47. Kejujuran Nara

160 28 2
                                    

Hampir setengah jam lamanya, Bintang belum juga keluar dari dapur apartemen Nara. Nara yang mulai bosan menonton TV, kini mulai beralih memainkan ponselnya sambil menikmati beberapa cemilan ringan yang ada disana. Nara melihat-lihat sosial media miliknya dan juga milik orang-orang yang mengikuti sosial medianya.

Tiba-tiba ada yang mengecup pipi kirinya tanpa aba-aba. Siapa lagi kalau bukan Bintang. Nara seketika mematung akibat perlakuan Bintang yang tiba-tiba itu. Matanya membuka dengan sempurna karena kaget. Tubuhnya sama sekali tidak berkutik. Nara membeku dengan tatapan tanpa ekspresi. Bahkan makanan yang ia makan masih setia berada di dalam mulutnya. Nara sampai lupa aktivitasnya menguyah makanan tersebut. 

Setelah mencium pipi Nara tiba-tiba, Bintang melangkah mengitari sofa, kemudian duduk tepat di samping Nara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mencium pipi Nara tiba-tiba, Bintang melangkah mengitari sofa, kemudian duduk tepat di samping Nara. Ia menahan tawa, kala melihat ekspresi Nara yang mematung itu. Bagi Bintang, itu adalah ekspresi yang menggemaskan. Bintang menyentuh pipi kanan Nara yang masih dipenuhi makanan itu dengan jari telunjuknya. "Kunyah dulu makanannya," ucap Bintang gemas.

Karena sentuhan Bintang, Nara sontak kembali menjadi normal. Ia melanjutkan mengunyah makanannya dengan wajah merah padam. Ia meletakkan ponselnya di atas meja seraya memegangi pipi kirinya. Nara juga menatap tajam ke arah Bintang. "Nakal! Cium pipi aku gak bilang-bilang!" protes Nara dengan bibir yang sedikit manyun.

"Emang gak suka kalau aku cium pipi gak bilang-bilang?" goda Bintang.

Nara mendelik. Pertanyaan macam apa yang Bintang tanyakan. Tentu saja Nara menyukainya. Hanya saja, ia memerlukan persiapan untuk jantungnya. Perempuan mana yang tidak menyukai perlakuan manis seperti itu dari pacarnya. Namun, Nara enggan mengakuinya. Ia terlalu malu untuk mengatakannya, tapi ekspresi wajah Nara yang memerah sudah cukup mewakilinya.

"Udah-udah, ini cobain masakan aku," ucap Bintang. Ia menyuapi Nara sesendok nasi goreng yang ia buat. Memang menu yang sederhana, tapi tidak semua laki-laki bisa melakukannya.

Mata Nara terbuka sempurna karena rasa dari nasi goreng Bintang yang dinilainya cukup enak. Ia tidak menyangka ternyata Bintang pandai memasak. "Enak! Enak banget! Ternyata kamu jago masak ya?" ungkap Nara.

"Aku gak jago, Nar. Aku baru aja belajar dari Mbak Ranti. Aku pikir, aku pengen bikin sesuatu yang spesial buat kamu dari hasil buatan aku, Nar." Penjelasan Bintang membuat Nara terharu. Ia sampai rela belajar memasak dengan Mba Ranti ditengah-tengah kesibukkan menyelesaikan permasalahan yang menimpa Fabio.

Sambil terus disuapi Bintang, Nara mengusap pipi Bintang lembut. "Makasih. Makasih udah mau kasih aku yang terbaik dengan semua usaha kamu," ucap Nara tulus. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang