Cakrayasa Adi Kusuma punya wajah berbentuk segitiga terbalik dengan dagu yang runcing menopang tulang pipi terangkat tinggi ketika senyumnya terkembang. Tapi kini dagu runcingnya melebar ke sisi samping seiring pipi tirus yang menghilang diganti bola mochi kenyal penuh daging.
Di usia kandungan yang masuk dua puluh lima minggu, efek kehamilan begitu nampak pada bentuk fisik Yasa. Pipi semakin tembam, berat badan naik signifikan, kaki yang sering bengkak dan sakit jika terlalu lama berdiri atau bahkan duduk dengan kaki menggantung, serta yang paling jelas adalah perut sang bassis yang semakin membuncit bulat.
Tok tok tok ...
Entah untuk ke berapa kali Yasa mendengar pintu kamar lamanya diketuk dari luar. Disusul masuknya seorang pelayan membawakan beberapa keperluan meski Yasa tak memberikan jawaban. Mulai dari makanan, cemilan dan susu yang tak disentuh barang secuil.
Semenjak tiba di rumah sang orang tua, Yasa hanya diam tak mengumbar kata. Dhanu masih menyeretnya, memasukkannya paksa ke kamar miliknya yang lama tak ditinggali namun senantiasa bersih. Sekar sendiri dilarang menemui Yasa sementara waktu sampai waktu yang ditentukan Dhanu. Entah dimana wanita paruh baya itu sekarang.
"Hiks.."
Hanya tangis yang terdengar pilu membiru. Mengiringi pendingin ruangan yang dinyalakan menghalau debu.
Pekat, menyayat. Yang dilakukan Yasa hanya duduk di lantai menyandar kaki ranjang dengan jejak air mata yang lagi-lagi luruh dihantam leleh air yang baru. Lapar lambung minta diisi, tapi enggan sedang menggelayuti.
....
"Iya, Pak. Beritanya benar."
"......."
"Iya, Sena. Sudah enam bulan."
"........."
"Biar saya yang selesaikan, Pak. Beri saya waktu seminggu."
"........"
"Lima hari?"
"........"
"Ck, ok ok. Tiga hari, saya usahakan."
Keempat member FATE duduk di ruang tengah menyaksikan manajer mereka mondar-mandir sambil menerima telfon dari si pemilik manajemen tempat mereka bernaung. Sama-sama berat nafas menanti hasil keputusan apa yang akan diambil oleh Johan nanti.
"Gimana, Bang?" Todong Sena ketika Andi menunjukkan gestur panggilannya telah usai.
Bukan hanya Sena, Andi-pun tak kalah kalang kabut memikirkan nasib anak-anak asuhnya setelah berita kehamilan Yasa bocor ke publik.
"Udah terlanjur kesebar, nggak akan bisa dicegah. Kalau beritanya ditakedown-pun berita ini terlanjur jadi trending di twitter." Jelas Andi ikut duduk di antara yang lain.
"Terus tadi Boss Johan bilang apa?" Edwin juga ikut penasaran.
"Marah lah jelas. Tapi disini yang terlibat Yasa, anak emasnya. Jadi tensinya lumayan bisa turun sih. Paling kalau ketemu lo yang abakal diblender, Sen."
Peringatan berbau sedikit guyonan itu tak direspon berarti oleh sang vokalis. Ia lebih memikirkan nasib Yasa ketimbang nasibnya sendiri.
"Gue dikasih waktu tiga hari buat urus semuanya. Termasuk nyiapin press conference biar isu yang berkembang nggak semakin belok kemana-mana." Karena beberapa portal berita sudah ada yang menambahkan bumbu sana sini pada isi gosip mereka. Mulai dari Sena dan Yasa yang sudah menikah diam-diam, dan menyembunyikan pernikahan demi popularitas, sampai Yasa yang hamil hasil hubungan gelap dengan pria beristri yang hanya disebut inisialnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNPREDICTABLE (BoysLove, Mpreg)
RomanceCerita tentang lima pemuda yang tergabung dalam satu grup band. Dimana impian, perjuangan, luka, dan segala hal tak terduga terlewati bersama di antara mereka. Warning!! * Boys love * Mpreg * 18+ * Local * Once again, it's Mpreg * Don't like, don't...