106

111 19 7
                                    

Setelah makan di dalam pesawat tadi, Seungmin tertidur tuh. Eh, pas bangun nya dah malam gini! Bahkan dia udah ada di ruangan VIP rumah sakit.

Sejak kapan? Siapa yang memindahkan dirinya ya? Seungmin jadi penasaran. Tapi, bukan hal itu saja yang bikin penasaran. Melainkan wonpil yang mendadak kembali ke profesi lama yaitu sebagai dokter lah yang bikin Seungmin semakin penasaran.

"Ayah?" Wonpil yang terlihat ganteng dengan snelli itu kini duduk di kursi yang berada di sebelah ranjangnya.

"Tadi, di pesawat. Kenapa Seungmin gak mau diobati kaki nya? Lihat? Ayah baru saja selesai mengobati kaki nya umin." Seungmin pun langsung menyadari bahwa kaki nya kini telah diperban dengan sangat rapi.

Tapi, bukan itu yang jadi pertanyaan nya Seungmin sekarang!

"Ayah, kenapa ayah jadi dokter? Kan ayah Mapia." Lucu ya? Wonpil juga gemas sendiri melihatnya.

Pantas saja banyak yang menyukai bayi ini, ternyata dia memang menggemaskan!!

"Rumah sakit ini kan milik ayah. Sejak muda dulu, ayah memang dokter." Seungmin pun mengalihkan pandangannya ke sekeliling nya.

Di lihat nya bahwa ruangannya begitu rapi dan sepi. Lalu, kemana orang yang dia cari? Kok gak ada?

"Ayah, mana Jeno?"

Nah itu, yang membuat wonpil tersenyum kecut. Wonpil kira Seungmin akan mencari kakak nya. Ternyata Seungmin malah mencari Jeno.

"Jeno ada di luar. Dia sedang beli makanan."

Seungmin pun mengangguk saja, hingga akhirnya datang lah Kun yang baru saja masuk ke ruangannya.

"Pak Kim, aku ingin berbicara sebentar dengan adik ku." Melihat ekspresi Kun yang serius, akhirnya wonpil pun menyetujuinya.

"Baiklah, ayah akan jemput Jeno sekarang." Wonpil pun pergi meninggalkan ruangan ini dan hanya ada Kun bersama Seungmin saja di sini.

"Seungmin, aku ingin minta maaf untuk semua yang terjadi pada mu."

Kun menggenggam tangan Seungmin yang kecil itu, Kun kira Seungmin akan ketus padanya. Nyatanya dia malah tersenyum padanya.

"Semua sudah berlalu, kak Kun. Aku tidak mempermasalahkan itu lagi."

Lemas? Iya. Kepala juga pusing sekali rasanya. Ketika dirinya membuka mata untuk yang pertama kalinya, dia merasakan bahwa sinar lampu yang menyala itu sangat menyilaukan matanya.

Melihat respon bahwa dirinya telah sadar, membuat sosok yang menantinya sejak tadi kini segera menghampirinya.

"Haechan?!" Teriaknya sambil membantu Haechan untuk duduk. Tapi, tunggu. Di mana dia sekarang? Perasaan tadi dia bersusah payah membawa Seungmin masuk ke rumah sakit hingga akhirnya dirinya sendiri yang tumbang.

"Aku di mana? Mana Seungmin? Apa dia baik baik saja, kak Mark?"

Ingin sekali Mark pukul Haechan sekarang. Bisa bisanya dia malah khawatir pada Seungmin di saat dirinya sendiri malah begini?!

"Pikirkan diri mu, haechan. Apa yang kau lakukan di Jeju sana? Kok bisa tenaga dan darah mu terkuras begitu banyak? Kalo luka itu harusnya langsung di obati. Hampir infeksi itu!"

Melihat Mark yang malah berpidato itu membuat Haechan langsung membuka baju nya. Wah, Mark bisa gila. Semudah itu Haechan membuka baju nya?!

Di hadapannya?!

"Lah? Siapa yang mengobati? Siapa yang menggantikan baju ku juga? Mana kak Kun gembel?"

Ternyata Haechan lebih parah daripada Jeno. Beruntungnya Mark tidak memiliki adik seperti Haechan.

Andai dia memiliki adik Seperti haechan? Bisa bisa darah tinggi Mark.

"Kun sedang keluar sebentar. Pakai baju mu dengan benar. Kau ini, kenapa langsung pergi begitu saja? Kau membuat kami khawatir. Lalu, kenapa bisa kondisi mu bahkan lebih sekarat daripada Seungmin!"

Haechan pun bingung. Kok Mark peduli banget sama dia? Tumben gitu loh. Biasanya yang begini ya cuma Kun aja. Apakah Mark tertular virus nya Kun?

"Kakak yang kenapa! Tumben bet peduli gini. Kakak kelihatan seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Udah ngomong aja, ada apa? Gak usah di sembunyikan gitu! Aku paling tahu dengan kak Mark."

Mark akhirnya menyerah. Memang tidak bisa bohong di hadapannya Haechan ini. Dia terlalu peka.

"Oke. Kakak khawatir sama Haechan. Kakak marah sama Haechan. Kakak juga cemburu, haechan."

Ha? Apa yang di katakan oleh Mark ini? Haechan semakin bingung. Bahkan wajah nya Mark sangat serius. Datar dan memang kelihatan gak suka gitu loh.

"Aku mengerti khawatir dan marahnya kakak. Semua memang salah ku, tapi cemburu?" Mark mengangguk setuju. Haechan yang masih bingung itu terkejut saat Mark kini mendekati nya dan mengikis jarak di antara mereka.

"Kakak cemburu, saat dengar kabar dari Lino bahwa Haechan mencium bibirnya Seungmin. Haruskah sesama omega begitu? Di saat kakak sebagai crushnya Haechan selama bertahun-tahun? Tidak bisakah Haechan menunggu sedikit lagi untuk kakak?"

Haechan memang terkejut mendengarnya. Tapi, Haechan lebih terkejut di saat tahu bahwa Lino tidak pingsan sejak awal!! Dia hanya menutup matanya saja! Itu sebabnya dia tahu percakapan Haechan dan Seungmin!!

"Anjir!!" Haechan segera turun dari ranjangnya dan segera pergi keluar dari ruang VIP itu. Mark yang tak habis pikir hanya bisa mengikutinya dari belakang.

Di dekat meja administrasi ini bisa Haechan lihat ada bangchan yang sedang minum kopi. Baru saja Haechan ingin melewati nya, bangchan segera menarik lengan kecil itu.

Seketika saja Haechan jadi berhenti di hadapannya.

"Puas sudah mencicipi bibir adik ku?"

Kan? Sudah Haechan duga! Ini pasti di permasalahkan!

"B-begini... Kak Chan! Aku... Aku hanya ingin... mengambil hp ku. Lalu... Ada serangga! Aku.. terkejut!! Dan akhirnya jatuh di atas Seungmin. Sungguh! Itu tidak di sengaja."

Miris sekali Mark lihatnya. Bangchan bahkan terlihat seperti mengolok olok Haechan. Bangchan bisa di tipu? Itu mustahil.

"Ohh begitu? Haechan pukul tidak serangga nya?" Kan? Haechan akhirnya menunduk saja. Ya, Haechan ngaku salah di sini. Tapi, Haechan juga tidak tahu bagaimana caranya agar bisa terbebas sekarang.

"Hentikan, Chris. Haechan milik ku. Dia tidak mungkin mau dengan Seungmin di saat dirinya sendiri pun memang sudah manis begini. Bukan kah harusnya kau berterima kasih pada Haechan? Tanpa Haechan, Lino tidak akan bisa selamat. Punggung nya yang kecil ini harus memikul tubuh adik mu yang lebih besar daripada dirinya. Itu perjuangan yang hebat."

Mark segera menarik tangan Haechan dan memeluk nya begitu saja. Jangankan bangchan, haechan pun sama terkejutnya dengan apa yang dilakukan oleh Mark.

Ternyata Mark tahu pengorbanannya? Dari siapa? Lino kah? Atau memang Mark tak sengaja dengar dari pembicaraan Lino dan saudaranya?

"Kau benar. Aku memaafkan Haechan kali ini. Sebagai tanda terima kasih ku, biaya pengobatan pak Jaehyun dan haechan gratis." Dokter bangchan itu pun segera pergi dari hadapan mereka.

Ah, Haechan lega melihat nya. Tapi, ternyata ekspresi Mark masih serius seperti tadi. Mata tajamnya masih memperhatikan punggung Bangchan yang semakin menjauh dari pandangan nya.

"Kak Mark.." panggil nya sambil menarik baju Mark. Mark yang akhirnya memperhatikan dirinya pun hanya mengangguk saja sambil tersenyum tipis.

"Ayo kembali ke ruangan mu tadi. Kau masih harus istirahat." Haechan menggelengkan kepalanya. Karena tujuan dia keluar kan untuk bertemu Kun. Dia kira Kun ada di luar rumah sakit beneran, tapi malah bertemu bangchan.

"Aku mau bertemu kak Kun."

"Kun nanti akan ke ruangan mu, ayo kita tunggu saja dia."

Akhirnya Mark berhasil membawa Haechan kembali ke ruangannya tanpa menyadari bahwa sejak tadi Wonpil memperhatikan mereka dari kejauhan.
.
.
.
.
Note author : jangan lupa vote dan komentar disini yaaa

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang