The Time

5K 500 55
                                    

Kalau vote dulu kira-kira rugi nggak buat kalian? 😅










"Win, Mbak ke perkebunan dulu ya. Nggak ada Papa harus ada yang handle hari ini." Anita Putri Pramudya menepuk pundak Edwin yang tengah berdiri di depan kulkas dengan pintu terbuka, mengambil sebotol air dingin untuk memanja rasa dahaga.

Si pemuda mengangguk, mengatakan iya dengan acungan jempol pada Anita yang kemudian keluar menuju garasi tempat mobilnya terparkir lewat pintu belakang. Langkah dengan punggung makin jauh meninggalkan aroma creamy vanilla dengan sentuhan segar dari wild berry dan jasmine membuat otak Edwin melanglang buana entah kemana.

"Elegan banget wanginya. Khas wanita karir yang seleranya CEO perusahaan." Tak dipungkiri Anita adalah sosok cantik menawan di balik wajah mirip Sena versi perempuan. Kesan high class, elegan, feminim, tapi dewasa dan penuh percaya diri.

Mengaburkan bayang siluet sempurna Anita yang jelas bukan bagiannya, Edwin mengembalikan botol ke dalam kulkas lalu menuju dimana satu-satunya manusia di rumah itu berada.

Semenjak pagi menyusur belahan bumi, Ananta dan Lidya sudah berpamitan menghadiri acara pernikahan salah satu teman Ananta di luar kota. Mungkin malam baru bisa pulang. Sena juga pergi mengantar Aji dan Dipa yang katanya ingin ke air terjun yang sempat mereka lihat di perjalanan menuju kemari.

Tersisa Yasa ditemani Edwin yang kini duduk di ruang keluarga dalam satu sofa yang sama. Bersisian menatap televisi dengan tayangan gossip berita artis ibu kota.

"Loh, kok gue baru tau ada berita begituan soal Citra Kak?" Netra kelam sang penabuh drum sontak membelalak mendapati berita yang tengah dikupas habis-habisan.

Cakrayasa tersenyum. Bingung harus menanggapi apa. Kedua tangan sibuk mengusap permukaan perut yang terasa begah dan kurang nyaman. Mungkin karena semalam ia begadang menemani keempat membernya bermain kartu remi milik Sena, yang kata Edwin bermain bersama lagi untuk mereka bisa membangun chemistry.

"Mungkin emang cuma gossip, Win."

"Masa sih, Kak? Tapi itu istri sah-nya udah upload bukti chat suaminya sama Citra loh Kak?"

"Eung, kita tunggu konfirmasinya aja deh. Biar nggak jadi salah paham." Putus Yasa akhirnya.

Sedang di televisi suara narator makin didramatisir mengisi video demi video berita tentang Citra Amanda yang katanya dilabrak istri seorang pengusaha karena menjadi selingkuhan suaminya. Pikiran positif Yasa mencoba mengupas sisi baiknya. Sayang bukti konkret yang disajikan si istri pengusaha ke media seolah membungkam setiap mulut yang membela Citra.

"Untung Bang Sena nggak jadi pacaran sama cewek matre kaya gitu." Nyinyir Edwin.

"Dih, dari mana tau matre?" Yasa bertanya sambil mengurai nafas sesak, menyembunyikan sakit yang melilit.

"Kalau nggak matre mana mau sih sama orang yang udah punya istri? Mana udah bangkotan lagi tuh si Bapak." Menurut Yasa, bungsu FATE di sampingnya ini sudah cocok menjadi pembawa acara gossip.

"Gue ke kamar dulu sebentar, Win." Pamit Yasa akhirnya, susah payah bangkit berdiri dengan tangan kiri menahan perut dari bawah dan tangan kanan bertumpu pada pegangan lengan sofa mencari dukungan.

"Mau ngapain, Kak?"

"Istirahat, tidur sebentar. Nanti kalau Sena sama yang lain pulang bangunin gue ya, mau masak makan siang."

"Siap, Kak!!"










....










Sena tak berbohong ketika mengatakan jalanan menuju area air terjun cukup curam dan licin. Untung warga sekitar yang punya lahan pertanian atau perkebunan di sana punya inisiatif untuk memasang tali-tali pegangan panjang di selusur jalan yang bisa digunakan sebagai pegangan para pengunjung air terjun.

UNPREDICTABLE (BoysLove, Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang