33. Keraguan Nara

205 30 0
                                    

"Nar, thanks udah bikin bokap gue seneng. Setelah sekian lama, akhirnya gue bisa denger tawa bokap gue lagi. Dia seneng banget punya anak perempuan," ungkap Galang.

Nara yang awalnya bingung, akhirnya membalas pelukan Galang. "Sama-sama, Gal! Plot twist banget, ternyata Om Tirta itu bokap lo," jujur Nara. Galang tidak lagi membalas ucapan Nara. Sejenak ia berdiam sambil terus memeluk Nara. Detik berikutnya ia melepaskan pelukan. Namun, ia kembali menggenggam kedua tangan Nara.  Tangan kirinya merogoh saku celananya.

"Ini kalung punya nyokap gue, Nar," ucap Galang. Galang mengeluarkan kalung silver dengan motif bulan. Kemudian ia juga sedikit menarik lengan jaketnya. Di bawah telapak tangannya, tepat pada urat nadinya, terdapat tato bergambar bulan. "Bulan itu kesukaan nyokap gue," lanjut Galang.

Nara tiba-tiba teringat dengan mimpinya waktu itu. Mimpi saat ia melihat bintang dan bulan dari jendela kamarnya. Apa bulan yang dimaksud mimpinya itu adalah Galang. Dan bintang itu adalah Bintang. Ah, Nara masih tidak mengerti maksud dari teka-teki semesta ini.

Galang kemudian menaruh kalung milik Mentari, pada telapak tangan Nara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Galang kemudian menaruh kalung milik Mentari, pada telapak tangan Nara. "Lo pasti bingung, maksud gue nunjukin semuanya kan? Gue mau ngomong sesuatu, Nar..," 

"Gue udah tertarik sama lo dari awal kita ketemu. Lo beda dari cewek lain, Nar. Perbedaan itu bikin mata gue fokus cuma ke lo. Awalnya gue cuma tertarik dan kagum liat kecantikan lo itu. Tapi, lama kelamaan perasaan itu tumbuh, Nar. Gue yakin papah pasti seneng banget kalau kita bersama, Nar," jelas Galang.

Ia menarik nafas panjang, sebelum mengucapkan kalimat selanjutnya. "Nar, lo mau kan jadi pacar gue?" tanyanya.

Bola mata Nara membulat sempurna. Bukannya fokus pada Galang yang kini begitu nyata di depannya, Nara samar-samar malah mengingat Bintang. Ia bingung harus menjawab Galang apa. Ini pertama kalinya ada laki-laki yang menyatakan perasaannya dengan tiba-tiba. Nara mengira selama ini kedekatan mereka hanya sebatas teman.

"E-eung, Gal... Gue..."

"Lo gak harus jawab sekarang kok! Gue paham, lo pasti ragu sama perasaan lo kan? Lo masih belum yakin sama perasaan lo kan? Dua minggu! Kasih gue waktu dua minggu buat bikin lo yakin sama perasaan lo, Nar! Selama waktu dua minggu itu, kalau lo udah yakin sama perasaan lo, lo bisa dateng ke gue pake kalung itu, Nar," jelas Galang.

Nara terdiam dan tak bisa berkata-kata lagi. Ia bingung harus berkata apa. Tubuhnya mematung, mulutnya kelu. Bahkan saat Galang pamit dan sudah tidak ada lagi di hadapannya, Nara masih setia diam di tempatnya berdiri sejak tadi. Ia kemudian menatap lekat kalung bermotif bulan yang ada di telapak tangannya.

***

Setelah kembali ke apartemennya, Nara langsung membersihkan diri dan berganti pakaian tidur. Ia merebahkan tubuhnya dengan posisi telentang. Menatap lurus ke atas. Entahlah, hari ini terlalu banyak hal yang terjadi pada hidupnya. Sedih karena The Girls Gang harus pulang. Berdebar karena Bintang yang tiba-tiba datang. Sekarang, kaget karena ungkapan perasaan Galang yang tiba-tiba.

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang