46

127 22 14
                                    

Tidak Felix sangka. Ternyata Changbin benar benar ada di sini. Tepat nya ada di ruangan Taeyong. Saudaranya itu kini sudah duduk di hadapan Taeyong.

"Tumben mau nyusul? Gak ngampus?"Changbin yang ada di sebelahnya itu membuat Felix meliriknya sekilas.

"Iya. Lagi males ngampus. Gw milih online bentar. Jadi, bagaimana?"

Taeyong kini menjadi pusat perhatian bagi dua orang yang entah kenapa selalu saja datang lewat jendela.

Entah di rumah maupun di kantor kepolisian nya begini. Ya, benar benar type didikan wonpil sekali.

"Pertama. Changbin, sejak kau terus menemui ku kemarin dan kemarin nya lagi. Aku sudah mengatakan berkali-kali bahwa mereka bukan bagian dari kepolisian ini. Semua data bagi yang mendaftar, akan ada catatan biodata lengkap. Lalu, yang kedua Felix. Aku ingin mengatakan bahwa mereka bukan penduduk asli Seoul."

Kriiingggg!!

Satu hal yang terus terngiang-ngiang di kepala Jeno. Yaitu, bayangan Seungmin. Tidak bisa dia biarkan begitu saja!! Apa lagi kemarin dia sudah diskusi bersama haechan.

Ya, Jeno harus berbicara empat mata, empat tangan dan empat kaki bersama Seungmin sekarang!

Itu sebabnya dia langsung berdiri dari kursinya dan menarik tangan Seungmin secara tiba-tiba.

"Ikut gw."

Hanya itu yang Jeno lontarkan di saat Seungmin terkejut dengan tindakan nya yang mendadak itu.

Kemana Jeno akan membawa nya? Tapi, melihat jalan setapak yang menuju tangga begini. Bisa Seungmin pastikan bahwa mereka akan ke rooftop sekolah bagian belakang.

Seungmin juga hanya diam saja ketika sahabatnya yang dia hindari itu kini menarik tangan nya tanpa sepatah kata pun.

Bahkan ketika mereka sudah tiba di rooftop sekolah ini. Dari sini Seungmin bisa lihat ada banyak siswa siswi yang berkeliaran entah hanya karena ingin nongkrong atau langsung pulang.

Mengingat kembali bahwa hari ini mereka sudah selesai ujian. Ya!! Ini hari terakhir mereka ujian.

"Min. Gw mau bilang sesuatu. Ini hal yang penting asal lu tahu. Tentang kita berdua."

Kedua alis Seungmin menyatu mendengar nya. Apa lagi urusan nya kali ini? Apa lagi kelihatan nya Jeno kek serius gitu ekspresi nya.

"Apa?" Gak ada basa basi apa pun lagi. Seungmin langsung to the point. Jujur, dia juga penasaran dengan Jeno ini.

Dengan helaan nafas nya yang perlahan itu, Jeno mendekati sahabatnya yang sedikit lebih pendek dari dirinya.

"Gw gak bisa musuhan gini sama lu, min. Gw gak tahan jauhan gitu sama lu. Padahal kita selama ini bersama-sama."

Jeno menggenggam tangan kecil itu. Matanya hanya fokus menatap sosok mungil itu. Tidak sedikit pun ada rasa ragu lagi di dirinya sekarang.

"Tapi, setidaknya itu hukuman yang pantas untuk lu. Gw gak bisa pakai kekerasan. Hanya cara ini yang bisa gw pakai. Mau gak mau, lu harus terima Jen."

Seungmin menghempaskan tangan Jeno dan sedikit mundur menjauhinya. Bahkan wajahnya kini berpaling ke arah yang berlawanan.

"Min. Gw tahu apa yang lu alami. Gw bahkan tahu apa kaitan ini semua. Walau mungkin hanya 50%. Tapi, setidaknya biarkan gw bantu lu. Please, kasih gw kepercayaan lagi."

"Lu nyuruh haechan nyari tahu? Kalian gak ada kerjaan bet ya? Udah gw bilang. Ini urusan gw. Apa pun yang gw alami, itu berkaitan dengan kakak gw. Kalian gak usah ikut campur. Gw gak suka."

Jeno tentu tidak pantang menyerah. Dia bahkan kembali menggenggam tangan kecil itu.

