Bintang memacu Oliver dengan sangat cepat. Melewati semua hal yang menghalanginya. Bergegas menuju tempat yang sekiranya sering Hana datangi. Berharap Hana ada disalah satu tempat yang akan ia tuju ini. Bintang bahkan seakan sudah tidak peduli lagi dengan keselamatannya. Sudah beberapa kali ia hampir menabrak mobil yang ada di depannya.
"Oma tolong tunggu Bintang... Omaa jangan kemana-mana ya? Sabar tunggu Bintang disana. Bintang pasti bakal nemuin oma," monolog Bintang. Tidak henti-hentinya ia merapalkan doa demi keselamatan Hana.
Memorinya kembali berputar kala Hana menerimanya di tengah dinginnya hujan saat itu. Hana menyambut kedatangannya dengan suka cita dan memeluknya tanpa takut basah. Hana langsung memberikan Bintang selimut dan teh hangat. Tak lupa, Hana juga memasak bubur ayam yang sangat enak waktu itu.
Tangis Bintang semakin pecah di perjalanan. Hana harus selamat bagaimana pun caranya. Bintang rela menukar nyawanya asalnya Hana selamat. Hana sudah seperti jantung hidupnya. Jika Hana tidak ada, Bintang tidak terasa hidup lagi.
Brukkkkk
Disaat keadaan genting seperti ini, tiba-tiba ada seorang kucing yang menyebrang. Bintang tidak sempat menekan pedal rem, membuat ia harus membanting stang ke kiri jalan. Menabrak pembatas yang ada di pinggir jalan. Bahkan ia sempat terlempar dari motornya.
Orang yang berada di sekitar, langsung mengerubungi Bintang. Mengevakuasi Bintang yang sempat terpental dari motornya dan membawanya ke pinggir jalan. Adam dan Gavin yang baru tiba juga langsung menghampiri Bintang.
Adam membantu Bintang melepas helmnya secara perlahan. Pada dahi Bintang mengalir darah segar. Mungkin akibat terbentur aspal. Untung saja Bintang memakai helm yang membuat lukanya tidak terlalu parah.
Bagian jaket Bintang yang berlogo Black Lion itu juga sobek dimana-mana. Sobekkan terbesar berada di bagian siku tangan Bintang. Bagian siku Bintang juga terluka dalam hingga darahnya menetes. Hal yang sama juga terjadi pada kedua lutut Bintang, sampai celana seragamitu berlubang.
"Shhhhhhh..," ringis Bintang merasakan sakit yang luar biasa pada kepalanya. Kepalanya terasa sangat pusing. Ia juga merasakan perih dibagian tangan dan kakinya tersebut. Selain itu, Bintang merasakan nyeri di bagian pinggangnya.
Gavin mengecek bagian pinggang yang dikeluhkan Bintang. Ternyata pinggang Bintang sudah memar dan berubah warna menjadi membiru. Mungkin itu juga efek dari badan Bintang yang terlempar.
"Tanggg! Lo gimana sih?! Malah jadi kayak gini?! Harusnya lo lebih hati-hati lagi kalau lagi di jalan! Gue tau kalau lo lagi panik, tapi keselamatan itu nomor satu!" geram Adam melihat kondisi Bintang segala.
"Gue telpon ambulan dulu! Kayaknya luka di pinggang lo lumayan parah. Belum lagi kepala lo yang ke bentur itu," ucap Gavin mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
"GAK!" Bintang langsung menyambar ponsel Gavin.
"Gak usah! Gue mau cari oma! Gue harus temuin oma hari ini juga! Mana kunci motor lo, Dam? Gue mau pinjem! Tolong urus Oliver! Sampein permintaan maaf gue buat Oliver!" cerocos Bintang.
Adam mulai merogoh saku jaketnya. Bukannya mencari kunci motor, ia malah mengeluarkan ponselnya. Terlihat seperti sedang mencari sesuatu. Saat ia sudah menemukannya, Adam menyodorkan ponselnya pada Bintang.
Nara calon ibu negara Black Lion
Dam sorry, lo bisa tolong bilang ke Bintang gak?
Oma aman sama gue di Taman Pelangi
Daritadi gue chat sama telpon Bintang, gak dijawab terus
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER, I'M STILL WITH U
Fanfiction[Visual : Jihoon Treasure & Haewon Nmixx] Bintang Anendra, adalah murid tampan, tidak pernah tersenyum yang dikenal sebagai raja es karena sifat cueknya. Sebagai Ketua Black Lion, salah satu dari dua geng penguasa sekolah, hampir semua orang takut d...