26

150 28 18
                                    

"jadi, alat nya akan aktif dalam beberapa hari kemudian secara otomatis?" Bangchan yang kini fokus memperhatikan Han, tentu tidak menyangka bahwa mereka akan menemukan bukti di saat mereka istirahat begini.

"Iya kak. Semacam itu lah. Aku menemukan nya bahwa itu akun udah aktif lagi. Tapi, kembali off. Itu artinya memang memakai pihak ke tiga. Seperti laptop ku ini terlihat seperti laptop biasa. Tapi, bisa saja ku hidup kan dengan cara lain. Nanti, laptop nya akan hidup sendiri dalam selang beberapa jam menit detik ataupun hari. Selagi baterai nya masih ada. Masalahnya adalah aku tidak tahu alat ini bentukan apa."

Han pun memberikan catatan rincian dari semua hal yang dia cari hari ini. Sedikit membuat dirinya pegal dan juga kelelahan. Belum lagi mereka habis konser besar besaran. Ini sangat menguras tenaga sang tupai, yorobunnnn!!

"Baik lah kalau begitu. Bersiaplah. Kita akan pulang. Semua misi membalikkan nama baik untuk hyunjin sudah kita lakukan. Tentu untuk fandom kita juga. Tapi, perusahaan Lino, rumah sakit, club dan juga universitas beserta sekolah kini membutuhkan kita."

Han yang baru saja merenggangkan otot nya itu tentu terkejut dengan perintah Bangchan.

Jadi, mereka akan kembali?! Secepat ini?!

"Kalau tahu gitu. Kenapa kita gak pulang dulu dan baru selidiki link ini lagi sih? Gw dah keburu mager ini."

Han tentu tak terima lah ketika bangchan malah membuat keputusan seenaknya saja begitu!! Bisa bisanya dia hanya tersenyum ringan.

"Cepat lah Han. Aku akan menyuruh yang lain juga."

Bangchan pun akhirnya meninggal kan Han yang masih misuh misuh sendiri itu.

"Ayo pulang haechan. Gw pengen tidur siang ini. Bisa bisanya lu masih main basket. Itu kakak lu ntar malah nunggu." Jeno kini duduk di pinggir lapangan, sembari memperhatikan sahabatnya yang sibuk memantul mantulkan bola berwarna orange itu.

"Gw pulang bareng lu juga santuy lah."

Ucapnya dengan santai sambil menikmati permainan yang dia lakukan.

"Chan. Gw kepikiran sesuatu." Haechan yang bangga dengan skill nya itu melirik sahabatnya dengan sekilas lalu kembali menggiring bola nya.

"Kepikiran apaan? Tentang gw yang bikin lu dijauhi Seungmin kah?" Lagi lagi haechan mencetak skor dengan senyum bangga nya.

"Gw pernah berpikir kalo misal lu yang iri sama Seungmin. Bukannya jadian dengan kak Mark. Malah dengan Seungmin karena kena karma."

Tik tok tik tok

Suasana menjadi hening seketika. Walau ini adalah lapangan basket outdoor. Entah kenapa rasanya waktu menjadi terus berlanjut dalam keadaan hening. Suara pantulan bola basket pun tak dapat haechan dengar lagi selain perkataannya Jeno.

"Gw kira gw doank yang bodoh. Pantes kita jadi bestie sejak dulu. Lu yang bilang kalo pak Kim bahaya hanya karena gw deketin Seungmin setelah kejadian sebelumnya. Sekarang? Lu malah ngehalu biar gw semakin cepet ketemu sang pencipta? Mending Lu Ngepet, Jen. Itu lebih baik daripada Lu berkicau."

Jeno yang ternyata masih kekeuh dengan pemikirannya itu tentu tidak mau kalah sama Haechan yang masih shock.

"Namanya juga karma. Makanya lu jangan macam-macam sama bestie kita. Karena lu, tuh anak gak mau gabung sama kita dan malah memilih siswa yang bernama K-" belum sempat Jeno menyelesaikan perkataannya, Kun pun datang dengan langkah kakinya yang terdengar sangat tajam di telinga mereka.

"Oh, ini kerjaan Kelen ya bajing. Nyesel gw dah dari tadi nunggu. Kelen mau pulang atau kagak? Gw capek ini. Pengen rebahan! Ntar sore gw harus temuin pak Kim. So, cepet bikin keputusan."

Kun yang kini telah menjadi sorotan bagi Jeno dan Haechan, tentu menatap mereka dengan tatapan tajam nya. Bisa bisanya dia sejak tadi nunggu di mobil kek orang linglung.

Sedangkan adiknya malah bermain di sini.

"Kita pulang bareng aja. Kak Kun pulang lah terlebih dahulu." Mendengar keputusan dari Haechan, membuat Jeno kaget lah. Berbeda dengan Kun yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Lah?! Maksud lu paan anjir." Jeno kini misuh misuh sendiri. Bener bener haechan adalah type teman yang suka menyia-nyiakan peluang untuk pulang dengan tenang daripada merepotkan temannya.

Itu Kun dah pulang AE anjir. Bisa bisanya haechan malah lanjut main basket.

"Kita kan harus diskusi lagi? Jadi, kapan nih? Gw gak sabar pengen nanya Ama tuh anak. Cupu gitu mudahlah bagi gw." Jeno yang udah terlanjur pusing itu akhirnya menghela nafas panjang lalu mengangguk setuju.

"Jangan lupa senjata. Btw lu pengen ngomongin tentang kak Kun paan? Sejak tadi jam istirahat lu terus menerus kek nya gelisah gitu. Ada apaan emang?" Haechan pun melihat bahwa mobil Kun sudah pergi dari kawasan sekolah. Akhirnya haechan bisa bernafas lega sekarang.

"Gw curiga kak Kun mau berbuat beda. Dia kek sengaja biarin kakak lu deketin dia. Dia juga sengaja bikin kita terus bersama agar bisa memperhatikan Seungmin."

Deg!

Jeno terdiam sejenak. Apakah ini artinya Kun akan berulah lagi?! Tapi, masa sih? Jeno kini menarik lengan haechan dengan sekuat mungkin. Matanya sudah menatap haechan dengan tajam.

"Lu berdua gak ada kasihan nya ya sama Seungmin?! Lu harusnya bantu! Kan sejak kemarin kemarin gw udah bilang kalo dia begimana?! Lu kok gak ada hati nurani anjir?! Gitu gitu dia termasuk saudara lu juga!!"

Bentakan nya itu membuat haechan sama jengah nya. Itu sebabnya dia mendorong sahabatnya itu hingga menjauhi nya beberapa langkah ke belakang.

"Gw tahu!! Makanya gw bilang ke lu!! Karena gw khawatir!! Gw juga gak mau kak Kun kenapa-kenapa!! Lu harusnya kasih gw solusi! Bukan malah bikin gw kek terpojok gini anjing!"

Jeno pun memejamkan matanya sejenak lalu kembali mendekati Haechan.

"Lu bersumpah kalo lu gak ikutan?" Haechan mengangguk mantap tanpa keraguan sedikitpun.

"Gw gak ada kaitannya. Tapi, kalo emang itu rencana jahat kak Kun. Please, bantu dia sadar duluan! Kalo terbukti gw ikut campur, lu bisa bunuh gw pake palu yang kemarin gw pake untuk senggol lu."

Jeno pun hampir tertawa mendengarnya. Sial sekali, padahal mereka lagi serius. Bisa bisanya haechan malah bikin lawakan di sini.

"Senggol? Nge-hantam kepala gw yang ada bajing!!" Akhirnya Jeno dan Haechan tertawa bersama setelah ketegangan sesaat tadi.

"Apa pun itu. Gimana rencana lu? Lu kan biasanya sering bikin rencana dengan Seungmin." Jeno seketika merasa pusing lagi. Benar benar tidak bisa ya sekali aja buat Jeno tuh santai gitu di pantai.

Dikit dikit terlibat. Mana jadi tokoh penting pula. Gak Seungmin, Han tupai, bahkan Haechan juga. Kambing emang.

"Duh. Ini udah terlalu banyak rencana yang gw pikirkan. Lu mau yang mana dulu? Yang gw kemarin bilang pas kita masak atau yang kak Kun ini?"

Haechan pun tersenyum lebar lalu menepuk bahu Jeno dengan perlahan.

"Kenapa harus salah satu kalo bisa keduanya?"

Oh, terkutuk lah semua hal di sini. Bisa bisanya semuanya membuat Jeno kembali lelah dan berusaha lagi?

Dengan senyum kecutnya, Jeno pun membentuk gestur oke di jari panjang nya.

"Oke."
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang