62

136 25 16
                                    

Bisa bisanya Mark baru pulang pagi ini. Semua karena Jeno yang sulit di bangunkan. Kambing emang Jeno. Untung aja mereka berdua menggunakan motor yang berbeda. Jadi, Jeno gak ada alasan untuk males mengendarai motor dan akhirnya mengandalkan Mark.

"Kak Mark. Gw tahu apa yang lu bicarakan pada Kun semalem."

Mark yang baru saja melepaskan sepatu nya itu kini terdiam sejenak hingga akhirnya dia kembali menetralkan ekspresi nya.

"Gw gak heran sih. Lu kan suka nguping gitu kek kerbau." Mendengar Jawaban nya Mark yang acuh tak acuh itu, si Jeno jadi bingung sendiri.

Ini kakak nya kok sok gak peduli kek candi gini? Apa jangan-jangan Jeno gak sengaja bawa candi dan bukannya Mark?!

"Wah, salah bawa orang gw keknya." Gumamnya sambil memperhatikan Mark yang masih ada di hadapannya.

Tapi, baru saja Jeno ingin mengatakan hal lainnya. Itu ada sosok cowok putih pucat ganteng dan berwibawa masuk ke pekarangan rumah (kandang) mereka!!

"Mark. Mana Seungmin?"

Bangchan yang baru datang, tiba-tiba menanyakan hal yang tentu tidak Mark mengerti. Ini dunia ada apa sih? Please lah, ini Mark baru aja patah hati loh. Masa udah berhadapan dengan orang gila tapi berprofesi bagus di pagi pagi yang cerah ini?!

"Lah? Kan itu adik lu, Chris. Mana gw tahu lah. Andai lu nanya Jeno, ya baru lah gw tahu. Noh orang nya ada di hadapan lu."

Ya, masuk akal sih perkataannya Mark. Kan itu Jeno adalah adiknya Mark? Duh, tapi kok malah gini sih? Kambing emang.

"Jangan pura pura gak tahu Mark. Seungmin mati dan lu bawa kabur jasadnya kan? Semangka aja lu bawa kabur dari kantor ayah gw. Apa lagi adik gw yang imut gitu? Ngaku lu!" Tuduh nya pada Mark yang masih melihatnya dengan mata yang Julid tentunya.

"T-tunggu. Kak Chan, apa maksud mu? Jasad? Seungmin? Mati? Lu jangan bercanda!!" Jeno pun akhirnya menghampiri bangchan dan segera menarik kerah kemeja nya.

"Jangan pura pura bodoh dan melindungi kakak mu, Jeno. Kalian pasti habis menyembunyikan nya kan?"

Ini kenapa bangchan malah menuduh mereka begini?! Padahal Jeno pun sama gak percaya nya dengan apa yang dia dengar.

"Jangan bercanda kak. Di mana Seungmin?!" Bangchan pun segera melepaskan tangan Jeno dari kerah baju nya.

"Mark. Kun tidak sedang bermacam-macam kan? Aku sedang memastikan sesuatu di sini." Jeno pun akhirnya pergi meninggalkan Bangchan yang masih menuduh mereka.

Entah apa yang Jeno pikirkan. Dirinya begitu pusing dan khawatir sekarang. Seungmin? Mati? Yang benar saja?

Kaki nya melangkah dengan cepat menuju ke kawasan rumah yang selalu dia lihat setiap kali Seungmin ada di sini.

Semua itu tentu tak luput dari penglihatan Mark yang masih terdiam di hadapan bangchan.

BRAKK!!!

"Seungmin!!!" Teriaknya sambil membuka pintu rumah itu dengan kasar.

Changbin yang ada di ruang tamu bersama Lino merasa terkejut dengan kehadiran Jeno.

"Jeno?" Changbin pun berdiri dan menghampiri Jeno yang terlihat tergesa-gesa itu.

"Mana Seungmin?" Tanya nya dengan lantang. Lino yang mendengarnya pun seketika tertegun sekarang. Apa lagi Jeno terlihat sedang emosional.

"Jen, tenang lah dulu. Mengenai seu-" belum sempat Changbin menyelesaikan perkataannya, Jeno sudah pergi melewati nya.

Ya, Jeno dengan lancang nya pergi ke lantai 3. Tepat nya ke kamar Seungmin. Changbin tentu tak tinggal diam saja. Tak peduli dia apakah Lino masih merasa di hantui atau tidak. Sekarang yang pasti adalah menghampiri Jeno terlebih dahulu.

Tepat seperti yang di lihat oleh Jeno. Pintu kamar itu terbuka dan tanpa ragu Jeno mulai melangkah memasuki kamar yang memiliki aroma khas dari seseorang yang dia cintai.

Pertama kali bagi Jeno untuk benar benar menginjakkan kaki di kamar ini bahkan tanpa penghuni nya.

"Seungmin? Kamu di mana, baby?" Tidak ada jawaban yang dia dengar di sana. Hanya ada angin yang menerpa wajah nya.

Ya, jendela kamar itu terbuka lebar seakan memanggil dirinya.

Sedikit ragu dirinya untuk mempercayai semua nya. Tapi, rumah mereka bahkan berantakan Seperti itu sejak awal dia tiba. Berarti semuanya nyata kan? Tolong, Jeno tidak mau menerima fakta ini semua.

"Seungmin.." gumamnya sambil melangkah mendekati Jendela kamar yang terbuka tersebut. Meja belajar itu pun sudah berpindah tempat, ada apa dengan jendela kamar ini? Biasanya meja itu selalu berada di sana.

Tapi, kini? Seakan mereka semua menjadi saksi atas semua yang terjadi.

Lagi dan lagi, Jeno semakin tak percaya dengan semua ini. Tepat di bawah sana ada genangan darah yang jumlah nya tak main-main.

Deg?!

Mata Jeno kini terbuka lebar. Bahkan dirinya mundur beberapa langkah ke belakang.

"Jen. Tenang kan diri mu." Changbin sedikit terkejut melihat Jeno yang kini berjalan mendekati nya.

"Siapa pelaku nya? Bukan kau kan?" Terlihat dari mata nya yang berkaca-kaca. Changbin yakin sekali bahwa Jeno kini sedang berada pada titik down nya.

"Jen, semua tidak seperti yang kau kira."

"Siapa pelaku nya?" Jeno masih mencoba untuk tegar di sini. Tapi, tetap saja dia tidak menghilangkan rasa emosi nya.

"Jangan gegabah Jeno. Kau bisa saja melukai diri mu nanti."

"Kak Han kah?" Tiba-tiba saja Jeno tertawa dengan nada yang begitu dingin. Bahkan dirinya sudah mendorong Changbin untuk menjauh dari hadapannya.

Benar. Jeno ingin menemui Han sekarang. Han pasti ada di sini. Dengan emosi yang meluap-luap itu Jeno pergi menuju ke lantai bawah.

Lagi lagi Changbin kembali mengejar anak kecil itu.

"HAN JI-SUNG!! KELUAR LU, BANGSAT!!" teriaknya di rumah ini. Andai saja Lino bisa berlari, sudah dia tutup itu mulut nya Jeno.

Dari sini pun Lino bisa lihat bahwa Jeno dengan seenaknya keluar masuk mencari Han di beberapa kamar mereka!!

"Woy! Kamar gw itu!!" Teriak Lino yang tak terima karena Jeno dengan seenaknya menggeledah rumah nya.

Hingga akhirnya Jeno menyadari bahwa dia belum pergi ke kolam renang tempat favoritnya Seungmin.

Ya, Jeno yakin sekali pasti tupai itu ada di sana untuk merayakan kepergian Seungmin.

"No, mana tu anak?" Changbin yang baru saja tiba itu langsung berlari menghampiri Lino.

"Gawat! Dia di kolam renang anjir!! Mending sekarang lu kejer dia, bin!! Ntar malah jadi masalah baru!!"

Changbin pun mengangguk setuju dan akhirnya pergi begitu saja meninggalkan Lino demi mengejar Jeno yang entah kenapa cepat juga lari nya.

Sedangkan Lino pun baru menyadari bahwa dirinya kini sendirian di ruang tamu ini.

"Please jangan hantui kakak mu yang ganteng ini min." Gumamnya sambil terus memperhatikan sekelilingnya.
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang