18

156 32 22
                                    

"Sejak kemarin, kau terus membantu ku. Terima kasih banyak. Maaf aku selalu merepotkan mu." Seungmin kini fokus memperhatikan siswa yang menyetir mobil itu.

Kenapa siswa itu sangat tampan ya? Rasanya seperti melihat sosok malaikat. Dia terlihat sempurna.

"Tidak apa apa. Awalnya aku memang ingin mencari teman akrab. Tapi, aku tidak mudah untuk bisa berteman dengan banyak orang. Melihat mu yang mau berkenalan dengan ku dan juga mau berbicara dengan ku. Itu membuat ku senang, Seungmin."

Bolehkah Seungmin teriak senang? Ini siswa alpha kan?! Kok, romantis bet gitu?! Berteman doank padahal! Dia kek seakan bikin Seungmin merasa istimewa lah.

Tapi, tunggu. Berbicara tentang berkenalan. Seungmin pun teringat sesuatu!!

"Ah, maaf! Kau selalu bertanya tentang ku. Tapi, aku? Aku bahkan tidak menanyakan nama mu! Bahkan kelas mu juga! Padahal kau bahkan mengantarkan ku ke kelas ku kemarin."

Siswa itu kembali tertawa mendengarnya. Lirikan mata nya melihat bahwa Seungmin kini menunduk kan kepalanya. Ini, boleh gak dia simpen aja Seungmin nya?

Gemes banget soalnya.

"Gak apa kok! Aku memang sengaja melepaskan pin name tag ku itu. Karena ketika aku mencuci seragam sekolah ku. Aku selalu lupa melepaskan nya dari seragam ku hingga akhirnya pin itu melukai jari ku. Tapi, untuk kali ini aku memakai pin itu. Aku kelas XII IPA 3."

seungmin pun segera melihat ke arah seragam sekolah siswa itu. Kepalanya pun sedikit dia condong kan ke arah tubuh tegap siswa yang selalu membantu nya beberapa hari ini.

Setelah dia baca nama nya, Seungmin pun mengangguk kan kepala nya hingga rambut halus itu ikut bergoyang-goyang.

"Nama yang bagus!" Teriaknya setelah puas melihat pin name tag yang bersih dan indah itu.

"Terima kasih Seungmin."

Jeno menghela nafasnya perlahan. Kini dia melihat Mark alias kakaknya telah kembali dengan satu kunci mobil di tangan nya.

"Jadi, gw harus selalu bareng Haechan gitu?" Pertanyaan dari Jeno itu membuat Kun dan Mark saling berpandangan. Entah kenapa Mark rasanya ingin sekali memukul kepala adiknya.

Bisa bisanya dia berkata begitu ringan nya!

"Jangan gitu. Dia kan sahabat mu juga. Haechan sedang masa pemulihan. Setidaknya bantu lah dia." Jeno pun mengangguk saja dan mengambil kunci motornya dari saku celana.

"Oke. Gw lakuin demi lu dan kak Kun." Bisa haechan lihat bahwa wajahnya Jeno tidak ada senang senang nya saat pergi sekolah bersama nya.

"Gw bukan penghalang lu untuk bersama Seungmin, Jen. Tapi, gw juga gak bisa nolak kakak gw untuk melakukan ini itu. Dia terlalu khawatir hanya karena takut itu ayah nya Seungmin ngapa ngapain gw lagi."

Jeno yang sudah memakai helm nya itu kini melemparkan satu helm lagi ke haechan.

"Lu diem, lu aman."

Jeno langsung melajukan motornya. Sedangkan Haechan hanya duduk diam di belakangnya. Apakah haechan benar benar penghalang di sini? Entah kenapa rasanya Jeno dan Seungmin menjadi jauh karena kehadiran dirinya.

Tidak butuh waktu lama untuk tiba di sekolah. Seungmin kini menjadi pusat perhatian. Entah karena agak aneh saat Seungmin bersama orang selain Jeno atau karena pandangan orang ke siswa yang tampan itu.

Tapi, tidak masalah! Yang penting Seungmin tiba dengan lancar di sekolah!!

"Min, nanti pulang kita bareng lagi ya." Seungmin yang memang sudah menganggap nya sebagai teman pun tentu saja mengangguk setuju.

"Oke. Jangan salahkan aku kalau kau akan merasa repot nanti." Siswa itu terkekeh mendengarnya. Si manis ini masih mempermasalahkan hal itu? Yang benar saja?

"Mau ke kelas sekarang?" Seungmin terlihat sedikit menimang-nimang pertanyaan tersebut. Berhubung ini masih sangat pagi, sepertinya Seungmin tidak ingin berada di kelas terlalu cepat.

"Seperti nya tidak. Ayo ke kantin! Apa kau sibuk di kelas seperti piket gitu? Gak kan? Aku mau jajan. Aku belum sarapan. Semalam aku hanya makan mie instan."

Tanpa aba-aba lagi, siswa tampan itu langsung menggenggam tangan Seungmin dengan senyum lebarnya.

"Kenapa tidak bilang dari tadi? Ayo kita sarapan." Akhirnya Seungmin pun pergi bersama siswa tersebut meninggalkan area parkir.

Yang ternyata Jeno dan Haechan baru aja tiba.

"Jen. Kalo emang gw penghalang. Gw gak bakal berteman lagi dengan lu." Haechan pun turun dari motornya Jeno dan memberikan helm itu ke Jeno.

"Bukan itu masalahnya. Gw juga gak tahu itu Seungmin kenapa. Kalo kalian masih ada masalah atau gimana yang gw gak tahu. Please, kalian selesaikan. Gw juga gak tahu harus gimana. Paling di kelas nanti gw bakal coba ngomong sama dia."

Jeno juga bimbang di sini. Satu sisi dia kesal dengan haechan tapi dia juga sadar bahwa dirinya sama jahatnya hingga tidak ada alasan baginya untuk menyalahkan haechan sepenuhnya.

Bahkan dia juga melakukan ini semua karena tidak enak dengan Kun yang sedang di dekati oleh Mark. Memang Mark gak bilang, tapi bisa Jeno rasakan bahwa kakaknya sedang mendekati sahabatnya sendiri.

Lalu di sisi lain, Jeno mencintai Seungmin yang entah kenapa mungkin ada masalah dengan saudaranya. Di saat Seungmin melihat haechan di sisi nya, itu sebabnya Seungmin semakin kesal dan menjauh.

Jeno gak bisa kehilangan Seungmin maupun Haechan. Jeno juga gak bisa memilih salah satu di antaranya. Jeno harus coba untuk menyatukan kembali kedua sahabatnya itu.

Ya, memang haechan sangat salah. Tapi, Jeno tuh yakin bahwa Seungmin masih ada hati nurani. Berbeda kalau yang dibahas ini adalah Han Ji-Sung. Jeno udah angkat tangan kalo bahas kakaknya Seungmin yang tupai itu.

Melihat haechan yang hanya menunduk diam begitu pun sudah membuat Jeno menyalahkan dirinya sendiri. Dia yang bingung dengan Seungmin yang mungkin ada masalah lain. Tapi, haruskah dia lampiaskan seperti tadi ke haechan?

"Maaf, Chan. Bukan maksud gw untuk bikin lu ngerasa gitu. Apa lagi lu baru aja pulih dari tindakan gw juga. Urusan Seungmin, gw bakal ngomong sama dia. Lu juga kalo ada waktu, coba lah ngomong sama dia." Jeno menggenggam tangan haechan. Oh, ternyata anak itu sedih. Jeno semakin merasa bersalah sekarang.

Apa lagi ketika melihat sosok itu menghapus air matanya dengan senyum yang masih sempat terbit di wajah yang indah dan menawan itu.

"Gw gak apa, Jen. Ayo ke kelas sekarang."

Ucapnya sambil menarik tangan Jeno untuk berlari menuju ke lapangan sekolah.

Sedangkan dari sisi kantin ini, bisa Seungmin lihat bahwa kedua sahabatnya sedang berlarian dengan ketawa yang menggelegar.

Jujur. Seungmin sangat cemburu melihatnya.
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini yaaa

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang