Bab 62 . Persalinan

872 38 0
                                    

Usia kandungan Dara sudah memasuki bulan kesembilan,hanya tinggal menghitung hari saja dari perkiraan dokter dirinya akan melahirkan. wanita itu bahkan terlihat sangat kesulitan dengan segala aktivitasnya dengan perutnya yang sudah sangat membesar.

Bahkan sejak mengandung usia ke delapan bulan, Dara terpaksa harus mengambil cuti, karena mengalami pendarahan ringan.

Sebetulnya sudah berkali-kali Bara mengingatkan sang istri agar mengurangi pekerjaannya karena khawatir dengan kehamilan istrinya, namun Dara selalu menolak dengan alasan pekerjaan terlalu banyak dan Haikal belum lama menikah.

Dan akhirnya memasuki bulan kedelapan, Dara mengalami pendarahan ringan karena terlalu lelah bekerja. Dara bahkan harus berusaha merayu sang suami yang marah besar padanya. pria itu mendiamkan Dara selama tiga hari.

Tidak hanya sang suami yang mengomel padanya bahkan semua keluarganya mengomel karena kekeras kepalaan nya.

Bara baru berbicara kembali kepada Dara, setelah wanita itu berjanji akan mengambil cuti panjang sampai anak mereka sudah besar. Dan hal itu juga didukung oleh Restu dan Haikal, mereka merasa bisa mengurus perusahaan selama masa cuti Dara. Bahkan Ajeng, istri Haikal juga akan mengantikan posisi Dara selama masa cuti iparnya itu.

Namun terbiasa mempunyai aktivitas, dan kini harus lebih sering bersantai dirumah membuat Dara kebosanan. Terlebih lagi jika ditinggal suami nya bekerja atau anak sulungnya sekolah.

Seperti saat ini, Dara hanya tinggal sendirian dirumah, karena Bi Surti sedang menjemput Nathan pulang sekolah.

" Ya tuhan, bosan banget sih, mana Bunda sama Ayah sedang di Bandung lagi " desah Dara

Semenjak menikah Haikal pindah kerumah Barunya yang tak jauh dari dari rumah kedua orang tua mereka. Mila memang melarang Haikal membeli rumah jauh dari komplek mereka.

Beruntung saat itu ada salah satu rumah yang dijual cepat. Tak menunggu lama Haikal langsung menghubungi pemilik rumah dan membelinya langsung.

Sembari menunggu selesai direnovasi, Haikal dan Ajeng tinggal di apartemen milik Haikal. Dan pindah bulan lalu begitu selesai direnovasi.

Sembari menunggu kepulangan sanga sulungnya dari sekolah, Dara berniat membuat puding kesukaan Nathan. Anak sulungnya itu sekarang berubah menjadi pengemar puding, terlebih lagi puding susu buatan Mila.

Baru saja hendak berdiri, tiba-tiba Dara merasakan perutnya kram. Dara memegangi perutnya sembari bersandar di kursi sofa.

" Arhh ... ssshhh " Dara mendesis lirih

" Sabar ya sayang, tunggu Daddy mu pulang " bisik Dara mengusap perutnya, menenangkan calon buah hatinya.

Wanita itu tahu kalau dirinya akan segera melahirkan. Dengan penuh perjuangan, wanita itu meraih kunci mobil dan bergegas menuju kerumah sakit. tak lupa meninggalkan pesan untuk Surti dan Nathan tentang kepergiaanya kerumah sakit.

Untung saja semua perlengkapan persalinan sudah tersedia selalu didalam mobil, menurut Mila mempermudah jika Dara akan melahirkan sewaktu-waktu. Dan inilah saatnya.

Dara mengemudi dengan perlahan sembari menelpon sang suami.

" Halo ... iya sayang " terdengar suara Bara disebrang gawai Dara.

" Sayang aku dalam perjalanan kerumah sakit, sepertinya adek mau keluar hari secepatnya " sembari meringis.

" Halo .. Mas Bara, kamu dengar aku kan " seru Dara saat sang suami tidak berbicara sepatah kata pun.

" Iya .. Iya sayang, Mas dengar, kamu dimana sekarang ... kondisi kamu gimana ? kamu sama siapa kerumah sakit .. " cecar Bara bertubi-tubi dengan panik.

Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang