Nara membungkukkan badannya sedikit. Mengelus kepala motor milik Bintang dengan lembutnya seraya ia sedang berbicara dengan seorang anak kecil. "Hi, Oliver. Kenalin motorku ya? Her name is Gizmo. Aku harap kalian bisa berteman baik." Ucap Nara polos sembari tersenyum sampai bola matanya tak terlihat lagi.
Bintang keheranan melihat tingkah polos Nara. Gadis mana yang dengan polosnya mengajak ngobrol sebuah motor. Walaupun Bintang juga sering melakukannya. Mengajak Oliver mengobrol. Tanpa sadar, sudut bibir Bintang naik, membentuk sebuah senyuman kecil.
Senyuman Bintang yang ketahuan oleh Nara, membuat Nara ikut tersenyum. "Sering-sering senyum, Tang. Senyum lo cakep." Ucap Nara jujur.
Bintang lantas melebarkan pupil matanya tidak percaya. Apa pendengarannya tidak salah? Baru kali ini, ia mendengar gombalan seorang gadis secara terang-terangan. Serangan yang terlalu tiba-tiba itu membuat Bintang bersin berkali-kali.
"Eh lo kenapa? Lagi flu?" Tanya Nara khawatir.
Bintang memalingkan wajahnya. Ia tahu, pasti sekarang wajahnya sudah memerah. Ia tidak ingin Nara melihat wajah merahnya. "Gapapa! Lo gak usah ngadi-ngadi. Gue gak suka senyum. Gue pamit!" Ucap Bintang dengan penekanan disetiap katanya.
Sebelum kelakuan Nara semakin tidak terduga, Bintang buru-buru memakai helmnya lagi dan melengos pergi. Nara melihat tingkah Bintang yang aneh, menggaruk kepalanya bingung. Sepanjang perjalanan menuju apartemennya, Bintang tidak bisa menahan senyumnya. Seperti ada seekor kupu-kupu yang menggelitik perutnya. Entah kenapa rasanya sangat senang sekali.
Saat sudah sampai dan duduk di sofa, Bintang masih terus mengingat kalimat yang diucapkan Nara. Wajahnya memanas lagi. Lagi-lagi ia bersin beberapa kali. Terpampang jelas dirinya sedang salah tingkah.
"Sering-sering senyum, Tang. Senyum Lo cakep."
Bintang lantas bangkit dari duduknya. Berjalan ke arah TV yang mati. Di depan TV, ia bercermin. Awalnya Bintang memasang wajah datarnya. Kemudian ia tersenyum. Awalnya hanya tersenyum tipis. Kemudian tersenyum hingga bola matanya tidak terlihat.
"Hmmmm... Gue tahu kok. Senyum gue emang cakep. Gak heran Nara bilang kayak gitu." Monolog Bintang percaya diri. Ini pertama kalinya Bintang bertingkah narsis. Sebelumnya tidak terlalu peduli dengan wajahnya. Ia bahkan jarang sekali bercermin. Memang Nara benar-benar bisa merubah Bintang.
Drrttttt drrrtttt
Halo, Tang!
Hmmmm
Lo kemana aja busettt! Kita tungguin gak dateng-dateng
Gue ada urusan mendadak
Gue mau lapor. Buat persiapan anniversary, udah 85%. Sisanya ada beberapa yang perlu persetujuan dan keputusan dari lo
Coba lo cek di grup. Sekalian kalau ada saran atau masukan
Ok, nanti gue cek. Thanks infonya
Bilangin juga makasih ke anak-anak udah luangin waktu buat nyiapin acara ini. Sorry tadi gue gak dateng
Its okay, Tang. Kalau gitu, gue tutup dulu. Gue mau pulang
Ok tiati, Dam. Salam buat yang lain
Keduanya kemudian menutup sambungan telepon. Bintang lalu mengecek grup chat Black Lion sesuai intruksi Adam tadi. Ada beberapa keputusan yang memerlukan persetujuannya sebagai seorang Ketua. Ini acara anniversary keduanya, semenjak ia diangkat menjadi ketua Black Lion. Bintang harap, acaranya berjalan dengan lancar dan dapat lebih mengeratkan persahabatan Black Lion.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER, I'M STILL WITH U
Fanfiction[Visual : Jihoon Treasure & Haewon Nmixx] Bintang Anendra, adalah murid tampan, tidak pernah tersenyum yang dikenal sebagai raja es karena sifat cueknya. Sebagai Ketua Black Lion, salah satu dari dua geng penguasa sekolah, hampir semua orang takut d...