6. Oversharing

245 33 0
                                    

Nara dan Galang berhenti di sebuah kafe yang tidak jauh dari sekolah. Terlihat di halaman kafe itu, masih ada beberapa karangan bunga yang bertuliskan selamat. Mungkin kafe itu memang baru saja buka, pikir Nara. Galang memarkirkan motornya dengan rapih. Membuka helmnya. Lalu buru-buru membantu Nara membuka helm. Padahal Nara juga bisa sendiri. Tapi Nara menghargai niat baik Galang.

Interior kafe itu bernuansakan rumah yang modern. Galang memilih meja pojok dekat jendela. Jendela itu memperlihatkan langsung area outdoor yang dihiasi oleh banyak bunga-bunga cantik. Pengunjung kafe hari itu juga tidak terlalu ramai, sehingga suasananya sangat nyaman. Saat Nara ingin duduk, lagi-lagi Galang menunjukan niat baiknya. Galang menarik kursi Nara, dan mempersilahkan Nara duduk.

Setelah Galang duduk, kemudian ia memanggil salah satu pelayan disana. Pelayan itu pun datang menghampiri meja mereka.

"Lo mau pesen apa?" Tanya Galang sembari melihat-lihat buku menu.

"Hmmm... Kira-kira yang rekomended disini apa ya, Kak?" Tanya Nara tanpa basa-basi. Malas membuka-buka buku menu yang ada dihadapannya.

"Disini yang rekomended ada Spagetti Carbonara, Chicago Pizza dan Cappucino smothies, Kak." Jawab pelayan tersebut.

"Yaudah, saya pesan Spagetti Carbonara sama Cappucino Smothies-nya, Kak." Jawab Nara.

"Okey, noted. Kalau mas nya mau pesan apa?" Tanya pelayan pada Galang.

"Samain aja." Jawab Galang singkat menutup buku menu.

Pelayan itu pun meninggalkan mereka berdua. Beberapa menit berlalu tidak ada obrolan diantara Nara dan Galang. Sedari pelayan pergi, Galang masih sibuk memainkan ponselnya. Entah Galang sedang apa, tapi yang pasti ia tidak sedang main game. Nara yang awalnya tidak memainkan ponselnya, sekarang ikut memainkan ponselnya karena bosan.

Sampai makanan datang pun, keduanya masih sama-sama diam. Mereka menikmati makanan di tengah keheningan. Ternyata, Galang orangnya pendiam, simpul Nara. Padahal awalnya, Nara kira, Galang adalah orang yang suka banyak berbicara. Atau mungkin memang Nara belum terlalu dekat juga dengan Galang, sehingga Galang tidak menunjukan sifat aslinya.

Setelah keduanya selesai makan, akhirnya Galang membuka obrolan. "Gimana enak gak makanannya?" Tanya Galang.

"Kalau rekomen, ya enak dong." Jawab Nara.

"Iya juga. Btw, maksud tujuan gue kesini, gue mau minta maaf." Ucap Galang tiba-tiba. Cukup membuat Nara kaget. Minta maaf soal apa? Nara tidak merasa Galang melakukan kesalahan apapun padanya. Apa soal perkelahiannya dengan Bintang, saat dihukum di lapangan sekolah?

"Gue mau minta maaf, soal kejadian di lapang sekolah. Gara-gara gue, lo jadi kena bogem. Sorry ya! Gue gak bermaksud. Dan gue juga gak expect kalau bakal kena lo. Emang keparat ketua Black Lion sialan itu!" Lanjut Galang. 

Benar perkiraan Nara. Galang meminta maaf soal kejadian di lapangan sekolah waktu itu. Nara kira, Galang akan seangkuh Bintang. Tidak ingin meminta maaf soal kejadian itu. Tapi ternyata Nara salah. Namun disisi lain, sejujurnya Nara tidak terlalu mengharapkan permintaan maaf Galang. Yang ia harapkan adalah permintaan maaf Bintang, karena Bintanglah pelakunya. Mengingat kejadian es krim Nara, Nara menganggap semuanya sudah selesai, dan menganggap impas. Malah Nara masih bersalah soal kejadian es krim.

"Santai aja, Gal. Lo gak salah, kok. Kan bukan lo yang bogem gue." Jawab Nara.

"Tapi tetep aja gue ngerasa bersalah, karena waktu itu gak sempet ke UKS buat jenguk lo." Ucap Galang. Ekspresi wajahnya terlihat sekali ia merasa bersalah pada Nara.

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang