(+) Sixteen

3.6K 254 60
                                    

Hari Minggu di akhir bulan menjadi waktu liburan yang pas bagi sebagian orang. Namun hal tersebut ternyata tak berlaku bagi personel band kenamaan tanah air, FATE band. Hari ini semua personel minus Dipa yang sudah hamil tua manggung di acara festival ulang tahun salah satu channel televisi nasional yang diselenggarakan outdoor.

Membawakan dua lagu dengan bantuan additional player untuk mengisi bagian keyboard yang kosong, baik Sena, Aji, Edwin maupun Yasa merasa seperti bernostalgia dibawa pada masa awal mereka merangkai mimpi bersama. Dua lagu yang mereka pilih hari ini adalah dua lagu lawas dari album pertama mereka hasil tulisan Aji dan Dipa.

"Sen, kunci mobil mana?"

"Di tas kamu, yang bagian depan."

Yasa yang saat itu menggendong si kecil Arsyana langsung mengambil benda yang dicarinya. Bergerak gelisah dengan sedikit menggoyangkan badan agar si bayi yang tadi rewel digendong Teh Ririn mau diam.

"Mau ambil apa emang Yang di mobil?" Tanya Sena lagi, mendekat pada sang istri.

Yasa menoleh, bersuara dengan bisik. "Mau nenenin Arsya."

Mendadak tenggorokan Sena jadi kering dibuatnya.

Pengen juga weh

Beruntung Yasa buru-buru kabur melesat sebelum sang suami melancarkan aksi busuknya. Yang tertinggal hanya suara teriakannya yang menggema di tenda backstage tersebut.

"JAGAIN SEAN BENTAR, TEH RIRIN LAGI KE TOILET!!!!"

Deg.

"Sean?"

Tengok kanan.

Tengok kiri.

Kanan lagi.

"Anj, anak gue mana??????"

Beberapa mua dan hairstylist yang mondar-mandir menyembunyikan senyum dengan tingkah planga-plongo Sena. Sedangkan sang manajer, Andi tak begitu peduli. Lebih memilih bervideo call ria dengan Princess, putri kecil kwsayangannya.

"Ji, liat Sean nggak?" Aji yang sedang memainkan ponsel terpaksa mendongak karena pundaknya ditepuk Sena.

"Sama Teh Ririn kayaknya." Jawab si pria berkaca mata.

Sang vokalis berdecak. "Kok kayaknya?? Yang pasti-pasti aja dong??"

"Nggak tau." Ah, tak ada gunanya bertanya pada si gitaris yang punya kehidupan asmara miris.

Bergeser ke arah Edwin yang sedang ditata rambutnya. Si bungsu bahkan hampir memejamkan mata saking ngantuknya. Tak peduli suara hairdryer tepat di sisi telinga.

"Win, anak gue mana?" To the point Sena.

Yang ditanya sedikit terlonjak. Agak kesal karena nyanyak yang hampir digapai kini malah mendadak hilang. Barsena memang bajingan. "Dibawa Kak Yasa kan?"

"Itu Arsya, ini yang gue tanyain Sean!!"

Suara ngotot Sena hanya dibalas kedipan mata kantuk oleh Edwin. Hampir saja dikucek sang drummer jika tak ingat sudah ada riasan menempel di sana. "Oh, Sean. Kirain Arsyana."

Makin panjang saja helaan nafas Sena mendengar jawaban enteng drummernya. "Jadi, lo liat Sean nggak?????"

"Kan diajak beli jajan sama Kevin."

Kali ini sang leader menghela lega. Dalam hati merutuk tak ingat ada Kevin juga yang ikut bersama mereka. Kekasih Edwin tersebut memang cukup dekat dengan Sean semenjak sering diajak main sang drummer ke rumah mereka.

Merasa masalahnya sudah selesai, Sena melirik kanan kiri mencari tempat duduk nyaman. Giliran tampil mereka untuk lagu kedua masih beberapa waktu lagi, masih cukup jika ia memejamkan mata sejenak sebelum Sean datang dan menjahilinya lagi.

UNPREDICTABLE (BoysLove, Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang