46. Maaf, Nara

160 28 1
                                    

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi. Nara baru saja beranjak dari kelasnya karena baru saja selesai piket. Ia melangkah menuju parkiran sekolah seorang diri, karena teman-temannya yang sudah pulang sejak tadi. Di parkiran sekolah, tentu ada seorang laki-laki tampan yang sudah menunggunya sejak tadi. Melihat gadis cantik pujaannya muncul, Bintang beranjak dari motornya menghampiri Nara.

"Udah daritadi? Maaf lama ya?" ucap Nara merasa bersalah. 

Bintang menggeleng lalu tersenyum. "Mau nunggu sampai 1000 tahun juga, asal kamu dateng, aku bakal tetep nunggu kok." ungkap Bintang. 

Nara tersipu malu. Salah tingkah dengan ucapan Bintang. Sebelum akhirnya ia menyadari sesuatu. Ia menyadari Bintang yang seorang diri tanpa anggota Black Lion lainnya. Padahal biasanya, Nara, Bintang dan anggota Black Lion lainnya akan pergi ke markas bersama setelah pulang sekolah. Berdiskusi tentang pengintaian mereka terhdap Regan.  

"Loh anak-anak udh ke markas duluan?" tanya Nara. Bintang mengangguk. 

"Yaudah, ayo kita sekarang ke markas juga!" usul Nara. Bintang menggeleng. 

"Kok geleng kepala?"

"Kita gak akan ke markas dulu hari ini. Aku udah bilang kok sama yg lain. Hari ini aku boleh ke apartemen kamu? Karena kamu cape abis piket, aku mau masakin sesuatu buat kamu!" seru Bintang. Ia memperlihatkan satu paperbag yg berisi bahan-bahan masakan. 

Sambil menunggu Nara piket tadi, ia menyempatkan untuk membeli bahan-bahan tersebut. Padahal biasanya kalau Nara piket, ia akan membantu Nara. Bintang tidak mau terlalu menghambur-hamburkan waktu. Jika sudah begini, ia bisa menghabiskan banyak waktu bersama Nara. 

Nara mendelik. "Eh? Tiba-tiba?" tanyanya bingung, meski hati kecilnya senang. 

"Udah ayo!" ajak Bintang antusias. Ia kemudian memakaikan helm Nara.

*** 

Begitu sampai di apartemen Nara, Nara langsung menaruh kartu akses pada tempatnya. Nara kemudian mempersilahkan Bintang untuk memakai dapurnya, sedang ia mengganti pakaiannya ke kamar. Namun, baru saja Nara ingin melangkah ke kamar, tangannya di tarik kuat oleh Bintang sehingga tubuhnya terhempas ke tubuh Bintang. Bintang langsung menangkap tubuh Nara dan memeluknya erat. Ia mengusap lembut kepala belakang Nara. "Nar, maaf."

"M-maaf buat apa, Tang?" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"M-maaf buat apa, Tang?" 

"Maaf kalau jadi pacar seorang Bintang Anendra gak seindah yang kamu bayangin Nara," ungkapnya. 

"Mungkin kamu berharap aku ngelakuin hal-hal yang lebih romantis dari apa yang kita lakuin selama ini. Tapi hubungan kita malah diisi sama penyelesaian masalah yang ada di Black Lion. Yang seharusnya kamu gak usah ikut terlibat. Makanya, hari ini aku mau kita luangin waktu buat berdua," lanjut Bintang. 

Nara yang awalnya kaget dan bingung, kini membalas pelukan Bintang. "Tang, jangan ngomong kayak gitu ya? Aku tulus ikut bantu Black Lion. Black Lion juga sekarang temen-temen aku. Dan aku gak berharap harus pacaran yang kayak gimana-gimana kok," ucap Nara. 

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang