76

115 22 2
                                    

Bangchan yang kelelahan akibat sedikit jompo perkara ada acara berlari secara mendadak dengan kedua adiknya tadi, akhirnya memilih untuk minum es teh nya dengan cepat.

Keringat yang turun, nafas yang memburu, tangan kanan memegang gelas dan tangan kiri berada di pinggangnya sendiri memperjelas keadaan nya sekarang.

"Anjir. Gak bisa di biarkan!! Besok atau mungkin lusa atau kita tunggu ayah aja deh sekalian!! Ngeri juga tuh kamar. Ada pantulan muka Jeno." Umpat bangchan sambil memberikan code pada Felix agar kembali menuangkan teh ke dalam gelas nya.

Dah kek dayang si Felix sekarang. Kalo gak nurut, ntar malah kena gantung lagi kek kemarin. Kan ngeri jadinya.

"Kok bisa ya umin mau gitu belajar menghadap ke arah jendela kamar Jeno?! Ngeri gitu anjir! Gak ngotak tuh anak!!" Lino pun akhirnya ikutan misuh misuh sendiri sambil Duduk di sebelah hyunjin.

Kini mereka sedang berkumpul di dapur. Ya, saat bangchan berlari dan jadi nomor satu yang tiba tadi. Bangchan langsung teriak manggil semua saudara nya untuk kumpul di dapur. Nah, begini lah akhirnya.

"Gimana kalau kita lanjut besok aja? Malam masih panjang juga ini." Mendengar ide cemerlang dari Jeongin pun akhirnya bangchan setuju.

"Oke."
.
.
.
.
06 Juni 2023

Kriiingggg!! Kukuruyuuuukkkk auuuu!!

"Cepet bet anjir pagi datang."

Felix yang mematikan alarm dari hp nya itu, kini terlihat kusut sekali bagaikan baju yang tidak di setrika.

Kenapa? Berkat cerita Bangchan tentang apa yang mereka lihat di kamarnya Seungmin, membuat mereka semua tidak tidur semalaman.

Bahkan mereka juga memilih untuk tidurnya di ruang keluarga. Ya, akhirnya cuma rebahan semalaman sih. Saling diem aja gitu, tenggelam di dalam pemikiran masing-masing.

"Aku bahkan tidak mengantuk sama sekali." Kata Hyunjin yang sama kusutnya Seperti Felix.

Andai ada Seungmin di sini. Wah, udah bisa di pastikan bahwa mereka akan mengolok-olok Seungmin Seperti bayi. Ya, ibaratnya ada hiburan lah mereka dengan hadirnya si mungil itu.

Tapi, sekarang dia tidak Ada. Baru kali ini Han merasa hampa di rumah nya sendiri.

"Gw baru sadar kalo ternyata selama ini gw pulang karena ada Seungmin. Gak ada dia rasanya sepi banget rumah ini." Gumam Han yang masih rebahan di sebelah hyunjin.

Yah, mau mengeluh pun tidak ada guna nya kan? Capek capek aja ngomong. Tapi, gak ada hasil juga. Lebih baik bangchan bersiap sekarang.

"Apa pun yang terjadi, kalian pasti sudah menduganya kan? Bagi lah 2 kelompok Seperti biasa. Urus semua yang sudah ku berikan semalam pada kalian. Lalu, ini akan menjadi urusan ku."

Bangchan pun pergi meninggalkan mereka semua tanpa mempedulikan bahwa adik nya sama sekali tidak ada semangat sekarang.

"Jadi, Kalian melihat muka Jeno? Yang mati kan seungmin? Kok hantu nya malah Jeno? Itu cuma Delusi kali." Han yang merasa bahwa kamar Seungmin itu aman aman saja, tentu tidak habis pikir dengan apa yang di ceritakan oleh hyunjin dan Lino.

"CK. Emang lu ke sana?! Lu gak ke sana Han. Makanya lu bisa ngomong gini." Hyunjin tentu langsung melirik Han dengan tatapan tajam nya.

"Gw kesana pagi nya." Mendengar jawaban dari Han, membuat Lino menghembuskan nafas nya dengan kasar.

Bahkan kucing itu sudah merangkak naik ke atas kasur milik Han.

"Heh tuyul! Kalo lu berani, Dateng noh malem malem! Ketar ketir lu pasti! Jeno gentayangan nya malem malem!! Kalo siang, dia nge-date bareng ecan!"

Han akhirnya nyengir kuda. Baru dia sadari bahwa mereka ke kamar Seungmin nya gak barengan. Alias beda jam. Agak kambing emang si Han.

Ya, daripada meladeni Han yang kek tupai gini. Mending Lino bersiap sekarang.

"Gw ada di company JYP. Kalo lu pada nyariin gw, cari aja gw di sana." Dengan hati hati Lino mulai berdiri dan pergi meninggalkan mereka.

"Bin, kak Lino dah sembuhkan?" Hyunjin pun berhasil membuat Changbin tidak jadi pergi dari sana. Padahal Changbin ingin mandi.

"Iya sih. Kenapa emangnya?" Hyunjin menggelengkan kepalanya lalu lanjut rebahan.

"Pantes, dia semalem cepet banget lari nya. Apa lagi pas turun tangga njir. Gw hampir tertinggal karena dia yang mendadak aktif."

Changbin tertawa mendengarnya, ya sudah dia lihat sih semalam bagaimana bisa itu Lino lari ngacir turun tangga. Lalu, bilang ada hantu dan baru teriak kesakitan kaki nya.

Dah lumrah emang.

Memang pada dasarnya yang tidak lumrah itu adalah Kun yang baru pulang pagi pagi buta begini. Haechan kaget aja lihat Kun masuk ke dalam kamarnya, lengkap dengan pakaian yang dia pakai kemarin pagi.

"Kak Kun?" Haechan kini terduduk di atas kasur nya. Sedangkan Kun berdiri di hadapannya.

"Kenapa gak bilang sama kakak?"

"Kakak dari mana? Kok baru pulang?"

"Jawab haechan."

"Bukan kah kakak pasti akan tahu dari pak Kim? Lagi pula belum tentu Seungmin m-"

PLAKK!!

Sesuai dengan dugaannya. Kun menamparnya. Tapi, kenapa? Kenapa marahnya Kun terlampiaskan pada haechan?

"Mau mati atau tidak. Harusnya kau laporan pada ku. Dia adik ku yang pernah kau celaka-kan haechan." Desis nya dengan tajam.

"Aku tahu aku salah. Tapi, harus kah kau lampiaskan pada ku di saat kau sendiri pun terlihat mencurigakan bagi ku? Aku mencoba melindungi adik mu di saat aku tidak bisa percaya pada mu. Kak Kun."

Kun jadi pusing sendiri sekarang. Di satu sisi, dia kecewa dengan Haechan yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Di satu sisi, dia juga merasa tidak berguna karena malah terlihat bagaikan tombak bagi adiknya sendiri.

"Apa hanya karena aku kerja sama dengan pak Kim? Tidak bisa kah kau lihat sisi baiknya? Ini demi kita Haechan. Kakak tidak mau kau bernasib sama seperti Seungmin."

Haechan yang terlanjur kecewa, menepiskan tangan Kun. Dengan kasar dia menghapus air mata nya.

"Sejak kau tahu bahwa Seungmin adalah adik mu. Kau jadi pilih kasih sekarang. Jangan cari aku. Aku tidak akan cemburu lagi pada Seungmin yang di cintai oleh semua orang."

Haechan pun pergi. Tentu Kun tidak tinggal diam! Dia langsung menarik tangan adik nya itu. Adiknya itu sudah mengambil jaket dan dompet nya.

"Chan. Kau mau kemana? Jangan melakukan hal gila!" Lagi lagi, haechan menepiskan tangan Kun yang menjengkelkan itu.

Entah kenapa tangan putih panjang itu selalu ingin menghentikan langkahnya.

"Urus saja adik mu itu."

Setelah itu, Haechan benar benar pergi dari rumah nya. Meninggalkan Kun yang memang sudah lelah sejak awal.
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini yaaa

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang