43. Awal Persatuan

152 24 3
                                    

"Entah siapa yang nyerang Alvero, tapi liat lo sama marahnya kayak gue kemarin pas tau ada yang nyerang Fabio, gue baru sadar kalau bukan Black Lion pelakunya. Dan gue juga mau negasin, penyerangan Fabio itu bukan Gold Tiger pelakunya. Jadi gue mau minta maaf ke lo."

"Maaf karena udah nyerang titik lemah lo dan ngebuat lo ada disini sekarang. Kemarin tiba-tiba ada orang bermasker yang bisikin buat nyerang perut lo. Dan karena emosi, tanpa pikir panjang gue langsung nyerang lo," jelas Galang.

"Gue akuin, gue pengecut. Gak seharusnya gue nyerang titik lemah lo walaupun gue tau. Itu bukan aturan berantem yang bener, Tang. Gue bener-bener malu sama kelakuan gue sendiri. Gu bener-bener kayak banci, Tang. Gue bingung, kenapa gue ngelakuin hal sememalukan itu," sambung Galang.

"Maka dari itu, hari ini, detik ini, di depan semua orang yang jadi saksi disini, gue mundur dari jabatan gue sebagai ketua Gold Tiger. Gue udah gak pantes jadi ketua Gold Tiger. Dan gue berharap lo mau mangku jabatan itu. Nyatuin Gold Tiger dan Black Lion. Gue yakin lo bisa bawa Gold Tiger jadi lebih baik lagi!"

"Gal! Apa-apaan ini?!" protes salah satu anggota Gold Tiger.

"Gal? Lo nyerahin jabatan lo ke orang lain gitu aja? Gue yakin Alvero bakal kecewa sama lo! Apapun bisa dibicarain baik-baik, Gal! Biar bagaimanapun, lo tetep ketua Gold Tiger!" ucap Dean. Yang lainnya menyahut tanda setuju. Tampaknya ini semua rencana Galang, tanpa sepengetahuan anggota Gold Tiger seorang pun termasuk Dean.

Dengan tetap memegangi perutnya sambil dibantu Nara, Bintang menghampiri Galang yang berlutut sambil menunduk itu. Bintang membantu Galang untuk berdiri. Galang mengerjap karena bantuan Bintang tersebut. "Gue rasa anggota lo gak bakal suka gue jadi ketua mereka. Gue terlalu Black Lion buat mangku jabatan Gold Tiger."

"Gue bakal terima permintaan maaf lo, asal lo tetep jadi ketua Gold Tiger. Gue juga minta maaf karena udah nuduh lo dan anggota Gold Tiger, jadi pelaku dari pengeroyokan Fabio. Bersamaan dengan ini gue berharap kedepannya Black Lion dan Gold Tiger bukan lagi musuh. Kita harus temuin pelaku yang nyerang Fabio dan Alvero bareng-bareng. Kita harus bales mereka dengan hukuman yang setimpal!"

Bintang kemudian memeluk Galang dan Galang pun membalas pelukan Bintang hangat. Mereka tidak pernah ingat apa alasan yang mendasari Black Lion dan Gold Tiger menjadi rival. Mungkin karena perebutan kekuasan di SMA Angkasa? Namun, disaat seperti ini, kekuasaan tidaklah lagi penting. Yang terpenting adalah bagaimana mereka menjaga keluarga mereka ini agar tetap utuh serta menemukan siapa yang berbuat semena-mena pada Fabio dan Alvero.

Anggota Black Lion dan Gold Tiger yang ada di ruangan tersebut seperti senang dengan keputusan kedua Ketua. Mereka sudah lelah menjadi musuh bebuyutan. Diawali dengan Adam yang memeluk Dean, anggota lainnya kemudian memeluk satu sama lain dan berjabat tangan. Hari ini menjadi hari bersejarah dimana Black Lion dan Gold Tiger sudab menjadi kawan seperjuangan.

***

"Loh, Nar! Lo baru sampe juga?!" sahut Adam seraya membuka kaca helmnya.

Kala Nara berjalan menuju rumah sakit, tiba-tiba ada sebuah pengendara motor yang menghampirinya. Ternyata itu adalah Adam. "Lo kok sendirian? Yg lain mana?" tanya Nara.

Sedangkan dirinya sendiri juga baru sampai, karena memilih pulang ke apartemen terlebih dahulu. Mengganti seragamnya, mandi dan berdandan lebih cantik untuk menjemput Bintang hari ini. "Yang lain di markas. Lagi nyiapin makan-makan kecil-kecilan, buat rasa syukur karena bintang udah pulang dari rumah sakit. Lo nanti join aja!" jelas Adam.

"Iya, Dam. Yaudah gue masuk duluan ya, Dam!" ucap Nara antusias, karena Adam harus memarkirkan motornya dulu di basement rumah sakit tentunya. Nara memilih untuk tidak menunggu Adam karena ia tidak sabar ingin menemui Bintang.

Nara melangkah menyusuri lorong rumah sakit dengan perasaan senang. Ia berharap, Bintang menyukai penampilannya dan menyukai kue buatannya ini. Tak lupa, ia juga membawa beberapa kotak kue untuk di bagikan ke anggota Black Lion. Namun, tentu saja milik Bintang berbeda.

Saat sampai tepat di depan ruang rawat Bintang, langkah Nara terhenti. Mimik wajahnya berubah drastis. Senyumannya memudar. Dari balik kaca kecil yang ada di pintu ruangan, ia melihat seorang perempuan yang tidak ia kenali. Terlihat Bintang hanya berdua dengan perempuan itu. Mengingat para anggota sedang bersiap di markas untuk menyambut kepulangan Bintang, tapi siapakah perempuan itu?

Bintang duduk di atas ranjangnya dan sudah berganti pakaian. Bintang dan perempuan itu terlihat sedang mengobrol, tapi Nara tidak bisa mendengarnya. Bola mata Nara memanas, karena melihat Bintang dan perempuan itu bertatapan begitu lekat. Perempuan itu memang terlihat lebih tua, tapi tidak cocok jika dianggap sebagai kakak bintang. Toh Bintang juga selama ini tidak pernah bercerita kalau ia memiliki saudara perempuan.

Tubuh Nara mematung saat perempuan itu terlihat mengusap kepala Bintang lembut. Tak hanya itu, ia juga menekan pipi Bintang dengan kedua tangannya mesra. Bintang juga tersenyum manis dan sesekali tertawa senang.

Tubuh Nara gemetar hebat. Apakah Bintang benar berselingkuh? Nara ingin menepis kenyataan itu, tapi bukti sudah jelas di depan matanya. Nara ingin sekali masuk dan bertanya. Namun, apakah ia sanggup menerima jawabannya? Apa Bintang dan perempuan sudah tau kalau Nara dan para anggota Black Lion akan datang terlambat sehingga mereka bisa bertemu berdua saja.

Pada akhirnya Nara memberanikan diri untuk membuka pintu secara perlahan. Tapi tiba-tiba perempuan itu berkata "Makanya hati-hati kalau apa-apa tuh! Gue khawatir banget lo kenapa-napa. Gue kan sayang sama lo!"

Jantung Nara mencelos. Air matanya luruh. Sayang? Perempuan itu mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan pada Bintang. Ah sial! Rasanya hati Nara remuk berkeping-keping. Selama 18 tahun hidup, ini baru pertama kalinya ia merasakan patah hati. Ternyata patah hati itu menyakitkan ya?

Nara mengurungkan niatnya untuk masuk. Ia berlari menjauh dari sana sembari menangis. Sayangnya, ia malah bertabrakan dengan Adam. Wajahnya yang sudah berantakan karena menangis dilihat jelas oleh Adam. Raut wajah Adam tampak kebingungan. "Nar, lo kenapa nangis? Gak jadi ketemu Bintangnya?" tanya Adam ragu.

Nara menggeleng pelan. Kenapa ia malah harus bertabrakan dengan Adam? Nara lalu memberikan kotak kue pada Adam. "G-gue pulang dulu. Titip buat Bintang sama anak-anak," ucap Nara lalu berlari menjauh dari Adam. Adam yang bingung, hanya terdiam menatap Nara yang menjauh. 

Saat Nara sudah tidak terlihat lagi, Adam kemudian melanjutkan untuk ke ruang rawat Bintang. Berbeda dengan Nara yang menangis, Bintang disana tetap dalam ekspresi normal. Lantas apa yang terjadi? pikir Adam. "Nara kenapa, Tang? Dia gak jadi kesini?" tanya Adam.

"Nara? Maksud lo apaan? Nara belom sampe kok!" jawab Bintang.

"Tadi Nara kayaknya dari sini deh. Terus tadi dia nangis. Gue tanya, dia gak jawab. Sebenernya lo apain Nara sih?" ungkap Adam. Bintang mendelik. Nangis? Kenapa Nara menangis? Bintang terdiam sejenak untuk berpikir.

"Lo pulang, Kak La? Nyampe kapan, Kak La?" tanya Adam pada perempuan itu.

"Ya pulang lah! Adik gue dua-duanya bubuk, masa gue gak pulang!" ketus Fiola, kakak Fabio yang sering dipanggil Kak La. "Gue baru nyampe tadi pagi, tapi baru sempet ke sini barusan. Soalnya dari pagi gue temenin mamah sama Fabio," ungkap Fiola.

Suara Adam menyadarkan Bintang. Jangan-jangan Nara menangis karena melihat Bintang sedang berdua dengan Fiola. Bintang buru-buru mengambil jaketnya yang ada di sofa. "Gue pinjem motor lo, Dam!" pinta Bintang.

"Tunggu-tunggu! Nara siapa? Lo mau kemana ini?" tanya Fiola yang tidak tahu menahu semuanya. 

"Kak, gue minta tolong yah lo ke markas sama Adam. Gue ceritain detailnya nanti di markas!" jawab Bintang. Ia lalu melenggang pergi meninggalkan Adam dan Fiola.

Sepanjang perjalanan, Bintang sangat khawatir. Ia takut Nara tidak mau mendengarkan penjelasannya. Sepertinya Nara juga mendengar beberapa perkataan ambigu yang dilontarkan oleh Fiola. Bahkan Nara sampai menangis ucap Adam. Bintang bisa membayangkan betapa hancurnya hati Nara melihatnya bersama Fiola.

"Nar, lo pasti salah paham dan anggep gue punya cewek lain ya?" batin Bintang.

"Ini gak seperti yang lo pikir, Nar! Gue paling benci sama perselingkuhan,"

"Karena Bunda selingkuh..."

***

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA ❤️

BIAR AKU SEMANGATT ❤️

TERIMAKASIH SUDAH BACA ❤️

SEMOGA SEHAT DAN BAHAGIA SELALU ❤️

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang