93

97 18 4
                                    

11 Juni 2023

Pagi pagi begini, bangchan sudah mengetuk pintu kamar dua curut itu. Untung aja mereka udah siap duluan. Ternyata, mereka di ajak berdiskusi sambil sarapan begini nih.

"Jadi, benar? Kalian ingin ikut mencari Seungmin?" Tanya bangchan untuk yang ke sekian kali nya.

Untuk yang kesekian kalinya pula haechan mengangguk dengan mantap.

"Tentu. Aku sudah berjanji pada kak Kun bahwa aku akan melindungi Seungmin. Untuk pak Jaehyun, maaf telah membawa putra mu ke jalan yang sesat lagi berbahaya ini. Bukan salah Jeno, tapi aku yang mengajaknya. Maaf kan aku."

Tidak. Jaehyun tidak bisa untuk marah pada anak lucu begini. Apa lagi, Jaehyun type bapak sayang anak walau gengsian.

"Tidak apa Haechan. Kalian berhati-hati lah. Setidaknya berikan rencana kalian pada Christopher Bangchan. Jika kita bersatu, semua pasti akan semakin mudah."

Baiklah kalau begitu, Haechan pun mengangguk saja sembari menikmati sarapannya.

"Kalau begitu, Haechan dan Jeno. Tunggu lah di hotel bersama Ku. Pak Jaehyun akan mengawasi dari kejauhan. Mulai sekarang, jangan ada yang datang secara langsung ke sana. Karena aku yakin, Daniel pasti mulai mencari celah."

Brakk!!

Meja itu di tendang begitu saja. Sang pelaku pun mulai emosi ketika mendengar kebenaran ini. Bagaimana bisa? Mereka teledor begitu banyak?

"Aku memperkejakan mu dengan harapan bahwa semua baik baik saja!!!! Kau bahkan tidak mengenali bahwa pelayan itu bukan salah satu pegawai di
sini?! Kau gila?!" Teriaknya pada Seseorang yang hanya menunduk patuh di hadapannya.

"Maaf kan saya, pak. Ketika saya melihat Seungmin baik baik saja dan tidak ada hal yang mencurigakan. Saya tidak ber-kepikiran hal yang lebih jauh lagi."

Kepala Daniel pusing sekarang. Bisa bisanya Shotaro baru mengatakan bahwa kemarin ada seorang pelayan yang tampaknya tidak dia kenali sama sekali. Bahkan Shotaro juga curiga padanya.

Awalnya Shotaro ingin sekali menghubungi Daniel. Tapi, melihat Seungmin yang cerita sambil tertawa bersama pelayan itu, membuat Shotaro mengurungkan niatnya dan berusaha positif thinking.

Selagi Seungmin tidak kenapa-kenapa. Bukan kah itu baik baik saja? Shotaro pun melihat bahwa pelayan itu langsung pergi begitu saja sembari melambaikan tangannya pada Seungmin yang ceria itu.

Tapi, siapa yang sangka bahwa malam nya akan ada pertumpahan darah? Daniel juga bergegas pergi menuju ke kamar nya Seungmin bersama Shotaro.

Ternyata, bayi itu tertidur pulas.

Walau Daniel sedikit lega karena Seungmin masih ada di sana dalam keadaan baik baik saja. Tetap saja hati Daniel berdetak dengan kencang. Melihat pembunuhan terjadi di hotel nya untuk yang pertama kali.

"Aku ingin, kau jelajahi hotel ini. Aku tidak mau tahu, kau temukan pelayan itu. Aku harap kau mengingat kembali rupa nya." Daniel kini pergi meninggalkan Shotaro sendirian.

Tidak ada yang menjadi tujuan nya Daniel lagi sekarang, selain menemui Seungmin di kamar nya.

Di saat kepala nya pusing begini, hanya Seungmin yang bisa membuat dirinya tenang dan nyaman. Kira kira, bayi itu sedang apa ya?

Langkah kaki nya pun mempercepat dirinya untuk tiba di depan kamar Seungmin. Tanpa basa-basi apa pun lagi, Daniel segera membuka pintu kamar itu.

Ceklek

"Seungmin-a~?" Panggil nya dengan senyum yang hangat. Seungmin yang di panggil pun kini menolehkan kepalanya ke arah Daniel yang datang menuju ke dirinya yang sedang duduk di atas kasur ini.

"Daniel?"

Daniel juga bergegas memeluknya dengan erat, ah bau sabun yang manis menguar begitu saja dari tubuh yang mungil ini.

Jujur, Daniel merasa nyaman sekarang.

"Seungmin, aku merindukanmu." Tangan nya kini memegang kedua pipi Seungmin yang lumayan gembul itu hingga tatapan keduanya kini bertemu.

Entah kenapa, melihat mata nya Daniel membuat Seungmin merasa familiar. Tapi, perasaan apa kah itu?

Sedikit demi sedikit Daniel mengikis jarak di antara mereka tanpa Seungmin duga. Tangan nya tentu bergetar hebat di saat dirinya mengerti apa yang akan Daniel lakukan.

Secara otomatis, Seungmin mengalihkan pandangannya.

Ya, Seungmin menolak Daniel yang ingin mencium bibir nya. Hal itu lah yang membuat Daniel merasa kecewa.

Kenapa Seungmin masih saja menolaknya di saat dirinya telah mendapatkan Seungmin seutuhnya? Apakah karena memang Seungmin sudah mengingat semuanya?

"Daniel, aku kelaparan." Lirihnya sambil terus mengerjapkan matanya berkali-kali.

Ini yang Daniel sesalkan. Kenapa dirinya tidak bisa marah pada Seungmin yang bisa seenaknya menolak dirinya?

Dia begitu lucu dan manis.

"Jadi, Seungmin menolak karena Seungmin kelaparan?" Bisiknya sambil memainkan rambut halus yang perlahan-lahan mulai kering itu.

"M-menolak?" Tanya nya dengan ekspresi yang benar benar polos. Oh, kenapa Seungmin malah semakin menggemaskan begini?!

Daniel benar benar merasa di uji sekarang.

Tunggu, apakah Seungmin selalu begini? Kalau begitu, alangkah enaknya nasib kakak nya. Iya kan? Rasa kesal Daniel kini kembali hanya karena mengingat hal hal yang tidak di inginkan oleh nya.

"Padahal kita sepasang kekasih. Tapi, Seungmin bahkan tidak mau menerima kasih sayang dari ku. Aku harus bersikap bagaimana lagi Seungmin? Padahal dulu, Seungmin selalu memanggil ku dengan sebutan kakak dan memberikan kecupan kasih sayang."

Pupil mata yang memang sudah bulat lucu, kini semakin membulat dan juga besar. Seungmin terkejut!! Apakah selama ini mereka begitu?!

Yang benar saja?!

"A-aku kelaparan! Beri aku makanan Daniel." Daniel pun terkekeh gemas melihatnya. Ya, akhirnya pilihan terakhirnya adalah memeluk makhluk lucu itu dengan sangat erat.

"Baik lah. Ayo kita sarapan, baby."

Sudah berapa lama, Han fokus pada laptop nya? Sudah berapa lama, hyunjin berkutat dengan buku buku nya?

Sudah berapa lama, Felix kembali mengerjakan praktik nya? Sudah berapa lama, Jeongin mengerjakan kuis dan diskusi yang telah di sediakan oleh dosen nya?

Ini semua karena perintah dari Wonpil. Awalnya mereka baik baik saja sembari menunggu kabar bangchan. Tapi, ternyata si kangguru itu malah tidak menghubungi mereka sama sekali.

Lino juga masih fokus pada kantor nya bersama Wonpil. Changbin juga malah sendirian bertugas bersama dokter lainnya di rumah sakit yang besar dan ramai itu.

"CK. Kak Chan mana sih?! Gw gak sabar anjir beri pelajaran si Daniel Daniel itu!!" Teriak hyunjin sambil terus fokus pada buku nya yang berisikan angka itu.

"Kita memang harus sabar. Tapi, sabar ada batasnya bajing!! Wah, gw pengen protes aja kalo begini!! Seungmin gw pasti di pegang pegang itu oleh Daniel!!"

Mendengar tuduhan dari Felix, membuat mereka semua terdiam. Lah iya? Kalo Seungmin ada bersama Daniel. Artinya Daniel lah yang mengurusnya kan?

Lalu, pasti Seungmin bersentuhan dengan kulit nya Daniel kan?!

Wah, tidak bisa dibiarkan!! Aura posesif mereka kini meronta-ronta!!

"Bajingg!! Gak bakal selamat tuh anak kalo dah berhadapan dengan gw!!" Teriak hyunjin yang kini telah terbakar api cemburu.

"Sabar, gw yakin. Kak Chan pasti sudah bergerak sekarang. Jangan karena cemburunya kita ini malah membuat rencana kak Chan gagal. Kalo Seungmin dah kembali, baru lah kita pikirkan lagi. Karena gw yakin, kak Chan lah yang paling cemburu di sini."

Perkataan dari Han pun akhirnya di setujui oleh Felix. Benar, lebih baik mereka kembali melanjutkan tugas nya agar nanti bisa santai sambil menikmati misi mereka di pulau Jeju.
.
.
.
.
Note author : jangan lupa vote dan komentar disini yaaa

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang