7. Kedatangan Tamu

262 36 0
                                    

Seluruh anggota Black Lion yang ada di ruangan itu serentak menatap ke arah Adam. Adam baru saja memberitahu kalau Nara menghubungi Bintang dan meminta alamat rumah Bintang. Bahkan sampai saat ini pun, anggota Black Lion tidak ada yang tahu dimana alamat rumah Bintang. Mereka hanya mengetahui dimana alamat rumah Hana-Omanya Bintang.

"Jawab apa, Tang?" Tanya Adam kebingungan.

Pandangan anggota Black Lion beralih menatap ke arah Bintang. Penasaran jawaban apa yang akan Bintang utarakan. Bintang juga sebenarnya merasa sangat kebingunan. Untuk apa perempuan ini meminta alamat rumahnya. Kalau untuk mendekati seperti perempuan lain pada umumnya, ini terlalu cepat. Bahkan perempuan-perempuan yang sudah pernah mendekatinya, tidak pernah bertanya soal alamat rumah.

"Gak usah dibales." Jawab Bintang dingin.

"Loh? Kok gak usah dibales? Kasian dong, Nara. Gue kasih alamatnya rumah Oma aja ya?" Tanya Adam lagi.

"Lo mau gue bubukin? Yang ada Oma ngira macem-macem." Jawab Bintang.

"Ish iya-iya sorry. Yaudah gue kasih alamat markas aja deh." Lanjut Adam.

"Tapi kalau dia beneran kesini gimana?" Tanya Gavin tiba-tiba, ikut menimbrung obrolan.

"Paling gabut doang tanya alamat. Kalau kesini, nyalinya udah ciut karena liat banyaknya anggota Black Lion." Jawab Bintang dingin. Ia kembali menyesap rokoknya. Sedangkan Gavin dan Adam hanya saling tatap. Adam memutuskan untuk memberikan Nara alamat markas Black Lion saja.

***

Nara turun tepat di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar, tetapi berjejer banyak motor sport di depannya. Ia membayar ojek online yang baru saja ia tumpangi, kemudian merapihkan rok seragamnya yang sedikit terangkat. Ia turun tepat di depan markas Black Lion. Membawa beberapa box pizza.

Beberapa anak Black Lion melongo melihat keberadaan Nara. Belum ada perempuan secantik ini yang datang ke markas. Paras Nara yang blasteran cukup membuat mereka bertanya-tanya. Mau mendatangi siapa perempuan ini? Nara awalnya sedikit kebingungan, karena banyak sekali orang yang masih memakai seragam di halaman rumah tersebut. Apa benar ini rumahnya Bintang?

"Permisi.." Sapa Nara sopan.

"Eh? Mau cari siapa kak?"

"Emmm... Mau cari Bintangnya ada?"

"Eh? Beneran cari Bintang? Gak salah?" Tanya salah satu anggota Black Lion sekali lagi. Merasa kaget, apa mungkin perempuan ini pacarnya Bintang? Akhirnya salah satu anggota Black Lion mengantarkan Nara ke ruangan dimana tempat Bintang berada.

"Tang, ada cewek yang nyari lo!" Teriak anggota yang mengantarkan Nara.

Sontak seluruh anggota yang ada diruangan itu menatap ke arah Nara berdiri bersamaan. Sekilas mereka cukup terpesona dengan paras Nara yang cantik. Rambutnya yang terurai sebahu cocok dengan wajahnya. Seragam sekolah ditambahkan dengan jaket bisbol yang kedodoran menambah kesan imut pada Nara.

Bintang yang sama-sama melongo seperti anggota Black Lion lainnya, kembali menetralkan kesadaran. Bukan karena terpesona, Bintang hanya heran untuk apa perempuan ini berani datang ke markas Black Lion seorang diri. Nyalinya lumayan besar, hanya untuk menemui Bintang.

Adam yang menyambut baik kedatangan Nara, lantas langsung mempersilahkan Nara duduk di salah satu kursi yang kosong. Sebelumnya, ia dengan sigap membersihkan kursi tersebut karena terdapat banyak abu rokok. Nara dengan perlahan, duduk di kursi yang dipersiapkan Adam. Tepat disebelah Bintang duduk.

"Emmm.. Jadi maksud kedatangan gue kesini, gue mau kasih ini. Sebagai permintaan maaf gue tempo hari. Gue gak tau kalau ternyata temen-temennya Bintang sebanyak ini. Kalau gue tau, gue bawa pizza yang lebih banyak lagi." Jelas Nara, kemudian menyodorkan tiga box pizza yang ia bawa.

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang