56. Hati yang Sakit

145 25 6
                                    

Mendengar percakapan Gavin dengan Ceisya, Bintang panik bukan main. Hanya satu pertanyaan yang ada dikepalanya? Siapa lagi dalang yang berani menculik Nara? Padahal Regan sudah didalam jeruji besi. Ia mengira dalang dari semua yang telah terjadi adalah Regan. Namun, sepertinya perkiraannya salah.

Dengan segala kepanikkannya, Bintang buru-buru masuk ke dalam dan mengambil kunci Oliver. Tanpa memakai jaket, hanya memakai helm, Bintang langsung bergegas pergi bersama Gavin. Diikuti oleh para anggota Black Lion di belakangnya. Takut sang penculik juga membawa antek-anteknya.

Lokasi yang Ceisya berikan, terhenti di sebuah bangunan tua terbengkalai. Bintang, Gavin dan yang lainnya, menancap gas dengan sangat cepat. Tak di sangka, di perjalanan, mereka malah bertemu dengan Dean dan para anggota Gold Tiger. Meskipun kebingungan karena Dean mengambil rute yang sama, Bintang tetap melajukan motornya ke lokasi.

Tepat di depan bangunan tua itu, ada Ceisya yang nampak sekali gelisah dan ketakutan. Ia sudah terduduk ditanah, seraya terisak melihat ke arah bangunan itu. Begitu Gavin memarkirkan motornya, ia langsung menghampiri Ceisya. Tangis Ceisya semakin pecah dipelukan Gavin. Ada sedikit rasa lega, karena ia kini tidak sendiri lagi. Namun, ia masih khawatir dengan kondisi Nara.

"Kak, Ceisya takut kak," isak Ceisya.

Gavin menenggelam kepala Ceisya pada dadanya. Mengelus kepala dan punggung Ceisya bersamaan. "Ce, aku ada disini. Kamu aman sama aku. Kamu gak usah takut lagi ya?" hibur Gavin.

"Sekarang Nara dimana, Ce?" sambung Gavin.

"K-Kak Nara, dibawa ke dalem. Maaf, Ceisya takut nyusul kak Nara ke dalem tadi kak," ungkap Ceisya.

Mendengar jawaban Ceisya, Bintang langsung berlari ke dalam. Namun, belum sampai ia memasuki bangunan itu, ada Galang yang entah datang darimana, menghadang Bintang. Tanpa aba-aba, Galang meninju wajah Bintang.

"LO BILANG, LO BISA JAGAIN NARA, TANG? SEKARANG APA? NARA DALAM BAHAYA? GUE GAK TAU NARA DIBAWA KEMANA! GUE GAK TAU NARA DIBAWA SAMA SIAPA!" amarah Galang.

Galang, tadi sempat ingin mengunjungi Nara. Membawa kue yang dititipkan papahnya untuk Nara. Namun, baru saja sampai di area apartemen Nara, Galang malah melihat penculikkan Nara. Tak berapa lama, ada perempuan yang panik memanggil taksi dan mengikuti mobil yang menculik Nara. Galang juga sempat mengejarnya, tapi Galang kehilangan jejak saat sampai di bangunan ini.

Gavin dengan emosi yang kurang stabil setelah khawatir tentang Ceisya, mendorong Galang kuat. Dengan telunjuknya, ia menunjuk nunjuk wajah Galang seraya memaki Galang balik. Gavin tidak terima atas perlakuan Galang yang tiba-tiba pada Bintang itu.

"Lo ngapain sih bangsat?! Lo sendiri apa? Cari Nara ketemu gak?!" tanya Gavin dengan nada yang cukup tinggi. Galang menghela nafas kasar. Nyatanya ucapan Gavin memang benar. Sejak tadi, ia berusaha mencari Nara di gedung ini, tapi ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Nara.

Ditengah perdebatan Galang dan Gavin, Bintang bangkit dan melenggang pergi ke dalam begitu saja. Tanpa menghiraukan apapun. Melihat itu, Adam langsung mengambil kendali dan meminta para anggota Black Lion berpencar mencari keberadaan Nara. Begitupun dengan Galang. Ia juga meminta hal yang sama kepada teman-temannya.

Meskipun bangunan itu sudah terbengkalai, bangunan itu tidak runtuh dan masih mempertahankan kekuatannya. Bangunan itu terdiri dari tiga lantai. Tangga untuk akses setiap lantai pun, masih berfungsi walaupun terdapat lumut di sana-sini. Bintang mencari Nara hingga ke puncak gedung tersebut. Barulah sampai di lantai paling atas gedung, ia samar-samar mendengar suara seorang perempuan.

Pada salah satu area di lantai tiga, Bintang diperlihatkan Nara yang terduduk dengan tangan dan kaki yang diikat. Mulut Nara ditutup dengan lakban. Nara berusaha melepaskan diri, tapi ikatan pada kaki dan tangannya itu terlalu kuat. Di belakang Nara ada seseorang yang lengkap dengan masker dan topi hitamnya.

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang