Bab 66 . Epilog

776 37 2
                                    

Seorang pemuda tampan tampak tengah menatap karyawannya dengan pandangan dingin. Ruangan meeting seketika sunyi hanya karena sepatah kata yang terucap dari bibir tebal pria itu.

Mereka semua hanya bisa tertunduk dan berdiam, menunggu sang Bos kembali mengucapkan kata-kata mutiaranya. Siapa yang tidak tahu putra sululng pemilik hotel terkemuka dinegara ini. pria yang tampan dengan rahang tegas. dengan tatapan dingin tajam menusuk namun sangat panas diatas ranjang-sepertinya.

" Apa hanya ini yang bisa kalian jelaskan padaku " tanya pria itu, kentara sekali terdapat nada dingin dari ucapannya.

" Maafkan kami Pak, kami sedang mencoba— " jawab salah seorang manager hotel, namun terpaksa harus kembali mengatupkan mulutnya saat sang bos mengangkat sebelah tanganya.

" Sudah banyak bukti yang bisa memberatkan kalian. dan kalian masih mencoba mengelaknya ? " geram pria itu semakin marah.

Pasalnya mereka semua digaji untuk memberikan hotelnya keuntungan. Bukan kerugian seperti ini. pria itu semakin geram saat melihat kinerja mereka semakin buruk karena kurangnya pengawasan pengurus. terlebih lagi dirinya menemukan penyalah gunaan kekuasaan mereka.

Pria itu menemukan salah satu anak dari mereka mengunakan fasilitas hoel secara gratis dan semau mereka sendiri. Sebagai pemilik perusahaan tentu saja hal itu tidak bisa dibiarkan.

Dan disinilah mereka sekarang, dimintai pertanggung jawaban atas semua perbuatan mereka, setelah tangan kanannya menemukan semua bukti yang mengarah kepada mereka yang siapa saja menyalah gunakan jabatannya.

" Saya harap ini bisa menjadi pelajaran untuk kalian semua. Jangan sampai hal ini terulang kembali. kami pihak management memang memberikan diskon kepada anggota keluarga pegawai, namun bukan berarti kalian memberikan semua fasilatas gratis kepada anggota keluarga kalian. jika hal ini terjadi lagi. Saya tidak akan segan-segan menuntut ganti rugi bahkan pemecatan untuk kalian. " tegas pria itu dingin. Kemudian bangkit berdiri keluar ruangan dengan diikuti seorang skertarisnya dan tangan kanannya.

Mereka semua menghembuskan nafasnya dan mengusap keringat dingin yang membasahi tubuh mereka. mereka tentu saja tahu betapa tegasnya CEO mereka.

Mereka yang terlibat dalam masalah ini hanya bisa tertunduk lesu. Mereka harus menghadapi tuntutan hukum bahkan terancam dipecat. Jika hal itu terjadi mereka tidak akan bisa lagi menikmati fasilitas yang diberikan oleh perusahaan mereka. terlabih lagi mereka akan kehilangan gaji fantastis yang selama ini mereka dapatkan.

Siapapun tahu, kalau Hotel keluarga Pamungkas adalah salah satu hotel bintang lima yang mewah dinegara ini. mereka bahkan memerikan gaji yang amat fantastis kepada karyawan mereka, termasuk bisa menikmati fasilitas mewah di hotel ini. bahkan pihak keluarga mereka berhak mendapatkan diskon jika menginap di hotel ini.

Dipihak lain, tampan seorang wanita yang berposisi sebagai sekertaris CEO hotel ini tampak mengikuti atasannya menuju kantor bersama dengan tangan kanan sang CEO.

" Resti, tolong berikan laporan terperinci kerugian Hotel karena ulah mereka " ucpa sang Atasan.

" Baik Pak, " sahut Resti, sang sksertaris.

Sampai diruangan sang atasan, Resti langsung menyiapkan botol mineral untuk dua orang, kemudian pamit kembali keruangannya untuk mengerjakan laporannya.

" Mereka benar-benar membuat kesalahan fatal kali ini. Tolong bilang ke pihak HRD untuk mengurus surat pemecata mereka, tanpa pesangon " ucap Nathan kepada Ronan.

Pria itu adalah Nathan, anak sulung keluarga Pamungkas, sekaligus penerus Hotel keluarganya. Dan Ronan adalah anak dari Sakti yang kini menjadi tangan kanannya. Seperti Sakti yang dulu menjadi tangan kanan yang Daddy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menggoda Sang DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang