12. Cuma Mimpi

258 29 2
                                    

"Hoammmm..." Nara membuka matanya karena merasakan hembusan angin yang sangat kuat. Ia tidak menyadari ternyata ia belum menutup jendela kamarnya. Padahal ia sudah tidur sejak tadi. 

Nara turun dari ranjangnya dan bergegas untuk menutup jendela. Namun, alangkah terkejutnya ia karena pemandangan malam itu sangat indah. Ada sebuah bulan purnama yang dihiasi awan malam yang cerah. Bulan itu menarik perhatian Nara, sehingga ia memutuskan untuk duduk dijendela kamarnya.

Matanya seperti dimanjakan oleh situasi saat ini. Hembusan angin menambah kesan ketenangan malam itu. Semua seakan berpadu memberikan sesuatu yang terbaik untuk dinikmati oleh Nara. Nara tersenyum manis melihat bulan itu. Dalam batinnya terucap kata 'terimakasih' karena semesta sudah memperlihatkannya hal sebagus ini.

 Dalam batinnya terucap kata 'terimakasih' karena semesta sudah memperlihatkannya hal sebagus ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Merasa sudah terlalu lama menatap bulan itu, Nara memutuskan untuk menyudahinya. Angin malam yang semilir ditubuhnya juga tidak akan baik untuk kesehatannya. Baju tidurnya terlalu tipis untuk melindunginya dari hembusan angin malam itu. Nara hanya berharap, esok, lusa dan hari-hari berikutnya, ia masih bisa melihat indahnya ciptaan Tuhan ini.

Baru saja menutup setengah jendela kamarnya, mata Nara tiba-tiba disilaukan oleh sesuatu yang mengeluarkan cahaya cukup terang dari langit. Nara penasaran akan hal itu. Ia kemudian membuka kembali jendela kamarnya yang sudah tertutup setengah tadi. Lagi-lagi ia dibuat terkejut.

Anehnya, bulan purnama indah yang tadi ia lihat menghilang dengan sekejab. Tepat diposisi bulan tadi berada, terdapat sebuah bintang yang memancarkan cahayanya cukup terang. Bintang berkelap-kelip seakan memberi isyarat pada Nara.

Bintang yang utama itu dihiasi oleh bintang-bintang kecil yang berkilau lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang yang utama itu dihiasi oleh bintang-bintang kecil yang berkilau lainnya. Cahayanya yang cukup menyilaukan mata Nara. Membuat Nara mengulurkan tangannya dan sedikit menutupi cahaya itu dengan tangannya. Nara menyukainya tapi ia tidak bisa melihat bintang itu dengan sempurna karena cahayanya.

Drrrrttt drrrrttt

Fokus memandangi bintang itu, Nara sampai tidak menyadari ponselnya berdering. Barulah saat dering yang kedua kalinya, Nara mendengarnya. Ia beranjak jadi bingkai jendela, ke ranjangnya. Mengecek ponselnya yang sedari tadi berada di atas nakas samping ranjangnya.

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang