29. Bintang Mode Lain

218 35 2
                                    

Setelah membantu membereskan alat makan dan membersihkan ruang keluarga, Nara, Bintang, Adam dan Gavin bersantai di teras bersama. Ke tigas laki-laki itu menyesap rokoknya masing-masing. Konon katanya merokok emang paling enak setelah makan. Sedangkan Nara sesekali memainkan ponselnya.

"Nar, lo pulang bareng Gavin aja. Ini udah malem soalnya," ucap Adam mendapatkan tatapan tajam dari Bintang.

"Lo gak liat ada gue disini? Gavin kan sibuk mau balik lagi ke markas! Ngajarin tugas anak-anak," dengus Bintang.

Nara melihat Bintang sekilas. Hari ini Bintang terlihat berbeda dari biasanya. Bukan Bintang yang dingin lagi. Ia hari ini terlalu banyak kesal karena selalu digoda oleh Adam. Nara melihat sisi lain Bintang yang jengkel digoda oleh Adam.

Berbeda dengan Bintang dan Adam, Gavin tidak terlalu memperdulikan Nara. Ia malah teringat oleh luka memar pada pinggang Bintang. "Tang, lo udah ke rumah sakit belum? Luka memar lo gimana?" tanya Gavin.

"Rumah sakit? Luka memar? Emangnya Bintang kenapa?" tanya Nara penasaran. Sejujurnya ia khawatir juga.

"Karena khawatir banget nyariin oma tadi, Bintang kecelakaan, Nar! Tuh jidatnya tadi berdarah, tapi udah dia plester kayaknya. Terus pinggangnya memar gitu deh. Siku sama lututnya juga berdarah, tapi dia gak mau ke rumah sakit buat cek lukanya! Marahin Nar!" jelas Adam. Bintang sontak langsung membekap mulut Adam.

"Stttttt... Suara lo keras banget! Jangan sampai oma denger!" gerutu Bintang.

Gavin menggelengkan kepala melihat tingkah kedua sahabatnya itu. "Jadi, mending lo ke rumah sakit sekarang sebelum gue bilang semuanya ke oma!" ancam Gavin.

Bintang mendengus. Padahal kondisi tubuhnya tidak apa-apa sekarang. Meskipun merasa sedikit ngilu pada pinggangnya. Dan lagi, tadi Bintang hanya membalut luka pada siku dan lututnya dengan perban secara asal-asalan. Yang terpenting, Hana tidak melihat lukanya dan menjadi khawatir.

Sedangkan Nara kaget karena penjelasan Adam. Pantas saja tadi saat menjemput Hana, Bintang tidak membawa Oliver. Bintang membawa motor Adam. Lalu jaket kebanggaan Bintang yang berlogo Black Lion pun banyak bagian yang sobek. Nara sudah menduga terjadi sesuatu pada Bintang. Namun, ia tidak menyangka kalau Bintang kecelakaan.

"Mending lo cek ke rumah sakit, Tang. Nanti kalau ada luka dalem gimana?" saran Nara. Berharap Bintang mau mendengarkan. Adam dan Gavin pun menyetujui ucapan Nara. Mereka juga sama khawatirnya dengan Nara. Apalagi tadi mereka melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana Bintang terpental dari Oliver.

Bintang menatap Nara, Adam dan Gavin bergantian. Terlihat jelas, kalau mereka begitu mengharapkan Bintang untuk pergi ke rumah sakit. Sebenarnya Bintang terlalu malas untuk ke rumah sakit. Namun, melihat mereka, Bintang jadi mempertimbangkannya.

"Hmmm. Ok deh, kalau kalian maksa. Tapi gue maunya ke rumah sakit sama Nara! Lo berdua pulang aja!" tegas Bintang.

Adam dan Gavin menatap satu sama lain. Apa kecelakaan tadi membuat Bintang seperti ini? Biasanya ia menolak dijodoh-jodohkan dengan Nara. Tapi sekarang apa? Ia menjadi sangat terang-terangan ingin berduaan bersama Nara. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kepala Bintang? Apa mungkin benturannya terlalu keras?

Lain halnya dengan Nara. Bola mata Nara membulat sempurna. Terkejut mendengar ucapan Bintang yang minta ditemani ke rumah sakit olehnya. Kemana Bintang yang biasanya bersikap dingin padanya? Meskipun bingung, tidak dapat dipungkiri, Nara juga senang karena perubahan sikap Bintang ini. 

"Cielah! Bilang aja kalau mau berduaan sama Nara! Kita gak akan ganggu ya, Vin!" ejek Adam. Gavin hanya mengangguk pasrah.

Ucapan Adam itu cukup membuat Bintang dan Nara tersipu malu. Lagi-lagi Bintang bersin sampai beberapa kali. Sebelum terlalu malam, Adam buru-buru mendorong Nara dan Bintang untuk pergi. Baik Nara dan Bintang hanya pasrah dan menghampiri motor masing-masing.

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang