Masakan Nara bagaikan surga duniawi bagi Galang, membuatnya melahap makanan dengan rakus. Nara tersenyum akan hal itu. Merasa senang seraya hasil masakannya sangat dihargai oleh Galang. Setelah selesai makan, Nara beranjak dari kursinya untuk membereskan alat makannya. Namun, tubuhnya ditahan oleh Galang. Galang menuntunnya udah kembali duduk dikursinya.
"Udah Nyonya disini aja. Biar Galang yang beresin dan bersihin semuanya!" Seru Galang dengan semangat.
"Nyonya?"
"Udah Nyonya disini aja. Biar Galang yang beresin dan bersihkan semuanya!" Galang memeluk Mamihnya dari belakang. Karena Mamih sudah susah payah membuatkan bebek betutu kesukaan Galang, jadi sebagai balas terimakasih, Galang akan membereskan dan mencuci piringnya.
"Iya-iya anak ganteng Mamih. Awas yah kalau nyuci piringnya gak bersih! Nanti Mamih kepang rambut gondrongnya itu hahahaha." Seru Mamih mengusap lembut wajah anaknya.
"Astaga... Kok gue keceplosan nyebut Nara, Nyonya ya?" Batin Galang berkecamuk. Ingatannya berputar kembali saat mendiang Mamihnya memasak untuk dirinya.
Galang buru-buru memakai celemek yang ada di dapur. "Eng... Engga... Gue cuma asal ngomong kok. Lupain aja ya?" Ucap Galang sedikit gugup. Nara hanya mengangguk dan tidak bertanya lebih lanjut. Ia percaya mungkin Galang memang salah menyebut saja.
Sambil menunggu Galang selesai, Nara tetap duduk di tempatnya tadi sembari memakan camilan yang ada di meja makan. Tempat duduknya berhadapan langsung dengan wastafel, sehingga Nara bisa melihat jelas Galang yang sedang mencuci piring itu.
Pandangan Nara teralihkan oleh penampilan tak biasa Galang. Galang memakai celemek dan mengikat sedikit rambutnya sebelum mencuci piring tadi. Penampilan yang tidak seperti seorang ketua geng. Padahal kalau disekolah, Galang tidak pernah mengikat rambutnya dan terlihat sangar. Sesekali mereka membicarakan sesuatu yang lucu, membuat Galang tertawa hingga mata sipitnya itu seperti tertutup sepenuhnya.
"Nar, makanan lo enak banget sumpah!" Celetuk Galang tanpa membalikkan badan.
Nara masih tenggelam dalam pikirannya sendiri. Menatap begitu dalam, bahu lebar Galang dari belakang serta senyuman manis Galang. Bahkan suara panggilan Galang pun tidak terdengar olehnya. Entah apa yang dipikirkan oleh Nara. "Nar?" Sahut Galang sekali lagi, karena tidak ada jawaban dari Nara.
"Narrr?" Galang akhirnya membalikkan badannya. Memecah lamunan Nara. "E-eh kenapa Gal?" Tanya Nara terbata-bata.
"Lo ngelamunin apa, Nar? Sampe gue panggil beberapa kali gak denger. Nar, makanan lo enak banget sumpah. Kayak koki restoran bintang lima, Nar." Jelas Galang sembari melanjutkan pekerjaan.
"Ah lo bisa aja. Kalau enak dan lo suka, lo boleh kok dateng kapan aja dan minta gue masakin buat lo." Ucap Nara disambut pelototan Galang yang kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER, I'M STILL WITH U
Fanfiction[Visual : Jihoon Treasure & Haewon Nmixx] Bintang Anendra, adalah murid tampan, tidak pernah tersenyum yang dikenal sebagai raja es karena sifat cueknya. Sebagai Ketua Black Lion, salah satu dari dua geng penguasa sekolah, hampir semua orang takut d...