Nara membuka lagi catatan matematikanya tadi pagi. Biasanya Nara tidak terlalu tertarik dengan matematika. Namun, guru matematika baru tadi pagi, seakan memberi perspektif baru pada Nara. Nara tiba-tiba menjadi tertarik. Sebuah soal yang belum Nara pahami, membuat Nara ingin menemukan jawabannya dan lebih memahaminya.
Jam pelajaran yang kosong siang ini, dimanfaatkan oleh Nara. Ia membuka pembelajaran lewat video di internet, lewat buku yang ia cari di perpustakaan, bahkan bertanya pada teman sekelasnya yang dinilai pandai matematika. Semua hasilnya nihil. Nara tetap tidak memahami soal matematika itu.
Saking terlalu fokusnya, Nara tidak menyadari Sheila meninggalkannya untuk bergosip di lorong kelas. Sampai Sheila kembali pun, Nara masih mengulik dan mencari jawaban soal tersebut. Rasanya Nara tidak akan bisa tidur nyenyak jika tidak bisa menyelesaikan soal tersebut.
"Busett dah! Bestie gue rajin bener! Nar, lo mau sampe kapan ngulik soal itu? Sampai Lee Min Ho jadi pacar gue?" Sheila menggeleng-gelengkan kepalanya heran.
Mendengar hal itu, Nara menghela nafas panjang. Bibirnya manyun. Ia langsung merangkul lengan Sheila. "Laa, gue harus gimana ini? Kayaknya kalau gue gak nemu jawabannya, gue bakal mati penasaran deh. Bahkan udah tanya ke Arista (Juara 1 Kelas) tetep gak paham:(" Rengek Nara, menyandarkan kepala di bahu Sheila pasrah.
Sheila makin dibuat geleng-geleng kepala oleh tingkah sahabatnya itu. Andai ia diberi kesadaran untuk lebih rajin dalam pelajaran seperti Nara. Sheila malah diberi kesadaran untuk lebih rajin lagi bergosip.
"Ahh! Gue ada ide! Lo tau Gavin kan? Temennya Bintang. Dia kan ikut olimpiade matematika. Terus yang gue liat, kayaknya dia gak kaku-kaku banget kayak anak pinter pada umumnya. Lo minta bantuan dia aja! Siapa tau lo ngerti kalau diajarin dia! Menurut rumor yang beredar juga, Gavin enak banget kalau udah ngejelasin soal materi." Jelas Sheila panjang kali lebar.
Nara terdiam sejenak. Sepertinya ide sahabatnya ini cemerlang juga. Tidak sia-sia, Sheila mencari ratu gosip di sekolah ini. Segala rumor yang ia dengar ternyata bisa membantu Nara menyelesaikan masalah juga. "Ide bagus kayaknya. Gue coba tanya Adam deh! Soalnya gue gak punya nomornya Gavin."
Tanpa basa-basi, Nara langsung menghubungi Adam. Sesuai dugaan, Adam dengan senang hati membantu Nara. Bahkan Adam menawarkan untuk pergi ke markas Black Lion bersama karena kemungkinan Gavin bisa mengajarkan Nara di markas. Sepulang sekolah Gavin harus latihan olimpiade dulu, dan nantinya akan menyusul ke markas.
Sepulang sekolah, Adam dan Nara bergegas ke markas Black Lion. Adam sengaja memisahkan diri dari rombongan Black Lion. Ia tidak ingin menyebar rumor yang tidak diinginkan, kalau Nara ada ditengah-tengah Black Lion. Walaupun sangat senang kalau Nara bisa menjadi anggota, tapi Adam tetap memperkirakan hal-hal yang bisa merugikan Nara.
Nara dan Adam sampai di markas Black Lion, saat orang-orang sedang bersantai di depan teras, termasuk Bintang. Bintang dengan ekspresi acuhnya tetap menyesap rokoknya dengan santai. Meskipun awalnya ia kaget, Nara datang ke markas bersama Adam dan Adam tidak memberitahukan apapun padanya.
Beberapa anggota menyapa Nara dengan ramah. Seakan Nara sudah menjadi bagian dari mereka. Tentu saja, Nara menyapa mereka balik dengan senyuman cantiknya. Memasuki pelataran teras markas, Nara mendapati Bintang dengan tengah duduk santai sambil menghisap dalam rokoknya.
"Hai, Tang!" Sapa Nara dan dibalas lirikan mata oleh Bintang.
Nara kemudian mendekat ke arah Bintang duduk. Tanpa aba-aba ia meraih telapak tangan Bintang yang terbalut perban. "Tangan lo kenapa? Lo jatoh? Atau apa? Ini yang buat lo gak masuk sekolah dua hari kemarin? Kok bisa sih? Lukanya parah gak? Kok perbannya tebel banget:(?" Nara menghujani Bintang dengan berbagai pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER, I'M STILL WITH U
Fanfic[Visual : Jihoon Treasure & Haewon Nmixx] Bintang Anendra, adalah murid tampan, tidak pernah tersenyum yang dikenal sebagai raja es karena sifat cueknya. Sebagai Ketua Black Lion, salah satu dari dua geng penguasa sekolah, hampir semua orang takut d...