105

103 18 2
                                    

"cepet turun dari mobil gw!!" Teriak Changbin yang kini membuat hyunjin merotasi kan bola matanya dengan malas.

"Iya anjir. Sabar Napa! Ini Haechan mana coba. Biasanya juga tuh anak balap liar kalo dah malam. Giliran genting gini, malah lama bet." Hyunjin pun akhirnya keluar dari dalam mobilnya Changbin.

"Gimana? Mau bareng aja gak? Gw pengen langsung ke bandara aja. Gw yakin kalo kak Chan udah di sana. Lagi pula Ayen dan pak Jaehyun terluka gini." Hyunjin yang bimbang pun akhirnya mengangguk setuju aja lah.

"Duluan gih, biar gw nunggu tuh curut." Changbin pun akhirnya setuju dan pergi melajukan mobilnya meninggal kan hyunjin sendirian.

Tapi!! Selang 10 menit kemudian, mobil mahalnya akhirnya datang juga!!

Ckiiitttt!!

Tin tin tin!!

Haechan pun keluar dari mobilnya dan segera duduk di kursi belakang. Sedangkan hyunjin langsung duduk di kursi supir.

"Udah Chan?" Hyunjin kini melirik ke belakang sembari menutup pintu mobil nya.

Ternyata Haechan sedang mengubah posisi nya. Dia membiarkan Seungmin duduk di tengah tengah antara dia dan Jeno.

Jeno juga membiarkan kepala si manis itu bersandar pada bahu nya. Ya, hanya Seungmin yang tertidur di mobil ini selain Lino yang sedang menutup mata nya.

"Udah." Hyunjin pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Jen, lu jangan terlalu mesra gitu sama umin." Satu kali di tegur oleh hyunjin, ini Jeno masih betah memperhatikan Seungmin nya.

Cuma haechan sih yang tidur bodo amat. Kepalanya aja bersandar pada jendela pintu mobil. Mana ada sandar sandaran sama ayang gitu. Sadar diri Haechan tuh. Eh?

"Jen." Yang di panggil masih diem aja, kek gak denger gitu yorobunnnn. Bahkan pas Hyunjin mulai melirik ke arah kursi belakang.

Baru lah hyunjin tahu bahwa Jeno udah Deket bet jarak nya dengan Seungmin!! Seketika hyunjin pun ribut dong! Bahkan mobilnya juga melaju kek zig-zag gitu sampe bikin Haechan terbangun!!

"HEH JENO ANAK NYA PAK JAEHYUN!! JANGAN BERANI BERANI LU CIUM BIBIR ADIK GW YA ANJIR!!! GW TEBAS LEHER LU!!"

kaget seriusan ini Jeno nya. Haechan juga udah ketar ketir ini!!

"Duh!! Kak Hyunjin!! Jangan bawa kita ke surga anjir!! Jeno! Lu apaan sih?! Gak ada kerjaan lain, selain gali kuburan sendiri hah?! Gw gak mau mati di sini karena kak Hyunjin anjir!!"

Begitu lah ribut nya mobil ini sekarang. Yang diributkan malah tertidur pulas. Kambing emang kalo kata Haechan.

20 menit kemudian...

Akhirnya mereka semua berkumpul di dalam pesawat pribadi milik Kim Wonpil yang terhormat. Dengan bangchan sebagai pilot nya. Hebat kan? Iya lah. Ayang nya umin gitu Loch.

Sedangkan yang terluka kek Lino, Ayen, pak Jaehyun, beberapa bawahan mereka itu ada di tempat lain bersama dokter Changbin.

Sedangkan Seungmin kini bersama Haechan dan Jeno. Ngapain? Foto foto lah pake kamera mahal nya Haechan.

"Min, gw pengen bilang kalo gw beneran gak mau musuhan lagi sama lu. Tapi, gw gak nyangka kalo ternyata karena hadirnya gw bisa bikin persahabatan lu dan Jeno jadi renggang. Kalo tahu gitu, gw gak bakal mendekat aja. Sungguh, kami sangat kaget saat tahu lu hampir M-" belum selesai Haechan ngomong untuk yang ke-sekian kali nya, itu mulutnya langsung di tutup oleh tangan nya Seungmin dan Jeno.

"Sstttt, jangan ngomong di sini. Pelaku nya ada di sini njir. Ntar mereka tersinggung." Bisik Seungmin ke Haechan yang tentu di setujui oleh Jeno.

Gila emang Haechan ini. Bisa bisanya dia mengungkit masalah kemarin yang berkaitan dengan keluarga wonpil di dalam pesawat nya Wonpil?!

Kalo mereka dengar dan tersinggung, gimana? Bisa mati mereka bertiga di dalam pesawat ini. Kan gak lucu kalo ada kabar gembira yang tersebar 'ada 3 curut meninggal karena di bunuh oleh orang yang tersinggung akibat pembicaraan mereka sendiri'?

Tapi, emang bener sih. Dari kursi seberang itu ada Han yang memperhatikan mereka. Benar benar dalam pengawasan!! Haechan jadi ingin ketawa sendiri di sini.

"Ya udah kalo gitu. Intinya gitu deh." Seungmin pun tersenyum dan langsung memeluk beruang itu dengan erat.

"Gw gak marah kok sama lu, Chan. Kemarin cuma sebagai rencana gw aja. Mau denger gak?"

Akhirnya mereka bertiga pun asik bercerita sambil berbisik-bisik agar Han tidak dengar pembicaraan mereka.

Tanpa mereka sadari, sebenarnya Han bukan lah mengawasi pembicaraan mereka. Tapi, Han hanya memperhatikan wajah Seungmin.

Ada rasa bersalah yang begitu kuat di dalam hatinya ketika melihat wajah Seungmin.

'haruskah aku melepaskan mu, Seungmin?'

Kun kini duduk bersama Mark. Jadi, Mereka ini sedang berada di JYP hospital. Ngapain? Nunggu itu tuh curut curut.

Mereka gak sendirian juga di sini, ada wonpil itu tuh. Karena ada hal yang bikin Kun penasaran, akhirnya Kun ajak lah Wonpil duduk di sebelah mereka.

"Pak Kim. Kalau kau tahu sejak awal bahwa Seungmin tidak mati. Kenapa kau membiarkan rangkaian bunga turut berdukacita itu ada di sekolah mu? Kau tahu? Aku emosi melihat nya saat pertama kali."

Wonpil sudah menduga bahwa hal ini akan menjadi perbincangan mereka. Ya, lagi pula sudah berakhir. Tidak ada salahnya menceritakannya kan?

"Awalnya aku tidak menyangka juga dan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Itu sebabnya aku langsung menghubungi Renjun. Kebetulan sekali renjun menjadi saksi Jaemin mengobati Seungmin atas permintaan Daniel. Ternyata, Seungmin selamat berkat itu semua. Tapi, rangkaian bunga itu juga merupakan salah satu dari rencana ku. Aku ingin membuat semua orang menyebarkan berita bahwa Seungmin memang telah tiada, agar rencana Seungmin dan rencana ku berjalan lancar. Sekalian aku ingin membuat Daniel terkecoh juga."

Ah, begitu ternyata. Pantas saja Wonpil Seperti biasa saja saat datang ke sekolah. Ternyata itu karangan bunga memang dari dia sendiri.

Merasa di tipu Kun tuh.

"Kambing lah." Ucap Mark secara mendadak. Tiba-tiba aja Kun terkejut, bahkan Wonpil juga tak mengira bahwa Mark akan mengumpat begitu lancar.

"Dulu saat Seungmin masih bayi, dia tak mau meminum susu harga murah. Dompet ku sedikit terkuras karena dia hanya meminum susu yang memiliki merk dan tipe yang berkualitas. Seungmin juga tidak terlalu suka makan bubur bayi. Dia hanya minum susu dan makan biskuit. Kau tahu? Itu semua mahal Mark. Aku memang kaya raya, tapi itu termasuk bangkrut karena Seungmin bukan lah putra kandung ku. Setelah dia membuat ku bangkrut sejak awal, apakah kau pikir aku akan membiarkan dia mati tanpa memberikan kebahagiaan pada putra ku sebagai imbalannya? Pikirkan itu."

"Iya pak, tapi kan andai bapak tidak membunuh orang tua nya. Semua uang bapak tidak akan terkuras karena Seungmin." Kun yang kesal itu malah di tanggapi tertawa oleh Wonpil.

"Awalnya aku kan tidak tahu, Kun. Aku tidak tahu jika Suzy ternyata tidak bersalah. Aku juga tidak tahu jika Seungmin itu sejak bayi sudah pilih pilih. Lagi pula aku tetap menyayangi nya walau dia boros sejak bayi. Dia sangat gembul saat itu berkat susu mahal yang ku belikan. Bisa bisanya dia habiskan 5 botol susu berukuran besar dalam sehari."

Wah, Mark tak bisa membayangkan kalau ternyata membesarkan Seungmin itu biayanya mahal sekali. Untung saja Jeno dulu tidak begitu.

"Bisa jadi gembel aku kalau punya adik seperti seungmin." Mark pun menggelengkan kepalanya tanpa mempedulikan Kun yang menatapnya dengan Julid.

"Heh! Tapi dia cantik kan?! Itu lah untung nya! Lu kalo suka sama dia, harus berkorban lah! Uang gitu contohnya." Mark pun tersenyum lebar, wonpil curiga melihat Mark yang mendekati Kun begitu.

Pasti ada mau nya.

"Btw Kun, gw sekarang lagi suka sama haechan. Haechan untuk gw aja ya."

"Semua aja keluarga gw, lu suka. Gak sekalian kucing nya Haechan juga."

Kan? Apa Wonpil bilang. Kun yang kesal berakhir dengan Mark yang penuh dengan permintaan aneh nya.

Ya, tak heran Wonpil tuh. Karena Jaehyun juga punya sifat seperti Mark. Ayah dan anak itu memang tak ada beda nya.

Kambing lah.
.
.
.
.
Note author : jangan lupa vote dan komentar disini yaaa

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang