Boss

5.7K 609 38
                                    

Malam ini Sena pikir ia bakal punya banyak waktu untuk mendekap tubuh berisi Yasa di atas ranjangnya dengan alasan bercengkrama dengan Muffin. Sena yakin sang bassis tak akan menolak jika sang jabang bayi yang menjadi alasan.

Sayangnya keberuntungan belum penuh berdiri di sisi Sena. Panggilan mendadak dari sang Boss pemilik manajemen yang menaungi FATE membuat ia harus meninggalkan Yasa yang masih lelap hanya dengan pamit lewat pesan singkat.

Dan sampai larut hampir menjemput, Sena masih terjebak di ruangan termewah di kantor manajemennya. Dibekap dinding-dinding putih gading dan lantai kayu ulin yang kokoh terpampang, hanya dua entitas yang mengadu tatap di sana.

"Andi bilang Aji udah pulang? Dari mana aja dia?" Logat arogan, tatap mata intimidasi dari sang tuan yang masih rapih dengan stelan jas mahal dan kaca mata berharga tak sembarang.

Di hadapannya, Sena duduk tegak. Menyajikan tatap datar tapi penuh rasa hormat pada sang atasan. Jaket denim dark blue yang dijadikan luaran kaos hitam dibenarkan letaknya di badan.

"Saya juga nggak tau, Aji nggak bilang. Tapi yang terpenting Aji udah pulang kan?" Tenang, tapi menyimpan resah dalam pikiran.

"Hm." Sang Boss mengangguk, memegangi dagunya. Pria usia empat puluhan yang dulu sempat mengecap profesi sebagai penyanyi solo tahun 90an itu mengalihkan tatap ke arah jendela kaca yang menampakkan gemerlap lampu kota di samping kanan meja kerjanya. "Benar. Yang penting kalian lengkap dan jadwal kalian bisa jalan lagi kaya seharusnya. Andi udah keteteran banget beberapa hari ini ngurus kalian. Kalau sampai minggu depan mungkin bakal ada promotor acara yang nuntut kalian juga. Belum lagi tuduhan wanprestasi, pasti media bakal rame dan butuh dana besar buat bungkam mereka."

Uang, uang dan uang. Sena sudah tak keget dengan isi kepala sang atasan. Tahun lalu FATE dan beberapa artis yang tergabung dalam manajemennya bahkan tak bisa ambil cuti tahun baru karena sang Boss dengan sepihak menandatangani kontrak mengisi acara pergantian tahun.

"Soal Citra juga gimana? Kamu nggak lupa kan sama tugas kamu? Kenapa belakangan kalian jarang muncul di infotainment lagi? Apa kalian udah nggak deket di depan kamera?"

Satu rahasia soal Citra Amanda dan sederet nama wanita lain yang pernah jadi teman kencan Sena atau hanya sekedar dibuat baper saja. Jajaran nama yang membuat Sena dicap sebagai playboy karena kerap gonta-ganti gandengan. Semuanya perintah Boss-nya, Johan Sanjaya. Demi mendongkrak penjualan lagu dan video musik, semua bisa jadi jalan. Termasuk menyajikan gossip bagi para netizen yang mudah ditebak isi kepalanya.

Tapi memang agak sedikit berbeda untuk kasus Citra. Meski awalnya Sena hanya berniat main-main mendekati si gadis karena perintah atasan, Sena betulan merasa nyaman dengan kehadiran Citra dalam masa pendekatannya. Manis, cantik, lucu semua kriteria Sena ada pada gadis berambut panjang itu. Tentu saja sebelum wajah memelas Yasa yang minta dipuaskan terpampang nyata di bawah kungkungannya.

"Saya pikir setelah syuting MV selesai, urusan saya sama Citra juga bisa selesai?"

"Ck, goblok. Masih jauh, Sen. MV kalian baru keluar, masih perlu banyak promo biar naikin viewers sama penjualan. Kalau kamu sama Citra makin gencar, kalian bisa diundang talkshow-talkshow gossip, bisa promo lagu baru FATE juga kan? Apalagi jelas yang dicari netizen paling dulu kalau ada FATE ya kamu. Kamu tuh frontman-nya, Sen!!!"

"Tapi kami rasa materi sama komposisi lagu kami udah cukup kok buat narik perhatian pendengar. Nggak perlu gossip-gossip nggak jelas gitu kalau memang lagunya bagus pasti laku, Boss." Agaknya Sena muak selama ini dijadikan boneka pemain wanita demi kelancaran aliran uang Johan Sanjaya.

"Kamu bantah saya, Sen???? Jangan sok ngajarin saya. Kamu pikir kamu siapa???" Marah tentu saja. Mana mau si arogan diinjak harga dirinya oleh artis yang bahkan dididik sejak belum jadi apa-apa.

UNPREDICTABLE (BoysLove, Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang