41

138 24 26
                                    

"Buna? Kau pulang sendirian? Mana ayah?" Mark yang membuka kan pintu rumah nya itu melihat ada Taeyong yang baru saja pulang. Tapi, biasanya akan ada Jaehyun yang memarkirkan mobilnya. Kini, malah tidak ada.

"Ayah mu sedang sibuk. Mana adik mu? Apa dia sudah makan malam? Buna hanya ingin mengambil berkas kependudukan saja."

Mark yang masih saja mengikuti Buna nya itu pun tentu terlihat seperti anak ayam.

"Dia di kamar Buna. Apa akhir akhir ini pekerjaan Buna sangat banyak?" Taeyong yang sibuk mengambil berkas nya itu pun tersenyum tipis lalu mengusap kepala Mark dengan rasa gemas nya.

"Kenapa? Mark rindu Buna? Maaf ya, Buna jarang pulang. Tugas Buna memang sangat banyak untuk saat ini. Kalian yang akur, jangan telat makan dan jangan kurang istirahat. Buna harus segera pergi lagi sekarang."

Begitu cepatnya Taeyong pergi lagi. Padahal Mark sangat rindu dengan Buna nya yang super sibuk itu. Ah, jadi ini yang Seungmin rasakan di rumah?

Mark yang berada di luar pun melihat bahwa kamar Seungmin masih terang sekali. Seperti nya dia belum tidur.

Kesepian itu tidak enak ternyata. Mark jadi kepikiran, apa yang Seungmin rasakan ketika kakak nya pulang malah menghukum nya karena ulah Jeno. Pasti menyedihkan bukan? Mark semakin merasa bersalah sekarang.

Sama seperti Jeno yang mengintip di jendelanya. Seungmin sedang apa ya kira-kira? Lampu nya masih menyala. Harus kah Jeno telepon dia? Tidak. Baru saja Seungmin minta untuk tidak saling berhubungan tadi. Tapi, Jeno malah ingin sekali berbicara dengan nya seperti biasanya.

Harusnya Jeno tidak melakukan itu semua kemarin. Tidak! Semua salah Daniel! Ya, Jeno tentu tidak lupa dengan pembicaraan nya dengan haechan. Oleh sebab itu lah, Jeno sekarang fokus membuka laptop nya.

"Jadi, Taeyong bilang begitu?" Bangchan kini ada di hotel nya wonpil bersama dengan saudaranya yang tercinta.

Ngapain? Istirahat sambil diskusi lah. :V

"Iya. Dia bilang, gak ada pihak kepolisian muka nya kek maling gitu." Ucap Changbin sambil makan ayam K*C nya dengan lahap, hingga membuat mata Felix bersinar terang karena ingin makan ayam itu juga.

"Kalo gitu, kan kak Chan tahu tuh karena dah menghampiri mereka. Tapi, kok kak Chan malah setuju dengan surat perintah ilegal ini?" Lino yang tidak terima ini pun akhirnya membuka suara nya. Mana pake nada kesal pula. Untung bangchan lagi mode maklum.

"Kalo gitu, kenapa kita setuju dengan operasi yang berjalan menggunakan organ ilegal, Lino?" Bangchan menaik turunkan alis nya dengan senyuman nya yang licik.

Ah, Lino jadi rindu Seungmin sekarang. Biasanya lawan bicara teka teki nya ini selalu Seungmin. Lah sekarang? Malah Bangchan.

"Karena kita ingin hasil nya."

Ctakk

Gelas kopi yang kosong itu pun di letakkan oleh bangchan di atas meja.

"Itu dia. Aku setuju dengan surat ilegal mereka karena aku ingin hasil nya. Melihat hasil nya itu lah yang akan membuat kita tertawa. Sedangkan wartawan dan musuh kita yang sok kuat ini akan terdiam."

Han yang masih fokus pada diskusi mereka ini, akhirnya menemukan pertanyaan yang tepat untuk Bangchan. Kenapa? Ya agar gak di anggap kagak nyimak lah.

Pokoknya di grup mereka ini. Kalo lagi diskusi tapi gak nanya. Itu artinya kalo gak nyimak ya tolol. Udah itu aja pokoknya.

"Kapan mereka akan mengadakan nya?" Han nanya nya sok pake muka serius pula. Ah, pengen hyunjin jitak aja lihat nya. Bisa bisanya Han malah kek mode mode serius gini. Di kira lagi presentasi kali.

Eh, kenapa Han terus saja di Julid in gini? Yaaaaaaaaaaaaaa karena dia udah berani sedikit langgar janji lah. Makanya begini. :V (eps 35-36)

"Mungkin saja besok atau lusa Han. Gak secepat kau beri tanda ke Seungmin pokoknya."

Kan? Han senyum masam aja sekarang. Udah dia duga ini bangchan kembali ungkit masa lalu.

"APA SIH KELEN!! GINIIN GW TERUS!! KELEN NOH COBA. LIHAT MUKA POLOS NYA UMIN YANG KEK MINTA DI POLOSIN! GW NGAKAK POKOK NYA KALO KELEN TERKENA KEK GW JUGA!" Han akhirnya memutuskan untuk rebahan di kasur itu dan memilih untuk mengabaikan ketawa nya Jeongin yang palsu bin sok asik itu pokoknya.

"Iya iya. Setidaknya Han kagak nyakitin Seungmin kek kak Lino."

Mulut hyunjin licin emang. Makanya ini Lino udah Deket aja duduk nya sama hyunjin. Wah, bangchan tak menyangka semua akan seru seperti ini.

"Hyunjin. Selain lipstik nya Seungmin. Darah alami juga bagus untuk bibir." Bisik Lino sambil memegang pisau kecil nya. Wah, hyunjin udah lirik sana sini ini mencari cara gimana kabur dari kucing besar.

"Ya udah kalau gitu. Tapi, lu bener bener akan memperlihatkan nya kah?" Jeongin nih yang waras. Bikin topik nya kembali lagi ke bangchan.

"Tentu." Jawabnya dengan ringan dan santai kek bulu angsa.

"HAH?! KOK GITU?! NTAR KITA KETAHUAN ANJIR! WAH GOBLOK LU JADI LEADER!" Han yang tadinya senyap, kini kembali berbunyi lagi. Mana pake acara pegang bantal pula dah kek mau bertarung.

"Udah ku bilang bukan? Aku ingin melihat hasilnya. Kalau begitu, siapa yang ingin menjadi partner ku?"

Mereka semua pun saling melirik. Jika Changbin, maka akan ketahuan sekongkol nanti. Maka dari itu, Felix angkat tangan nya setinggi harapannya untuk bisa peluk Seungmin sepuas-puasnya.

"Aku saja. Aku akan di sana sebagai partner mu. Anggap saja aku adalah Seseorang yang bertanggungjawab atas kebersihannya."

Bangchan pun mengangguk setuju. Ya, begitu lah diskusi ini berakhir. Tidak!! Ada satu hal lagi tentu nya.

"Baik lah. Changbin? Apa ada usaha lain dari Taeyong?"

Changbin yang sudah selesai makan itu pun akhirnya kembali fokus pada Bangchan.

"Iya. Dia akan ikut mencari di berkas."

"Bagus. Aku suka caranya bekerja. Besok pagi, kau segera lah pergi ke ruangannya lagi. Ku harap semua data nya selesai. Dengan begitu, satu persatu potongan teka teki milik anon ini akan terkumpul dalam waktu yang tak lama."

Bangchan akhirnya bisa istirahat sejenak. Begitu pula dengan yang lainnya. Berbeda dengan Lino yang masih ber-kepikiran tentang Seungmin.

Sekarang Seungmin sedang apa ya?

"Kak. Aku ingin keluar sebentar. Aku khawatir dengan Seungmin."

Bangchan yang baru saja mau rebahan itu akhirnya kembali duduk di atas kasur nya.

"Oke. Nih kunci motor."

Bangchan pun melemparkan kunci itu ke arah Lino. Dengan cepat Lino menangkap nya dan pergi dari sana.

"Kak! Kok lu biarin? Ntar kenapa Napa anjir!!" Han yang masih tak percaya dengan apa yang dia lihat itu tentu tak tinggal diam. Sedangkan Bangchan kini merotasikan bola matanya dengan malas.

"CK. Apanya yang kenapa kenapa? Kalo Seungmin bersama kau itu lah baru bisa di sebut kenapa kenapa. Biarkan Lino bertanggungjawab atas kesalahannya kemarin. Kalian semua tidur sana! Besok kita sibuk!!"

Akhirnya Han pun kembali rebahan dengan wajah tupai nya yang tidak santuy. Tentu, dia masih ke-musuhan dengan keputusan bangchan.

Bisa bisanya bangchan lebih memilih Lino. Iya kan? Coba kalo Han. Pasti gak apa apa tu umin nya. Eh, iya kan?
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini yaaa

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang