Kebenaran memang penting. tapi, diri sendiri juga sama pentingnya. ketika kebahagiaan itu ternyata di atur oleh kebenaran. apakah bisa di sebut kebahagiaan?
note : INI ADALAH SAMBUNGAN DARI CERITA POSSESSIVE BROTHER!! kalo mau tahu, ya baca dulu di...
Tahu gak? Sebenarnya Felix itu orang gila. Tapi, berkat Seungmin dan pendidikan yang dia dapatkan entah dari lingkungan perkuliahan, rumah sakit nya atau juga ayah nya. Felix jadi bisa praktik sendiri.
Ternyata berhasil! Iya! Benar, ini Seungmin ternyata sedikit terguncang. Beberapa obat yang dia ketahui akhirnya bisa dong membuat adik nya ini sedikit tenang.
Belum lagi aroma lilin terapi itu juga membuat kamar Felix sangat menenangkan.
"Jika seandainya Seungmin menganggap bahwa semuanya hanya lah kebohongan. Maka, semua akan menghantui Seungmin. Tapi, jika Seungmin mencoba menerima semuanya dan menganggap bahwa Seungmin sudah bebas dari apa yang Seungmin makan. Maka, semua akan baik-baik saja."
Felix akhirnya senang melihat Seungmin tenang dan tidak panik lagi seperti tadi. Walau kasihan juga melihat mata adiknya sedikit merah begitu.
"Kakak tidak akan begitu lagi kan?" Ucapnya dengan susah payah. Ah, Felix jadi gemas melihatnya.
"Enggak. Kakak gak akan gitu lagi. Bagaimana? Sudah mendingan? Mau makan?"
Ini kalo Lino lihat. Wah, terkejut dia mendengar Felix sok lembut gini. Biasanya juga teriak teriak bagaikan se-ekor ayam.
"Ti..tidak!" Tolaknya sambil menarik selimut Felix yang dia gunakan. Ya, Felix sangat maklum sekarang.
"Walau begitu, Seungmin belum makan apa pun. Pasti terasa lemas sekali kan? Minum susu saja. Mau?"
Ddrrttt... Drrrttt.... Angkat anjing.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lagi lagi hp Han berdering menandakan bahwa adanya panggilan masuk.
Melihat siapa yang menelpon pun dengan segera Han mengangkat panggilan nya.
"Napa kak?"
"Ke company sekarang. Ada kabar buruk."
"Lah? Kabar buruk paan kak? Di sini juga ada kabar buruk.. Seungmin sakit tuh! Mental nya terguncang anjir karena semalem."
"HAH?! KOK BISA?! TERUS ADIK GW GIMANA?! LU DI MANA?! SIAPA YANG NGOBATINNYA?! MANA ABIN?! BANGSAT KAU ABIN!!"
Jauh di ujung sana Changbin bersin bersin tanpa sebab. Bangchan yang melihatnya pun memberikan permen karet pada nya.
"Kek nya Lino gibahin lu, makanya lu jadi gitu." Changbin pun menerima permen karet tersebut sambil tersenyum kecut.
"Kambing emang kak Lino."
Ah, ingin teriak saja ini Han. Telinga nya jadi berdengung akibat suara dahsyat milik Lino.
"Duh, makanya kan! Terus ini berita buruk apa lagi kak? Kok aku harus sampe datang gitu?"
Hyunjin juga penasaran sih kek Han. Tapi, dia juga sedang kacau begini. Jadi, gak bisa lah menemani Han.
