My Sweetest Desire

48 : mine

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🔥 MATURE CONTENT 🔥
(DO SKIP IF YOU ARE UNCOMFORTABLE)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Move please."

Ivan senyum kecil bila mendengar permintaan malu isterinya itu. Diletakkannya dengan perlahan badan Arisha di atas katil. Sebuah kucupan lembut dihadiahkannya di atas dahi Arisha. "Wait here," ujar Ivan lembut sebelum dia bangun dan mencapai tisu di atas meja bersebelahan dengan katil.

Dilapnya perlahan kesan darah pada permukaan kemaluan isterinya itu. Kemudian, barulah dia kembali menindih badan isterinya. Bibir Arisha dikucup lembut sambil dia kembali mengacukan batang kerasnya pada lubang berahi gadis itu. Ditolaknya kepala batangnya ke dalam lubang kecil itu.

"Ahh--" Arisha terus menarik bibirnya dari ciuman mereka. Tangannya berpegang pada lengan Ivan. Matanya redup pada wajah suaminya.

Ivan mengetap rahangnya sambil dia menurunkan lagi punggungnya, menolak batangnya lebih dalam, memenuhi dan meregangkan lubang sempit itu. "Fuck." Ivan mengetap bibirnya. Urat pada lehernya jelas kelihatan. Tangannya erat mengenggam cadar katil.

Kepalanya ditundukkan untuk memandang bagaimana batangnya yang sudah separuh menerobos masuk dalam lubang kewanitaan isterinya.

"Ahh-- I..Ivan-- a..awak besar.. sangat .." Arisha meringis, dengan matanya yang berair. Tangannya mengusap lembut dada bidang Ivan.

"Uh-huh.." Ivan tidak membalas. Tangannya merangkul erat badan isterinya dan terus ditolak sepenuhnya batang keras itu, memenuhi lubang isterinya.

"Argh!" Mata Arisha jelas terbeliak dan mulutnya ternganga saat merasakan kehangatan batang suaminya yang mengisi lubangnya. Air mata mulai mengalir dari kelopak matanya.

Ivan mengucup lembut kelopak mata isterinya sambil merendamkan batangnya di dalam lubang isterinya. Dikucupnya kemudian hidung dan bibir Arisha. "God princess.. do you know what you feels like now?"

Arisha geleng. "What?"

"Heaven princess." Ivan mulai menggerakkan batangnya. "You feels like heaven, princess," beritahu Ivan sambil menjolok perlahan lubang isterinya. "My heaven."

"Ahh--ahhh--" Arisha berpaut pada bahu Ivan. Kepalanya diangkat dan dibenamkan di balik leher Ivan. Desahan demi desahan dibisikkannya pada Ivan. Sesekali kedengaran esakan kecil dari bibirnya.

"God fuck." Ivan mengetap rahangnya saat merasakan betapa hangatnya dalaman isterinya. Otot dalaman gadis itu sememangnya membalut kuat batangnya, like that pussy really made for him. His cock fit perfectly in that pussy.

Ivan melajukan sedikit gerakkannya. Ditariknya batangnya keluar, meninggalkan hanya kepala batangnya di dalaman gadis itu sebelum ditolaknya sepenuhnya, kembali memenuhi lubang sempit itu. Diulangnya pergerakkannya itu. Tangannya meramas lembut buah dada lembut Arisha. Mulutnya menghisap batang leher isterinya, memenuhi leher gadis itu dengan kesan-kesan merah.

"Iv..Ivan.."

"Yes princess?" Ivan memandang Arisha yang matanya penuh dengan air mata. Ya Tuhan, princess. You are such a mess. Bibirnya mengucup lembut sisi mata Arisha.