"Gw tetap ingin bantu. benar atau tidak tindakan lu. Gw dan haechan bakal selalu ada. Bukan hanya demi persahabatan. Tapi, ini demi cinta gw ke lu juga. Sesuai dengan perkataan lu waktu itu, gw dah dapat buktinya. Jangan terlalu jauh lagi Seungmin. Gw gak mau lu kenapa-kenapa untuk kali ini."

Seungmin menggelengkan kepalanya, bahkan dia tetap melepaskan tangan yang menggenggam tangan nya.

"Maaf Jen. Gw emang begini. Semua udah gw atur. Gak bakal bisa di ubah. Walau gw mati sekalipun, gw bakal tetap melangkah ke depan. Thank's dah bantu gw. Gw harap, buktinya berguna untuk lu nanti." Seungmin akhirnya pergi meninggalkan Jeno sendirian yang menatapnya dengan tatapan sendu.

Harus kah begini jalan yang di ambil oleh Seungmin?

Waktu terus berjalan tanpa henti. Bahkan di sore hari begini, jam itu terus saja berjalan. Rasanya ingin Lino tabok aja sekalian.

Suara jam itu mengganggu konsentrasinya dalam menonton tv.

"Kak. Lu mau kemana? Tumben amat pakai baju seadanya gitu." Hyunjin yang baru saja tiba di hotel ini pun melihat bahwa kakak nya itu seperti nya akan pergi.

Padahal yang lain sedang istirahat sambil nonton TV gini.

"Mau keluar bentar. Mau lihat jejak Han."

Han yang di sebut pun kini melihat ke arah kakak nya. Apa maksudnya ini diri nya kembali di tarik tarik kek layangan gini?

"Jejak paan? Tupai? Han terbang btw. Dia lagi males lompat." Candaan Jeongin bener bener gak lucu bagi Han. bisa bisanya dirinya tetap di olok olok sekarang.

"Bahagia bet ya jelekkin gw gitu? Gak makasih ya kalian. Kalo bukan karena gw, tuh orang orang di company gak bakal ketahuan mana busuk mana bagus. Udah capek gw basmi, Kalian masih aja gini ke gw. Salah bet kek nya ya diri gw. Gw cuma cium Seungmin doang anjir. Gak sampe mantap mantap. Males bet gw sama kalian."

Nah kan. Han beneran marah akhirnya. Bangchan jadi tertawa sendiri melihat nya. Mengganggu Han itu memang seru. Karena omongan nya pasti akan panjang begitu tuh.

"Nih hadiah karena Han sudah berusaha keras hari ini dan kemarin." Bangchan memberikan kunci motor nya pada Han yang kini kaget.

Hilang gitu muka tupai nya yang tadi marah!!

"Ha? Ini untuk apa kak? Bukannya kak Chan yang akan pergi?"

Bangchan menggelengkan kepalanya lalu tersenyum tipis sambil mengambil berkas di atas meja.

"Tadi nya memang ingin ke rumah sebentar. Tapi, kalau di pikir lagi Han udah banyak berusaha sejak awal kita dapat angin kentut dari anon ini. jadi, hanya Han yang berhak untuk bertemu Seungmin sekarang. Kembali lah besok, untuk sekarang peluk lah Seungmin sepuas-puasnya."

Boleh kah Han teriak sekarang?! Kok dia dapat hadiah gini dari bangchan?! Felix juga terkejut melihat bangchan yang baik hati itu!! Bisa bisanya!!

"Really?! Thank youuuuuuuuuuu so much brother!!" Han langsung lari dah dari sana. Sedangkan Lino hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali fokus ke tv.

"Kak, kok Han malah di kasih hadiah anjir?!" Felix sewot lah di sini. Bisa bisanya cuma Han yang dapat hadiah atas kerja keras. Sedangkan dia tidak.

"Han sudah mencari informasi sampai punggung nya sakit. belum lagi dia yang membunuh para tikus itu. Terus Han juga yang membuat berkas informasi anon. Belum lagi dia juga yang membuat company kita menjadi lancar. Bukan kah kita harus berterimakasih pada saudara kita? Kalian tenang saja. Jika kalian seperti Han, aku akan mengizinkan kalian untuk bersama Seungmin sebagai bonus di padat nya kegiatan kita."

Wah, mendengar informasi ini. Semuanya saling melirik satu sama lain. Tentu mereka akan lebih bersemangat lagi bekerja kalau ada hadiah begini. Benar, bangchan memang leader yang terbaik.

Gak. Lebih tepatnya tunangan Seungmin yang paling terbaik.
.
.
.
.
Note Author : jangan lupa vote dan komentar disini

Me or the Truth? || Kim Seungmin x Straykids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang