32. Anak Perempuan

187 28 0
                                    

Setelah makan bersama, tak terasa supir Sky sudah datang menjemput. The Girls Gang lalu benar-benar mengecek barang bawaan mereka. Takut ada yang tertinggal. Barang-barang tersebut kemudian dibawa oleh supir dan para bodyguard Sky. Nara mengantar para sahabatnya sampai di depan gedung apartemen.

"Lo baik-baik disini ya, Nar! Kalau ada apa-apa pokoknya langsung koar grup aja. Kita siap membantu!" ucap Raina kemudian memeluk Nara sendu.

"Kalau bulan depan, kita ada luang lagi, kita bakal balik nginep lagi kok. Pokoknya lo jaga kesehatan ya! Jangan sampe sakit!" Giliran Sky yang memeluk Nara.

Padahal sejak pagi tadi, Nara merasa biasa saja meskipun sudah tahu ini hari terakhir menginap The Girls Gang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal sejak pagi tadi, Nara merasa biasa saja meskipun sudah tahu ini hari terakhir menginap The Girls Gang. Namun, ketika berpelukan satu persatu dengan sahabatnya, bola mata Nara mulai berkaca-kaca, menahan tangis. Rasanya kebersamaan mereka terasa begitu cepat. Tiba-tiba Nara harus menjalani keseharian sendiri lagi.

Apa boleh buat? Mereka tinggal di kota yang berbeda dengan Nara sekarang. Mereka juga memiliki dunianya masing-masing. Nara sudah sangat berterimakasih, mereka mau mengunjungi Nara walaupun harus menempuh jarak yang lumayan jauh. Disini pun, ada Shela teman barunya yang bisa dihubungi selama 24 jam nonstop.

"Kalian juga jaga kesehatan ya guys! Gue bakal kangen banget sama kalian! Big thanks, udah mau ngunjungin gue kayak gini," ucap Nara sendu. Ke tiga sahabat Nara itu sontak memeluk Nara, sebelum masuk ke dalam mobil.

Acher menjadi orang yang terakhir kali masuk, berbisik tepat di telinga Nara. "Jangan jadi pemain kayak gue. Cukup sama Bintang aja. Gue setuju kok sama Bintang. Gue liat Bintang baik dan sayang sama lo," bisik Acher.

Bisikan Acher seketika membuat wajah Nara memerah. Bagaimana bisa Acher berbisik seperti pada Nara? Nara menduga ke tiga sahabatnya itu sempat bertemu dan menginterogasi Bintang tadi. Sayang? Nara tidak mau berharap banyak. Namun, sejujurnya ia juga sudah menaruh hati pada Bintang. Entah sejak kapan.

"Bye, Nar! See u!!!" Ke tiga sahabatnya melambaikan tangan pada Nara, sampai mobil yang membawa mereka keluar dari area apartemen Nara.

Baru saja Nara ingin beranjak masuk, telinga mendengar suara deru mesin motor yang tak asing baginya. Nara menoleh untuk sekedar memastikan dugaannya itu. Dan benar saja. Itu adalah suara deru mesin motor Galang. Galang membuka helm seraya mengibaskan rambut gondrongnya. Nara lantas menghampiri Galang.

"Sahabat-sahabat lo dah pulang, Nar? Tadi gue liat di jalan," ungkap Galang. Nara tersenyum kemudian mengangguk.

"Lo pasti sedih ditinggal sendiri lagi ya? Gimana kalau lo main ke rumah gue?" tanya Galang tiba-tiba. Membuat Nara mengernyitkan dahinya. Nara merasa perkataan Galang benar, kalau ia merasa kesepian lagi, tapi kenapa harus ke rumah Galang.

Diamnya Nara, membuat Galang memutar otak. Mencari alasan lain supaya Nara mau ke rumahnya. "Oh iya! Gue ada tugas matematika! Ayo bantuin gue ngerjain tugas di rumah gue!" paksa Galang. Masih pantang menyerah mengajak Nara ke rumahnya.

WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang