Wangi aroma roti tawar yang dipanggang dengan isian selai cokelat mengisi ruang makan dengan dekorasi dominan warna cream dan aksen kayu. Satu persatu piring ditata memenuhi meja makan keluarga oleh sang nyonya rumah, Cakrayasa Adi Kusuma.
Sedang asyik dengan aktivitas rutin paginya, sebuah suara nyaring menyapa indera telinga. "Taksinya udah di depan rumah, Nyah."
Sang Bassis menoleh mendapati seorang wanita dengan rambut sebahu diikat ekor kuda dan penampilan sederhana sudah berdiri di pintu dapur memberi tahunya. Hidung Cakrayasa dikerutkan tanda ada hal yang ia kurang suka.
"Kan udah saya bilang panggil Mas aja, Teh. Jangan pakai Nyonyah, saya nggak sreg ah dengernya." Koreksi Yasa pada Teh Ririn, wanita yang usianya tak jauh beda dengan Mbak Anita. Wanita yang hampir dua minggu ini bekerja pada keluarganya sebagai nanny untuk si putra pertama.
Si wanita menunduk sungkan. "E..eh iya maaf Mas, suka lupa sayanya." Diakhiri dengan tawa canggung penutup kalimat.
Yasa hanya menggelengkan kepala. "Bilang supirnya tunggu sebentar, sekalian bawain tasnya Sean udah saya siapin di ruang tamu. Saya panggil Arseannya dulu ya di kamar." Perintah Yasa yang diangguki si wanita.
Semenjak kehadiran Teh Ririn, Arsean yang awalnya bersekolah di playgroup dengan diantar jemput Sena kini sudah penuh berada di asuhan sang wanita. Pagi diantar ke sekolah dengan taksi online, ditunggui sampai pulang dan di rumah kembali diajak bermain serta belajar ditemani Teh Ririn. Sesekali Yasa juga akan ikut bergabung jika si kecil Arsya tidak terlalu rewel.
Melangkahkan kaki berbalut sandal rumah ke dalam kamar miliknya, Yasa disuguhi pemandangan si anak sulung yang ternyata malah tertidur lagi di samping sang adik di atas ranjang. Padahal Sean yang sudah punya kamar sendiri tadi hanya pamit menengok Arsya setelah dimandikan Teh Rini dan dipakaikan seragam playgroup berwarna kombinasi putih dan biru navy.
"Ck, kebiasaan deh suka molor kaya Papanya." Gumam Yasa mendekati kedua buah hatinya. Mengabaikan gemericik dari arah kamar mandi penanda sang suami sedang di dalam membersihkan diri.
"Astagaaa, Sean adeknya diapain ini???" Setelah tepat di depan kedua anaknya, makin jelas di tatap Yasa ternyata si bungsu dijahili oleh Sean dengan menarik headband pita yang dipakai sang bayi ke bawah hingga menutup mata. Bahkan ibu jari tangan kanan Arsya kini digenggam Sean untuk diemutnya di antara lelap sementara.
Ck, Yasa hanya bisa mengelus dada. Sifat jahil Sean betulan menurun dari Abangnya, Edwin Satriatama.
"Ada-adaaa aja." Lalu menggoyangkan kecil tubuh si sulung setelah membenarkan letak headband si bungsu serta melepas jemarinya dari mulut sang kakak. "Kak, bangun dong. Mau sekolah nggak hari ini? Tuh Teh Rini udah nunggu di taksi loh Kak."
Beruntung perlahan-lahan mata serupa milik Sena itu terbuka kelopaknya. Berkedip lucu beradaptasi dengan sengat cahaya, lalu menghambur memeluk Yasa yang masih duduk menunguinya. "Mamaaa, Sean capek mau bolos aja." Rengeknya.
"Capek? Emang habis ngapain kok capek? Lagian di sekolah kan cuma main sama belajar bentar Kak. Masa capek??" Heran sang Mama.
Si bocah mendongak mempertemukan tatap bak anak anjingnya pada si lelaki manis yang telah melahirkannya. "Habis tidur, Ma. Capek. Tidur kan juga butuh tenaga tau, Ma. Terus nanti di sekolah juga paling main itu-itu aja, bosen."
Lagi-lagi Yasa menghela nafasnya entah untuk ke berapa kali dalam pagi ini. "Kak, coba besok-besok jangan kebanyakan main sama Abang Edwin ya. Lama-lama ketularan sengklek kamu kaya dia. Main sama Om Arik aja deh, siapa tau ketularan kaya."
Ck, Mamanya juga sama sengkleknya. Kebanyakan ngemut permennya Barsena. Eh? Lupakan.
Akhirnya dengan sedikit drama di awal hari, Arsean mau juga memasuki taksi untuk berangkat ke sekolah walau dengan digendong paksa oleh Yasa dan diiming-imingi mainan robot baru yang belakangan jadi incarannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNPREDICTABLE (BoysLove, Mpreg)
Roman d'amourCerita tentang lima pemuda yang tergabung dalam satu grup band. Dimana impian, perjuangan, luka, dan segala hal tak terduga terlewati bersama di antara mereka. Warning!! * Boys love * Mpreg * 18+ * Local * Once again, it's Mpreg * Don't like, don't...