116 (END)

196 15 0
                                    

Pukul 10 malam

Luar biasa sekali!! Kemana Seungmin ini?! Hyunjin masih tidak habis pikir. Sosok manis itu kemana? Sejak tadi pagi tidak pulang pulang.

Haruskah hyunjin ke rumah Jaehyun sekarang?!

Seperti nya tidak perlu. Karena suara pintu utama rumah mereka telah tiba pada waktu yang tepat.

Ceklek

Nah, mudah mudahan itu Seungmin seperti yang di harapkan oleh hyunjin!!

"Selamat malam kak." Ternyata, memang benar Seungmin!! Hyunjin segera berlari hanya untuk memeluk adik nya yang menggemaskan itu.

"Darimana saja? Kok lama pulangnya?" Seungmin yang di tanya itu kini menjadi sasaran empuk hyunjin. Dirinya sudah mirip dengan boneka.

"Dari rumah Jeno." Hah? Yang benar saja? Lino yang ternyata sudah pulang itu pun menatapnya dengan tatapan datar.

"Kau bohong?"

"Aku jujur kak lino." Jawab Seungmin dengan nada lelah nya. Jangan bilang Lino akan mulai mencari masalah lagi dengan nya. Seungmin mau tenang sebentar aja tapi kok rasanya kek sulit gitu loh.

"Lalu, kau mengadu dengan kak Chan? Hanya karena sekretaris itu? Kau ngadu dengan siapa aja, min? Gak ada hati sekali. Padahal kau itu normal. Kakak maklum kalo kau kemarin berbohong dengan kami dan menjebak kami agar kau bisa terbunuh dan berakhir membuat kami menjadi penjahat demi misi yang kau sembunyikan itu. Tapi, kali ini? Jelaskan semuanya Kim Seungmin."

Tunggu. Seungmin lelah ini. Kok malah di tanya begini? Ini tuduhan namanya!

"Aku tidak mengadu pada siapa pun. Hanya Jeno yang tahu! Jeno juga tidak melakukan apa pun! Kami bikin kue bersama Buna Tae dan Haechan! Aku tidak berurusan dengan sekretaris itu! Apakah kebenaran itu harus se-penting itu kak?!" Seungmin yang kini akhirnya ikut emosi itu, melepaskan dirinya dari hyunjin.

"Kebenaran nya adalah semua kekacauan ini di sebabkan oleh Seungmin. Han harus berhenti bekerja karena nilainya hancur! Kerjaannya juga tidak beres!! Siapa yang membereskan itu semua? Sekretaris itu Seungmin." Hyunjin pun menepuk bahu Seungmin lalu memeluknya.

"Kak. Jangan bikin masalah lagi untuk kali ini. Please? Gw capek lihat kita tengkar Mulu dengan Seungmin." Hyunjin sekarang merasa bahwa bukan saat nya dirinya berpihak pada siapa pun.

Karena keduanya sama sama bersalah dan mengakibatkan ini semua terjadi.

"Lu ingat? Kita di hukum gantung oleh kak Chan. Kita gak makan bahkan hampir mati. Kita korban saat itu hyunjin. Hanya karena Seungmin yang tidak mengatakan kebenarannya. Dia bahkan lebih memilih kabur daripada masuk ke dalam rumah. Kita harus bekerja keras mencaritahu nya! Dan apa yang terjadi? Saham kita turun drastis. Nilai kuliah kalian menjadi jelek karena dia. Dia yang sangat gw cintai. Anjing!"

"Keadaan yang membuat ku harus menyembunyikan kebenaran. Aku juga tidak ingin melarikan diri seperti kemarin. Tapi? Semua demi kakak."

"Kakak tidak suka pada orang yang menyembunyikan kebenaran, Seungmin. Lihat? Karena kau menyembunyikan nya. Kakak harus memperkerjakan orang lain demi reputasi dan saham. Tapi? Apa yang terjadi? Kau ingin semua itu dihancurkan karena rasa cemburu mu yang kekanak-kanakan."

"Dia menghina ku, kakak!" Hyunjin semakin panik ketika mata Seungmin kini mulai berkaca-kaca.

"Semua berawal dari kau, Seungmin. Mau tak mau, kakak tidak bisa pecat dia sekarang."

"Kakak lebih memilih nya?" Seungmin semakin tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan dengar sekarang.

"Demi kebenaran, reputasi dan saham. Kau tidak akan mengerti dunia perusahaan, Seungmin."

Seungmin pun melepaskan tangan hyunjin yang memeluknya. Felix yang baru tiba di rumah ini pun terkejut juga melihat suasana yang panas ini.

"Kakak lebih memilih kebenaran daripada aku? Kakak lebih memilih dia karena perusahaan daripada aku? Oke. Jika itu keputusan kakak. Aku juga lebih memilih kak Kun daripada kakak." Seungmin pergi dari sana. Tentu saja Felix tidak tinggal diam. Dia segera berlari mengejar Seungmin yang ternyata sudah keluar dari kawasan rumah mereka.

"Seungmin!! Tidak, jangan dengarkan perkataan kak Lino. Jangan hiraukan itu semua. Ini sudah malam Seungmin. Lihat? Cuaca juga tidak bagus. Sebentar lagi, hujan akan turun. Ayo pulang." Felix menarik tangan kecil itu, lalu menariknya untuk kembali ke rumah mereka.

"Kak Felix.. dengarkan aku. Aku butuh waktu." Tapi, tidak untuk kali ini. Seungmin menghentikan Felix yang ingin membawanya kembali ke rumah mereka.

"Apa maksud Seungmin? Kakak akan kasih Seungmin waktu. Kakak tidak akan ganggu Seungmin. Tapi, ayo kita pulang sekarang. Hujan akan turun, Seungmin."

"Kak... Aku butuh waktu untuk bisa setara dengan kalian. Aku tidak bisa harus begini selamanya. Kak Lino benar. Semua salah aku yang membuat kalian menjadi kacau. Kalian ingin menikahi ku, karena kalian sudah siap mental dan semuanya. Tapi, aku? Aku belum siap kak. Aku bahkan hanya orang miskin di sini. Bukan kah kalian sangat menyukai kebenaran nya? Akan ku katakan kebenaran nya sekarang. Kau dan aku bukan lah saudara kandung. Keluarga mu kaya raya, sedangkan aku? Sangat tidak jelas. Aku hanya lelaki manis yang tidak punya apa apa, kekanak-kanakan dan juga beban. Sedangkan kau? Kau berwibawa, harta mu banyak, kau cerdas dan kau memiliki segalanya. Kita sangat berbeda. Tolong, beri aku waktu untuk membuat diri ku menjadi lebih pantas untuk bersanding bersama kalian."

Dengan senyum yang teduh, mata nya yang berkaca kaca, Seungmin melepaskan genggaman tangan Felix secara perlahan.

"Seungmin.. kakak tidak bermaksud.. kak Lino juga tidak bermaksud untuk begitu.." Seungmin menggelengkan kepalanya lalu mundur beberapa langkah menjauhi Felix.

"Kak.. tolong mengerti lah." Seperti perkataan Felix tadi, hujan benar benar turun sekarang. Felix juga kini mengalihkan pandangannya. Dia tidak bisa melihat Seungmin yang begini.

Ingat? Felix berbeda dari yang lain. Felix masih memiliki emosi yang sedikit normal. Dia bisa ikut menangis dan sedih jika melihat orang tersayangnya tersakiti.

"Kalo lu begini, lu mau tinggal di mana Seungmin?"

"Jangan tanyakan itu pada ku. Tapi, tunggu lah aku. Aku akan kembali pada kakak."

Perlahan-lahan Seungmin pergi menjauhi nya. Benar, Seungmin pergi dari rumah itu tanpa membawa apa pun. Seungmin tahu, dirinya tidak memiliki apa pun di rumah itu.

Bukan kah, Seungmin di culik sejak bayi? Lantas bagaimana bisa jika Seungmin ketika pergi pun harus membawa barang barang di kamarnya? Bukan kah itu tidak tahu malu?

Hanya satu yang di bawa oleh Seungmin. Satu kunci sebagai hadiah dari Wonpil atas kerja keras nya.

Tidak ada yang lain lagi.

Malam itu, menjadi malam yang berat bagi Felix. Tidak pernah terjadi sebelumnya Seungmin meninggalkan mereka walau tersiksa.

Tapi, kini?

Seungmin lah yang meninggalkan mereka. Sekedar kata maaf pun tidak bisa terlontarkan oleh Felix sekarang.

Hanya bisa meratapi Seungmin yang pergi menjauhi nya.

"Akan kah... Kita bisa bersama lagi, Seungmin?"





~ Season 2 END~

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang