45

150 23 20
                                    

Tadi seru juga Seungmin makan makan dengan Daniel. Ah, harusnya kakak nya gitu juga. Sekarang kakak nya malah sibuk lagi. Jangan kan ngajak makan, pulang pun enggak.

Padahal Seungmin pengen banget makan bareng mereka semua seperti biasanya. Ya, begini lah rasanya trainee menjadi duda ganteng.

Selir juga malah sibuk sama musuh nya, yang tak lain si haechan. Oh ya, Seungmin kan lagi jaga jarak sama si selir.

Ah gak asik.

Kini Seungmin cuma sama boneka yang di beri oleh Jeno waktu itu. Boneka ini lah yang menemaninya akhir akhir ini.

"Hei boneka. Tolong santet Jeno. Lu kan mirip dengan dia. Santet gih. Masa iya? Dia kan selir gw. Malah dia selalu milih haechan. Bikin males bet. Belum lagi, dia juga mengadukan ini itu ke kak tupai. Bikin kesel asli."

Sayangnya boneka itu hanya diam menatap nya. Jujur Seungmin rindu Jeno. Boneka ini mengingatkan hubungan mereka yang sebelumnya baik baik saja. Sebelum kebenaran datang menerpa.

Andai Seungmin tidak meladeni Jeno terlebih dahulu karena Jeno memang tidak akan pernah terlalu berpihak pada nya hanya karena Jeno adalah bawahannya Han Jisung. Akan kah hubungan mereka akan seperti ini?

Andai Seungmin gak pernah mengaku bahwa dia tahu jika Jeno ternyata suruhan Han untuk mengawasi nya. Akan kah hubungan mereka begini sekarang?

Ya, di pikirkan pun gak akan pernah bisa mengubah situasi. Lebih baik Seungmin tidur sekarang.
.
.
.
.
31 Mei 2023

"Kenapa tidak langsung saja, pak Kim? Maaf. Bukannya aku lancang. Hanya saja jika kita menggunakan rencana ini. Bisa saja akan berdampak fitnah pada Seungmin."

Wonpil yang masih fokus pada berkas berkas nya itu pun, kini melirik ke ara Seseorang yang duduk di hadapannya.

"Kun. Bahkan wartawan pun tidak akan pernah tahu mana pihak kepolisian yang asli dan palsu hanya karena seragamnya. Begitu pula dengan fitnah. Itu tidak akan terlalu berdampak pada putra ku. Dia adalah sosok yang kuat, adik mu lebih kuat daripada yang kau bayangkan. Darah Jong-suk mengalir kuat di dirinya. Dan dia tumbuh berkat diri ku. Apa yang ku makan, di makan juga oleh adik mu. Kau jangan khawatir dan laksanakan saja semuanya seperti yang sudah kita sepakati."

Kun pun akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari ruangan wonpil lalu pergi begitu saja ke parkiran.

Beruntungnya tadi pagi Daniel lewat di depan rumah nya. Seungmin jadi pergi lah bareng dia. Kini Seungmin sedang ada di belakang kelas. Ngapain? Duduk lah dengan Daniel.

Ini Daniel membawakan nya makanan dari kantin. Ya, semoga saja Jeno gak lewat sama Haechan. Biar gak ngadu gitu.

"Thanks tadi dah ngajak pergi ke sekolah bareng. Aku selalu merepotkan Daniel." Seungmin yang duduk di sebelahnya ini terlihat menggemaskan sekali. Daniel jadi salfok dengan bibir nya yang merah itu.

"Membantu teman itu kan hal yang baik. Kalau bisa pergi bersama, kenapa tidak kan?"

Seungmin bergumam saja seakan menyetujui perkataan nya Daniel. Tapi, tidak Daniel sangka bahwa si manis itu kini telah menyandarkan kepalanya di bahu nya yang tegap itu.

Ada sensasi hangat dan juga berdebar yang Daniel rasakan. Aroma shampoo yang menguar begitu saja tentu menambahkan nuansa yang berbeda bagi Daniel sendiri.

Jadi, ini rasanya jika memiliki jarak yang terlalu dekat dengan Seungmin? Kemana saja Daniel selama ini? Kenapa baru sekarang bisa berteman dengan Seungmin?

Padahal sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Tapi, rasanya waktu berjalan begitu lambat seakan mendukung suasana yang nyaman ini. Daniel merasa bahwa sang pencipta benar benar mendukung nya untuk saat ini.

Ya, Daniel merasa bahwa dirinya sedikit mulai sedikit telah jatuh dan nyaman ketika bersama Seungmin.

"Kak. Mana hyunjin?" Felix yang baru saja tiba di company JYP ini langsung duduk begitu saja di hadapannya Lino yang sedang menyisir bulu kucing nya.

"Lagi rekaman solo kek nya. Napa? Tumben amat kagak nyari Han." Lino yang merasa bahwa kucing nya sudah rapi pun kini menaruh perhatian nya pada Felix sepenuhnya.

"Gak. Aku hanya ingin bertukar posisi padanya. Maksud ku, dia ambil iklan sedangkan aku yang akan rekaman terlebih dahulu."

Lino pun hanya mengangguk sebagai jawaban dari perkataan adik nya.

"Ah, ya. Felix, bagaimana di club sana? Ada berapa pengkhianat yang kau dapatkan. Aku sudah mengirimkan email pada kak Chan. Aku juga sudah melihat semua berita tentang kejadian kemarin. Melihat semuanya, sepertinya kau sangat menikmati itu semua."

Felix tentu tertawa mendengarnya. Harusnya dia ajak bangchan di sini agar bisa bercerita sepenuhnya betapa seru nya kemarin.

"Jika wartawan dan masyarakat publik bisa di bodohi oleh anon dengan cara mengirim kan pasukan pihak kepolisian yang palsu. Lalu, kenapa kita tidak?"

Benar. Lino tentu terkejut melihat berita nya di tv kesayangannya. Bisa bisanya bangchan menggunakan ide begitu. Awalnya mereka sudah khawatir, tapi ternyata rumah sakit itu sudah bagaikan separuh jiwa nya bangchan hingga bisa dia jadikan ilusi semata.

"Aku melupakan satu fakta. Rumah sakit adalah markas kak Chan." Lino pun memberikan satu buah korek api nya pada Felix.

"Harusnya kau ikut agar kau bisa lihat secara nyata betapa terdiam nya kepolisian palsu itu."

"Aku sudah melihatnya lewat live yang di adakan pada channel tv. Tapi, haruskah kita buka kan juga pada publik bahwa sebenarnya mereka palsu?"

Felix menggelengkan kepalanya lalu segera berdiri dari tempat duduk nya.

"Tidak kak. Jika kita buka, bisa saja publik akan mengira bahwa kita sengaja membuat seakan mereka datang atas suruhan kita demi bukti. Itu akan jadi Boomerang bagi kita. Biarkan semua nya berjalan sesuai keinginan anon itu. Setidaknya kita memenangkan ini semua. Aku akan segera menemui Taeyong sekarang. Aku yakin, berkasnya sudah ada di tangan nya."

Dengan begitu, Felix benar benar pergi meninggalkan Lino sendirian di ruangannya. Benar, perkataan Felix sangat benar. Publik tidak peduli mana salah dan benar atau siapa korban dan siapa yang pelaku.

Mereka hanya haus akan berita lalu menyudut kan siapa pun yang bertindak secara gegabah.

Mungkin sebagian dari mereka tahu. Tapi, mereka pilih abai hanya karena ingin melihat drama yang sedang terjadi.

"CK. Monster yang sebenarnya adalah bukan aku yang memakai case. Tapi, mereka yang normal dan suka membunuh orang secara perlahan demi kepuasan semata."

Lino pun membuang surat kabar tersebut. Matanya memandang remeh ke para wartawan yang heboh mencari informasi tentang Bangchan.

Benar benar menjijikkan sekali bagi nya. Ya, dari sisi ini Lino sangat bersyukur. Setidaknya walau dia tidak sempurna bahkan dikatakan tidak normal. Tapi, dirinya tidak seperti publik yang menutup mata ketika mereka tahu kebenarannya.
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang