Pada hari itu, di ulang tahun Cio, Hana sudah pernah bercerita tentang latar keluarga Bintang pada Nara. Awalnya, tentu saja Nara sangat kaget. Ia tidak pernah menyangka Bintang melalui kehidupan yang berat seperti itu. Pada hari itu juga, Nara akan bertekad untuk selalu bersama Bintang apapun yang terjadi. Ia tidak mau Bintang merasa ditinggalkan lagi. Ia mau Bintang memiliki keluarga. Meskipun hanya menjadi sahabat Bintang, karena waktu itu mereka belum mengungkapkan perasaan satu sama lainnya.
"Semakin aku tumbuh dan ngerti semuanya, ternyata bunda jahat ya? Bunda lebih milih pergi sama laki-laki itu daripada tinggal sama aku, Nar? Rasanya sakit banget, Nar! Bahkan, sampai sekarang pun, bunda gak pernah berniat untuk cari aku, Nar. Apa bunda nyesel udah lahirin aku, Nar?" Dalam rangkulan Nara, Bintang meremat dada yang terasa sesak.
Bibir Nara terasa kelu. Ia tidak mampu mengucapkan sepatah katapun, karena ikut merasakan betapa sesaknya Bintang saat ini. Nara hanya mampu memeluk Bintang lebih erat lagi. Berharap pelukannya yang hangat dan tulus itu, bisa sedikit mengobati kesesakan pada dada Bintang. Meskipun memeluk Bintang dengan air mata yang juga terus mengalir.
"Aku benci bunda, Nar! Tapi aku juga kangen sama bunda, Nar. Aku mesti gimana, Nar? Percuma kalau cuma aku yang kangen sama bunda, tapi bunda gak pernah ngeharepin adanya aku, Nar!" rancau Bintang. Ia terus terisak di pelukan Nara.
Nara menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak, Bintang. Meskipun bunda gak ngeharepin kamu, masih ada Oma, masih ada aku, masih ada Black Lion yang sangat-sangat bersyukur ada kamu di dunia ini. Ayo buktiin kalau kamu bisa bahagia hidup tanpa bunda, Bintang. Masih banyak orang-orang disekitar kamu, yang sayang banget sama kamu, Bintang."
Cukup lama mereka berpelukan. Menguatkan satu sama lainnya. Saat terasa sedikit lebih lega, Nara melepas pelukannya dan menuntun Bintang untuk berdiri. Ia ingin mengajak Bintang ke suatu tempat dan Bintang menyetujui. Dengan seragam sekolah yang lengkap, arah tujuan mereka bukan ke sekolah, melainkan tempat yang cukup jauh di bukit perbatasan kota.
Sampai di tempat tujuan, Bintang dengan mata yang cukup sembab menyelidik ke arah sekelilingnya. Ia melihat beberapa nisan yang jarak yang cukup berjauhan satu sama lainnya. Terlihat seperti pemakaman, namun tidak seperti pemakaman pada umumnya. Setiap nisan terdapat tumbuhan bunga liar berwarna putih yang entah kenapa memperindah setiap makam.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER, I'M STILL WITH U
Fanfiction[Visual : Jihoon Treasure & Haewon Nmixx] Bintang Anendra, adalah murid tampan, tidak pernah tersenyum yang dikenal sebagai raja es karena sifat cueknya. Sebagai Ketua Black Lion, salah satu dari dua geng penguasa sekolah, hampir semua orang takut d...