hingga ujung rambutnya. Sudut bibir Bintang terangkat, mengukir sebuah senyuman tipis. Saking salah tingkahnya, ia mengelus kepalanya sendiri yang entah untuk apa dan bersin beberapa kali.

 Saking salah tingkahnya, ia mengelus kepalanya sendiri yang entah untuk apa dan bersin beberapa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik, Nar...," lirih Bintang pelan. Membuat Nara ikut merasakan salah tingkahnya Bintang, karena mendapat pujian dari penampilannya.

"Udah, ayo berangkat!" ajak Nara mengalihkan suasana kesalah tingkahan mereka yang tidak ada habisnya.

Saat Nara ingin melangkah maju, Bintang sudah lebih dulu menghampiri Nara, dan menghentikan langkah Nara. "Tunggu dulu," ucapnya. Nara sedikit mendongakkan kepala, melihat wajah Bintang yang memang lebih tinggi darinya.

Bukannya menjawab, Bintang malah semakin mendekatkan wajahnya. Semburat merah kembali muncul pada pipi putih Nara. Apakah ini yang orang sebut dengan morning kiss? pikir Nara. Teringat kalau Nara mengenali satpam apartemen dan beberapa penghuni lainnya. Membuat Nara berpikir dua kali untuk melakukan adegan mesra itu disini.

"Tunggu, Tang. Jangan disini!" ucap Nara sedikit mendorong dada Bintang.

"Kenapaa?" tanya Bintang.

Nara mengedipkan matanya beberapa kali tidak percaya. Apa Bintang benar-benar menginginkan morning kiss itu sekarang? Tapi kalau ada yang melihat, Nara malu. "Nanti. Morning kiss-nya di deket warungnya Mbok Darmi," ucap Nara polos.

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang