36. Bintang Kertas

237 36 0
                                    

Ting... Tong... Ting... Tong...

Nara yang sudah merebahkan dirinya, mendengar suara bel apartemennya dengan nyaring. Ia langsung terduduk dan melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Nara yang takut sekaligus penasaran, berjalan mengendap-endap ke arah pintu apartemennya. Ia mengintip dari lubang pintu.

"Bintang??" lirihnya pelan.

Nara mendapati Bintang dengan ekspresi polosnya sedang berada di luar. Bintang juga terlihat menyembunyikan sesuatu di belakang tubuhnya. Nara melebarkan matanya sempurna. Ternyata ini maksud Bintang untuk jangan tidur dulu. Ternyata ia akan datang lagi menemui Nara.

Nara lantas berlari ke kamarnya. Menyisir rambutnya sekilas di depan cermin dan memoleskan sedikit warna pada bibirnya yang pucat itu. Ia kemudian mengintip lagi dari lubang pintu, sebelum membukakan pintu. Kini Bintang memasang ekspresi senyuman yang tampan. Belum berhadapan langsung dengan orangnya saja, Nara sudah salah tingkah.

Ceklek

Saat Nara membukakan pintu, ekspresi Bintang berubah drastis. Senyumnya yang tadi merekah, kini berubah jadi ekspresi menunduk yang gugup. Ia tidak menatap Nara sedikitpun. Ekspresi inilah yang membuah Nara bingung seketika. Padahal tadi ia melihat Bintang tersenyum.

"Kenapa, Tang? Kok balik lagi?" tanya Nara kemudian.

Bintang merogoh saku celananya. Mengeluarkan sebuah remasan kertas tidak beraturan. "A-ada s-surat dari Cio," lirihnya pelan dengan suara yang gagap. Daripada sebuah surat, remasan itu lebih terlihat seperti kertas contekan. Namun, Nara tetap menerimanya dan membukanya secara perlahan.

 Namun, Nara tetap menerimanya dan membukanya secara perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nafas Nara seketika tercekat. Ia mengucek matanya untuk memastikan apa yang sedang ia lihat. Setelah dipastikan itu adalah sebuah kenyataan, Nara tersenyum lebar. Bilangnya surat dari Cio, padahal itu surat dari Bintang sendiri.

Nara kemudian mendongakkan kepalanya untuk menatap Bintang. Ternyata Bintang sudah menatapnya intens sedari tadi untuk menunggu jawaban. Nara kemudian mengangguk pelan sebagai jawabannya.

"Beneran, Nar?" tanya Bintang. Nara kembali mengangguk percaya diri.

"YESSSSSSSSSSSS!" teriak Bintang. Nara langsung menyuruh Bintang untuk memelankan suaranya. Bintang lupa ia bertamu saat jam sepuluh malam. Nara takut itu bisa mengganggu penghuni unit lainnya.

Bintang kembali lompat-lompat kegirangan dengan suara yang pelan. Ia terlalu senang karena statusnya yang kini berubah menjadi pacar Nara. Bintang teringat dengan apa yang ia sembunyi di belakang tubuhnya. Ia kemudian menyodorkannya pada Nara.

 Ia kemudian menyodorkannya pada Nara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang