Call Me Maybe

4.5K 434 81
                                    

Pesta perayaan perusahaan yang ia hadiri harusnya membawa berbagai macam hidangan mewah ke dalam indera pengecap Edwin Satriatama. Si penggebuk drum di band FATE tersebut bahkan sudah membayangkan lezat sashimi salmon yang sudah ia lirik semenjak masuk area ballroom.

Tapi berkat ulah nakal seorang bocah yang mengacaukan pesta milik ayahnya, mimpi Edwin mencicip kelezatan sashimi harus sirna diganti ayam goreng dan burger dari salah satu restauran cepat saji.

Cerita berawal dari beberapa menit setelah FATE turun dari stage sehabis membawakan tiga lagu andalan. Yasa, si manis dengan keramahan tiada tara tiba-tiba memanggil Arik Wibisana dan berbicara akrab dengan si pengusaha muda. Tak hanya melibatkan keduanya, circle antara mereka juga membaur bersama. Sena, Aji, Dipa dan Edwin menyalami satu persatu Kevin dan Citra dengan si gadis mantan teman dekat Sena tersebut yang nampak gelisah entah karena apa.

Di tengah obrolan random mereka tiba-tiba Kevin diam dan mengisyaratkan mereka agar semuanya menatap ke arah layar besar yang ada di panggung. Bukan hanya Edwin, bahkan semuanya juga bingung. Apalagi setelah si bocah dengan langkah ringan maju ke depan, berdiri di atas pinggir panggung dengan microphone yang sempat disambar dari operator.

Bahkan Prayudha Liyandi saling tatap bingung dengan sang istri perihal kelakuan satu-satunya putra yang ia bawa ke pesta. Kedua adik Kevin belum berusia legal untuk acara serupa.

"Selamat malam semua. Saya Kevin Liyandi, putra pertama Tuan Prayudha Liyandi yang terhormat. Pada malam hari ini izinkan saya menunjukkan sebuah film dokumenter yang saya persembahkan untuk Papa saya tercinta. Selamat menikmati."

Sangat Edwin ingat kata-kata tanpa ragu dari bocah bernama Kevin tersebut sambil menggenggam microphone-nya menatap setiap mata para tamu undangan. Tak ada ragu, tipikal si percaya diri tinggi yang tak mau diusik.

Tak lama film dokumenter yang katanya dipersembahkan untuk sang Papa terputar di layar. Diawali dengan foto-foto keluarga Prayudha Liyandi yang harmonis dengan Arini Swastika serta ketiga buah hatinya. Disusul foto-foto dan video kemesraan Yudha dengan wanita lain, yang diambil secara diam-diam. Tak ketinggalan chat-chat penuh kata manis dan tak pantas dari Yudha untuk Citra diumbar juga.

Wajah yang tak disamarkan membuat setiap pasang mata tahu jika si wanita adalah Citra Amanda, artis kebanggaan Ibu kota dengan berbagai bakat dan keahliannya di bidang seni hiburan. Bisa Edwin lihat Citra yang berdiri tak jauh darinya mulai gelagapan bergetar takut ditatap penuh telisik oleh setiap pasang mata di sana.

Dari Citra, menuju Yudha kembali menuju layar yang sedang bercerita. Siklus tatapan setiap persona dalam ruangan berjalan sama.

Setelah itu semuanya kacau. Yang Edwin ingat hanya tangis Arini dan caci maki pada Citra bahkan Yudha. Dihakimi oleh publik membuat keduanya semakin kacau dan Yudha mengamuk melampiaskan kekesalan.

Semua berbaur kacau. Arini berlari pergi disusul Yudha. Para tamu berjubel keluar ruangan. Sedangkan Citra menciut, menyembunyikan diri dari setiap sorot kamera yang berniat mengambil gambar dan video darinya.

Tak tahu bagaimana Edwin bersama keempat membernya bisa berakhir disini, duduk melingkar mengelilingi dua meja yang disatukan milik salah satu restauran cepat saji yang buka dua puluh empat jam.

"Dimakan kali, Bang. Dilihatin melulu mana kenyang." Suara si bocah pengacau yang kebetulan duduk di sampingnya membuat Edewin menghentikan lamunan.

"Ini juga dimakan." Satu suapan besar burger dilakukan sambil menatap Kevin agar si bocah puas.

Setelah itu mata si drummer mengedar sekeliling mendapati Dipa yang sibuk memakan kentang goreng sambil berbicara akrab dengan Arik yang memeriksa smartphone miliknya.

UNPREDICTABLE (BoysLove, Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang