17. Nara?!

240 32 2
                                    

Minggu pagi yang cerah ini, Nara harus terbangun karena suara dering ponselnya yang berbunyi beberapa kali. Kai, sudah menelponnya hampir lima kali pagi ini. Nara tahu, kakaknya memang orang yang baik, tapi disaat-saat seperti ini, kakaknya sangat menjengkelkan bagi Nara.

Ya ampun, Kak. Ini masih pagi banget.

Eitsss, kakak gak pernah ajarin kamu males-malesan ya, Bocil.

Iya-iyaa tahu.

Ayo bangun, terus jangan lupa bersihin apartemenmu itu. Nanti kalau udah beres semua, agak siangan, kamu bisa tidur lagi, kok.

Iya-iyaa bawell

Oh, iya. Kalau gak salah, hari ini jadwalnya jemput Gizmo kan? Jangan lupa jemput Gizmo ya!

Iyaa, aku inget kok, Kak. Masa sama Gizmo aku lupa.

Ok. Have a nice Sunday, Bocilku. Aku mau pergi jogging nih sama Papah.

Ya, yaa. Baik-baik disana! Bye!

Baik Nara maupun Kai sama-sama memutuskan panggilan telepon. Nara kemudian mendudukkan dirinya dan sedikit meregangkan badannya. Ini bukan pertama kalinya Kai, menelponnya di hari Minggu pagi. Namun, Kai memang akan selalu menelponnya setiap Minggu pagi.

Sesuai yang diperintahkan oleh Kai. Nara langsung bergegas membersihkan apartemennya, karna ia sudah berjanji untuk menjemput Gizmo. Nara tidak ingin sampai terlambat untuk menjemput Gizmo. Nara sudah bertekad untuk tepat waktu. Ia sudah sangat merindukan Gizmo.

***

Tinnnn... Tinnnn...

Suara klakson Oliver berbunyi sangat nyaring ditengah hirup pikuk kota. Ada saja yang menghambat Bintang untuk bisa sampai ke sekolah dengan cepat. Pagi ini Bintang bangun terlambat karena harus membantu mengurusi Cio yang sedang demam semalaman. Kalau hari ini tidak ada ulangan guru killer, Bintang memilih untuk tidak usah masuk saja.

Sudah hampir pukul tujuh pagi, Bintang sudah tahu kalau parkiran sekolah akan penuh. Ia akan memilih parkir di warung Mbok Darmi saja. Hanya sedikit anak Angkasa yang mengetahui kalau bagian belakang warung Mbok Darmi bisa dijadikan parkiran. Jadi Bintang yakin hanya akan ada motornya saja di warung Mbok Darmi.

Setelah hampir setengah jam lamanya membelah jalanan kota yang ramai, akhirnya Bintang sampai di warung Mbok Darmi. Baru saja sampai, Bintang dibuat kaget oleh sebuah motor sport hitam berwarna dominan abu-abu dan hitam. Ia belum pernah melihat motor ini sebelumnya. Namun, setelah menatap motor itu lebih lama, Bintang merasa pernah melihat motor itu, tapi bukan di Angkasa.

"Ahh! Gue udah telat!" Teriak Bintang tersadarkan oleh waktu yang terus berjalan. Bintang kemudian memarkirkan tepat disebelah motor itu.

Diperjalanan menuju kelas, sambil berlari Bintang baru menyadari kalau ia teringat oleh sticker yang berada pada helm di motor itu. Ia teringat pada motor yang menyerempetnya saat ia mengantarkan Fabio ke tempat bimbel. Bintang ingat betul sticker itu. "Hmmm... Semoga pas pulang nanti, gue bisa ketemu pemiliknya buat negur perbuatannya." Batin Bintang.

Bintang kemudian masuk ke kelasnya dan menjalani harinya di sekolah dengan normal. Pada saat pulang, semua anggota Black Lion berkumpul dan mengobrol di parkiran sekolah. Ditengah obrolan, Bintang tersadar kalau ia ingin mencari tahu tentang motor yang menyerempetnya waktu itu. Bintang kemudian berpamitan dengan teman-temannya dengan alibi urusan mendesak.

 Bintang kemudian berpamitan dengan teman-temannya dengan alibi urusan mendesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WHATEVER, I'M STILL WITH UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang