Seperti biasa, Bintang dan teman-temannya berkumpul disebuah rumah yang merupakan markas Black Lion. Bintang sengaja menggunakan rumah lain milik Omanya tersebut yang tidak terlalu besar itu untuk dijadikan markas. Tempat berkumpul, bercerita, bertukar pikiran atau bahkan menjadi tempat penginapan untuk anggota Black Lion jikalau ada masalah keluarga dan tidak ingin pulang.
"Jadi gimana, Kak? Apa harus kita temui cewek tadi? Secara dia udah ngerebut first kiss lo," ucap Fabio, anggota termuda dari Black Lion.
"Nemuin buat apa anjir?!" tanya Bintang bingung.
"Kan dia udah ngerebut first kiss lo, Kak! Siapa tahu mau lo rebut balik!" jawab Fabio polos, mengundang tawa para anggota.
"Lo diem aja, Fab! Kepolosan lo bikin gue kesel!" tegas Bintang.
Persetan dengan first kiss, bagi Bintang hal itu tidak penting. Ia tidak pernah terlalu memikirkan soal perempuan ataupun pacar. Parasnya yang tampan, tentu saja bisa dengan mudah memikat para gadis diluar sana. Tapi para gadis itu sudah tahu tentang imagenya yang cuek itu. Baginya yang terpenting saat ini adalah menyelesaikan game di ponselnya supaya naik peringkat.
"By the way, cewek tadi murid pindahan ya? Kok gue baru liat?" celetuk Adam.
"Radar buaya darat mulai aktif nih!" sindir Nathan. Adam yang agak kesal disebut buaya darat, merangkul leher Nathan bercanda.
"Tapi cewek tadi cakep loh. Yakin lo gak tertarik, Tang?" tanya Adam yang ditujukan untuk Bintang. Tapi Bintang sama sekali tidak merespon. Fabio, Nathan dan Gavin yang ada disana menggelengkan kepala.
"Lo tau sendiri, speknya Bintang tuh bukan yang good looking, tapi yang good akhlak!" jawab Gavin, teman Bintang sejak di bangku SMP.
Tergiur dengan Bintang yang main game, akhirnya Fabio, Nathan, Adam dan Gavin memutuskan untuk tidak membicarakan soal Nara lagi. Tak lama setelah itu, Bintang yang sudah lebih dulu memulai gamenya, juga lebih dulu selesai. Bintang memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, memakai jaket, lalu menenteng helmnya.
"Eh? Lo mau kemana dah? Buru-buru amat!" tanya Adam.
"Mau... Ketemu Bidadari!" jawab Bintang lalu melengos pergi dari markas. Ke-empat temannya itu sontak melongo, menatap badan Bintang yang kian lama kian menghilang. Bidadari? Seluruh anggota Black Lion sudah tahu siapa 'bidadari' yang Bintang maksud. Mereka hanya tersenyum melihat Bintang pergi.
***
Bintang memarkirkan motor besarnya dihalaman suatu rumah yang lumayan besar. Ia melepas helmnya lalu meletakkannya di atas motor. Baru beberapa langkah berjalan, Bintang dihampiri oleh segerombolan anak kecil dan satu wanita yang lebih tua darinya.
"Kakk Bintanggg!" Teriak segerombolan anak kecil itu menghampiri Bintang. Bintang langsung berlutut menyamakan tingginya dengan anak-anak tersebut. Membalas pelukan hangat dari anak-anak tersebut.
"Eh? Udah-udah. Kasian Kak Bintangnya cape, baru pulang. Ayok pada main lagi." Ucap wanita tersebut. Anak-anak langsung menuruti ucapan wanita itu, dan tidak mengerubungi Bintang lagi. Bintang tersenyum melihat anak-anak itu. Ada yang lanjut main kejar-kejaran, ada yang lanjut menanam tanaman dan lainnya.
"Padahal gak apa-apa kok, Mbak. Oh iya, Oma dimana, Mbak?" Tanya Bintang pada Bunga. Bunga menunjuk ke arah dalam rumah. "Itu lagi nonton TV."
Bintang berlari kecil ke dalam rumah itu dan mendapati Hana-Oma Bintang sedang memindah-mindah stasiun TV. Bintang memeluk Hana sedang duduk di sofa itu dari belakang. Menyadari kalau yang memeluk Bintang, Hana langsung mencium pipi Bintang. Bintang memutar arah, lalu duduk disamping Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER, I'M STILL WITH U
Fanfic[Visual : Jihoon Treasure & Haewon Nmixx] Bintang Anendra, adalah murid tampan, tidak pernah tersenyum yang dikenal sebagai raja es karena sifat cueknya. Sebagai Ketua Black Lion, salah satu dari dua geng penguasa sekolah, hampir semua orang takut d...