40

142 23 22
                                    

"sweater kamu lucu sekali Seungmin." Daniel yang meliriknya sekilas itu tentu saja baru menyadari bahwa Seungmin memakai sweater.

Jadi, tubuh mungil nya tenggelam gitu. Menggemaskan sekali bukan? Ini Seungmin anak nya siapa sih? Daniel jadi gemas sendiri. Ah, apa jangan jangan anak nya lelaki kaya raya yang kemarin ya?

"Iya. Karena aku kedinginan. Di luar hujan begini. Kenapa kau menggunakan mobil yang berbeda? Bahkan pakai topi dan juga jaket begitu. Ada masker nya pula."

Daniel tertawa mendengarnya. Seungmin sangat menggemaskan. Apa pun yang Seungmin lakukan. Pokoknya lucu!!

"Oh! Tadi ada seorang gadis yang terus saja mengejar ku hanya karena ingin menjadi pacar ku. Itu sebabnya aku menggunakan semua ini. Untuk mobil, ini jarang ku gunakan. Aku takut mesin nya rusak, itu sebabnya aku membawa nya."

Seungmin pun mengangguk setuju. Tentu, jika mobil ini jarang di pakai. Pasti mesin nya akan cepat rusak. beda cerita kalau ini punya Han.

Han itu banyak sekali alat alat bengkel mobil dan motor. Jadi, bukan masalah berat jika kendaraan mereka ada yang rusak karena jarang di pakai.

Ya, lagi pula kakak nya kan rajin tuh merawat kendaraan walau pelit untuk memberikan nya satu ke Seungmin.

"Kalau begitu, terima kasih Daniel atas tumpangan nya." Mobil Daniel ternyata telah berhenti di depan pagar rumah Seungmin.

Seungmin yang sudah siap membuka payung nya itu kini di tahan oleh Daniel.

"Min, maaf sebelumnya. Lelaki kemarin itu ayah mu kah? Dia kelihatan gagah sekali."

Ingin tertawa Seungmin sekarang. Lino? Ayah nya? Dah lama Seungmin mati kalo emang bener.

"Iya, dia ayah ku. Kakak ku namanya wonpil."

Nah kan. Ini dia Seungmin kita yang jahil nya tiada Tara. Dengan senyum miring nya dia mengatakan hal berbalik itu pada teman nya yang lugu ini.

"Ah, pantas saja. Kalau begitu, terima kasih sudah mau pulang dengan ku. Bye bye Seungmin!!" Daniel pun melambaikan tangannya pada Seungmin yang sudah turun dari mobil nya.

Setelah Seungmin membalasnya dengan senyuman manisnya, Seungmin pun masuk ke kawasan rumah nya. Sedangkan Daniel, kini telah melajukan mobilnya.

Hujan semakin deras saja turun nya. Seungmin harus segera masuk ke dalam rumahnya dan mandi dengan air yang menyegarkan.

Berbeda dengan Jeno yang ternyata di hampiri oleh Mark di sekolah. Tidak dia sangka bahwa Mark datang bersama dengan Kun. Hingga begini lah akhirnya, Mark yang membawa motor Jeno dengan kelajuan tinggi bagaikan seorang pembalap sejati.

Sedangkan Kun pulang bersama Haechan. Satu hal yang tidak haechan mengerti. Sejak di sekolah tadi, wajah Mark sangat tidak enak di pandang. Apakah Mark sedang marah? Atau ada masalah?

"Kak, itu kak Mark tadi kenapa? Lalu kok bisa kalian ke sekolah bersama? Tumben pula pakai mobil mu." Kun yang sedang fokus menyetir itu hanya mengendikkan bahu nya.

"Gak tahu. Tiba-tiba aja setelah semua tugas presentasi kelompok nya selesai, Mark langsung begitu. Mungkin ada kaitannya dengan Jeno."

Haechan pun ikutan berpikir panjang sekarang. Apakah jangan jangan Mark dan Kun tahu tentang kesalahannya Jeno kemarin?

"Kak, lu tahu kabar Seungmin gak?"

Kedua alis nya Kun tentu menyatu. Bisa bisanya haechan malah menanyakan hal yang tentu tidak dia ketahui.

"Salah makan nih anak kek nya. Chan, gw dan Mark kan sibuk kuliah beberapa hari ini. Apa fungsi gw suruh lu Deket Jeno? Biar gw tahu itu Seungmin begimana. Sekarang kok lu nanya kabar Seungmin sama gw? Ya jelas gw gak tahu tuh adik gw begimana sekarang kabar nya. Jangan bilang lu juga gak tahu kabar nya? Sia sia kalo gitu gw suruh lu temenan sama Jeno."

Akhirnya Kun malah berpidato. Haechan jadi misuh sendiri sambil menatap ke jalanan yang basah. Tentu dia tahu kabar Seungmin, itu sebabnya dia takut nih Kun dan Mark tahu.

Kalau tahu kan bisa berbahaya nanti. Terutama bagi Jeno. Semoga saja Jeno gak kenapa kenapa.

"Ya elah. Gw cuma penasaran doank. Gw kira lu kan ada kontrak Ama pak Kim. Jadi, lu tahu juga gitu. Ya, Seungmin baik baik aja sih. Tapi, dia masih marah di gw."

Kun yang mendengarnya pun hanya mengangguk saja. Ada ekspresi lega di wajahnya ketika dia tahu Seungmin baik baik saja.

Rasanya haechan berdosa sekali karena udah bohong. Tapi, harus gimana lagi? Kun juga mencurigakan. Untuk saat ini, bagi Haechan itu Kun gak boleh tahu kelemahan nya Seungmin. Apa lagi keadaan Seungmin yang memburuk. Karena bisa saja akan jadi Boomerang juga untuk Seungmin nya.

Plakkk!!

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Jeno. Setelah Mark menghempaskan helm itu di tengah tengah taman bunga nya Taeyong. Mark benar benar tidak membuat ampun pada Jeno.

"Mentang kakak sibuk kuliah. Jadi, kau kira kakak gak tahu? Han itu teman sekelas kakak. Betapa jelas nya kakak dengar percakapan mereka bahwa kau mengadukan sesuatu. Dari situ, sudah jelas sekali bagaimana Seungmin terkena imbas nya. Ada pembelaan lain, Jeno?"

Kenapa kemarin Jeno melupakan satu fakta coba? Jeno yang kalap itu, melupakan fakta bahwa Han ada di universitas yang sama dengan Mark.

Artinya Mark pasti ada di sekitar itu juga. Pasti Han dan saudaranya berdiskusi dan akhirnya ketahuan oleh Mark kan? Jeno harusnya sadar diri. Dia aja bisa jadi mata mata, apa lagi Mark.

Tidak ada wajah lembut dan hangat seperti biasanya di Mark sekarang. Jeno juga tidak berani menatap nya.

"Maaf kak. Aku benar benar melakukan nya bukan untuk mencelakakan Seungmin. Ini demi kebaikan nya."

"Kau kira kakak bisa di bodohi? Jeno. Kakak merelakan nya karena kakak percaya akan cinta mu pada nya. Untuk sekarang, dimana letak kebaikannya? Dia pasti sangat menderita. Jika dia membenci mu, itu adalah hukuman yang pantas untuk tindakan kejahatan mu."

Mark sangat kecewa dengan Jeno hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke kamar nya agar dia tidak kelepasan untuk melakukan tindakan kekerasan pada adik nya yang sangat dia sayangi itu.

Mark memang merelakan Seungmin. Tapi, bukan berarti cinta nya padam. Rasa sayangnya pada Seungmin amat lah besar. Apa lagi dia adalah adik sepupu dari sahabatnya. Dia juga putra dari Seseorang yang menyelamatkan keluarganya.

Seungmin yang lembut dan tak tahu harus berbuat apa itu pasti menangis kesakitan kan? Hukuman apa lagi yang dia dapatkan kemarin? Andai Mark tidak ada tugas. Pasti Mark akan hadir untuk menghalangi semua nya.

Ya, Mark merasa menyesal karena tidak menghampiri Han dan saudaranya di universitas kemarin. Harusnya saat Mark mendengar kan perkataan mereka yang terbakar api cemburu itu, Mark langsung ikut campur.

Tapi, perkara tugas yang harus dia selesaikan. Mark akhirnya tak bisa berbuat apa apa seperti biasanya.

"Maaf Seungmin. Sekali lagi, Aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mu."
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini :v

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang