Day Off

10.5K 740 50
                                    

Terik sampai di pelupuk mata kala Sena terbangun dari tidur nyenyaknya. Peduli setan soal kebiasaan bangun pagi, ia hanya ingin menikmati masa liburnya yang hanya dua hari dengan bermalas-malasan di apartment.

Duduk mengusak rambutnya sendiri, smartphone di nakas jadi peralihan perhatian. Chat orang tuanya yang bertanya kabar, biasa. Dan satu chat lagi yang mengundang senyum terkembang milik sang vokalis.

From  : Citra Amanda

Nanti jadi jemput jam berapa?

Jam 7 aja ya, aku langsung ke lokasi syuting kamu

Okaii

Si gadis model video music itu memang selalu berhasil membuat Sena bak orang bodoh yang tersenyum sendiri hanya karena membaca chat-nya saja. Dalam masa pendekatan ini, rencananya malam ini Sena ingin mengajak Amanda makan malam romantis di restaurant Italy yang terletak di salah satu hotel bintang lima di kota mereka.

Melirik jam di dinding yang jarum pendeknya sudah lewat dari angka sebelas, si tampan memutuskan keluar mencari minum. Mungkin sedikit menyapa rekan band-nya juga diperlukan.

Sepi. Kosong sana-sini saat Sena celingukan keluar kamar yang dihuninya seorang diri. Barang kali keempat temannya sudah keluar dengan urusan masing-masing.

Setelah membuka kulkas dan membawa sebotol air mineral dingin ke ruang tengah untuk menonton televisi, ia dikejutkan dengan sosok bassisnya yang duduk di sofa mengangkat dan menekuk kedua kakinya serta menenggelamkan wajah dalam lipatan lutut tersebut. Layar televisi dibiarkan menyala namun tiada suara yang keluar mengisi ruang dengar.

"Yasa.." Sena memanggil ragu.

"....." Tak ada jawaban. Pandangan Yasa masih ke depan, lurus meski fikirannya tengah melayang entah kemana.

Sena yang bingung memutuskan ikut duduk di sofa yang sama, namun sisi berbeda. Di samping Yasa. "Lo nggak keluar, Yas? Hangout sama temen atau pulang ke rumah?"

Kali ini Yasa menggeleng.

"Kalau yang lain kemana?" Satu pertanyaan lagi dilontar Sena.

Dengan gerakan halus, Yasa menolehkan kepala ke arah vokalisnya. Meski begitu tetap saja Sena kaget. Mata sewarna karamel milik Yasa tak bisa bohong jika pemiliknya baru saja menangis beberapa saat lalu.

"Edwin syuting iklan, berangkat dari pagi."

"Aji sama Dipa?"

Ada kilat tak terbaca pada netra Yasa saat dua nama terakhir diucap oleh leadernya.

"Dipa nganter Aji ke makam neneknya."

"Loh, tumben? Biasanya lo kan yang diajak Aji ke makam neneknya?" Kedekatan Aji dan Yasa sebagai teman sejak SMP sudah diketahui oleh member FATE yang lain.

Yasa hanya menggeleng lalu mengedikkan bahunya.







....







Hoodie, snapback, masker, kaca mata. Masing-masing kurang lebih mengenakan style yang sama. Baik Dipa maupun Aji, sesekali celingukan kanan kiri makam, takut ada kamera fans yang menyorot meraka.

Mengikuti langkah Aji yang mendahuluinya, Dipa membawa kaki ke arah pemakaman di sisi selatan. Dimana sebuah pohon beringin besar menutup area dari sengat mentari.

Tiba di makam dengan nisan bertulis Arum Setyorini, mereka berhenti. Meletakkan sebuket mawar putih yang dirangkai dengan begitu indahnya.

"Nenek, Aji dateng nih." Mulai Aji sang nenek bisa diajaknya berdialog.

UNPREDICTABLE (BoysLove, Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang