Kebenaran memang penting. tapi, diri sendiri juga sama pentingnya. ketika kebahagiaan itu ternyata di atur oleh kebenaran. apakah bisa di sebut kebahagiaan?
note : INI ADALAH SAMBUNGAN DARI CERITA POSSESSIVE BROTHER!! kalo mau tahu, ya baca dulu di...
Pagi pagi begini, Seungmin udah mandi. Udah ganteng, udah imut, udah harum Pokok nya. Sarapannya juga udah habis. Lalu, obat nya juga.
Lucu kan? Ah, Daniel jadi gemas sendiri. Sayangnya Daniel harus bekerja sekarang. Itu sebabnya dia hanya bisa memeluk Seungmin sebentar saja.
"Maaf ya, aku harus pergi sekarang. Kalau Seungmin mau jalan jalan. Bawa bodyguard nya juga. Jangan terlalu jauh, kondisi Seungmin yang utama pokoknya."
Seungmin mengangguk saja, itu Daniel langsung pergi meninggalkan nya. Ah, bodyguard ini mengerikan. Rasa ingin Seungmin buang ke pantai.
"Jadi, bodyguard. Siapa nama mu?" Seungmin pun menatapnya dengan tatapan lucu nya.
"Osaki Shotaro." Jawabnya singkat dan padat. Seungmin merasa ada aura kulkas di sini. Padahal wajah bodyguard itu lucu sekali. Sangat di sayangkan.
"Ohhhhhhhhhhh... berang berang. Aku ingin pergi keluar. Aku tidak mau di sini."
Semudah itu? Semudah itu Seungmin menghina nya berang berang?! Rasa ingin Shotaro buang saja Seungmin ini jika seandainya Seungmin bukan lah lelaki manis yang di cintai oleh Tuan nya.
"Tidak bisa. Kau hanya boleh jalan jalan di hotel ini saja."
"Ah gak mau!! Mau keluar!!" Seungmin pun memberontak dan akhirnya pergi keluar dari kamar nya.
Merasa bahwa bisa saja Seungmin tersesat. Shotaro pun berlari secepat paket pos demi mengejar di kecil itu.
"Aku turut berduka cita atas apa yang terjadi pada Seungmin, Chris. Semoga saja jasadnya bisa di temukan."
Jaemin yang masih menggunakan snelli itu kini berdiri di hadapan pantai yang indah bersama bangchan.
Jaemin sedih sekali ketika mendengar cerita dari bangchan mengenai tujuannya datang ke sini.
"Aku masih menenangkan diri ku, jaemin." Ucapnya sambil menatap ke arah jaemin yang kini menggenggam tangan nya.
"Aku akan selalu mendukung perjuangan mu, Chris. Ikhlaskan dan lepaskan dia. Dengan begitu, Seungmin akan damai dan jasadnya pasti akan di temukan."
Di ruang makan ini, Jeongin sedang mengoleskan selai cokelat pada roti nya. Sembari menyiapkan sarapan nya, Jeongin kembali menguraikan semuanya.
1. Sejak awal, Wonpil di ketahui memang mengintai Seungmin dari kejauhan. Yang artinya Wonpil tahu apa yang terjadi pada Seungmin. 2. Menurut dari semua informasi yang Wonpil katakan pada mereka semalam. Wonpil langsung turun tangan sendiri. Seperti menghubungi Renjun yang terlibat. 3. Wonpil sengaja hanya menyuruh bangchan yang terlibat karena semua ini berawal dari Bangchan. 4. Di kasus ini ada dua konflik yang bersatu. 5. Wonpil sudah memberitahu semuanya pada Kun di kantor nya. Sama seperti yang Wonpil katakan pada mereka untuk menunggu arahan dari bangchan. 6. Sejak awal Wonpil memang sudah mengira bahwa Seungmin tidak mungkin mati begitu saja. 7. Jaehyun di ikut sertakan langsung oleh bangchan. 8. Wonpil sudah melacak hp yang di temukan Han dan juga artikel yang menyerang mereka ini ada di titik yang sama. 9. Sidik jari samar juga di temukan, melalui penggeledahan kamar Seungmin kemarin. Di sana, ada sidik jari yang sepertinya memang di siapkan oleh Seungmin entah sejak kapan. Dari bekas nya mereka tahu bahwa itu dari hp yang sama. 10. Seungmin tidak mungkin tidak punya rencana. Bahkan Wonpil pun tidak tahu apa rencana Seungmin kali ini.
Lalu, pertanyaan baru nya adalah Apakah Jeno tahu ini semua? Mereka bahkan membutuhkan waktu berjam-jam semalam hanya untuk mengetahui semuanya dari wonpil.
Jeno? Mark? Apakah mereka tahu ini semua? Ya, kalo Haechan itu tidak di ragukan lagi. Tapi, Jeno? Akan kah Jeno terlibat?
Jeongin jadi penasaran dengan untaian tali tali ini.
"Aku senang, akhirnya Seungmin baik baik saja. Tapi, aku benci bahwa dia jauh dari kita." Han yang baru saja tiba itu sedikit mengagetkan Jeongin.
"Itu hanya sementara. Ingat? Kita harus tahu Seungmin ini orang yang bagaimana. Aku yakin bahwa Seungmin pasti akan kembali ke kita lagi."
"Kau benar Jeongin."
Awalnya Han masih tidak percaya dengan Seungmin. Walau aneh, belum tentu selamat karena dengan jelas Han melihat bahwa Seungmin mengalami benturan keras di kepala nya.
Bahkan sampai kemarin pun, dia masih tidak percaya dan terus mengira jika Seungmin telah tiada.
Tapi, ternyata? Di saat wonpil sendiri yang mengatakannya semalam. Han jadi percaya. Pantas saja bangchan langsung pergi kemarin. Ternyata ada alasan tersendiri.
Ya, bagus lah kan? Han bisa tenang sekarang dan tinggal menyusun rencana nya saja.
Wonpil juga ternyata sudah pergi lagi. Bahkan Lino juga udah pergi duluan ke kantor.
"Lix, lu mau kemana?" Sorot mata Han menangkap objek yang sedang terburu-buru mengambil jaket nya.
"Mau keluar bentar." Kata nya sambil berlari gitu aja.
Jeongin pun kebingungan melihat si Felix ini. Ngapain dah? Tumben amat kek di kejar kucing gitu? Tapi, ya udah lah. Jangan di hiraukan. Nanti Felix malah lempar pisau karena terlalu di kepoin.
"Apakah hyunjin sudah selesai membereskan kamar nya Seungmin?" Tanya Jeongin yang kini mulai menyantap sarapan nya.
"Iya lah. Kan semalem itu ayah marah marah sama kita karena membiarkan kamar Seungmin jadi berantakan gitu. Semalam gw bener bener gak tidur karena ayah yang cerita ini itu dan memberikan kita misi baru."
"Bener sih. Tapi, kali ini seru yak? Gak kek waktu itu tuh. Musuh kali ini bener bener bikin gw semangat. Yah, gw masih gak sabar untuk jemput Seungmin." Jeongin pun memberikan satu lembar roti tawar pada Han.
"Iya nih. Gw juga penasaran, kak Chan ngapain di sana. Lagi pula, gak mungkin kak Chan melupakan kita dan misinya kan?"
"Kak Chan gak bisa di tebak. Tupai."
Di kamar Seungmin ini, ada hyunjin yang kagum pada diri sendiri. Ya, kamarnya Seungmin jadi rapi banget. Tas nya juga udah Felix cuci tadi. Kamar nya jadi gak horor lagi.
Bahkan bisa hyunjin pastikan ini kamar akan kembali bersinar dan hangat lagi.
"Kakak tunggu umin pokoknya." Gumam Hyunjin yang masih kagum. . . . . Note author : jangan lupa vote dan komentar disini yaaa
New Cast
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
